28.2 C
Jakarta
17 September 2024, 2:39 AM WIB

Indukan & Bibit Babi di Sentra Peternakan Diserang Penyakit Misterius

KUBUTAMBAHAN – Penyakit misterius yang menyerang babi di Kabupaten Buleleng, masih belum mengendur.

Setelah sebelumnya menyerang babi-babi warga di Desa Bungkulan, kini penyakit serupa juga muncul di Desa Bila.

Bahkan babi-babi yang dipelihara di PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS) yang notabene peternakan babi terbesar di Buleleng, ikut terserang penyakit.

Hingga kemarin, tercatat ada 116 ekor babi yang mati di peternakan tersebut. Penyebab penyakitnya pun masih misterius hingga kini.

Kasus kematian ternak itu pertama kali dilaporkan terjadi pada Selasa (18/2) pekan lalu. Saat itu hanya ada lima ekor yang mati mendadak.

Semula pengelola tak menaruh curiga terhadap kematian tersebut. Semakin hari, kasus kematian pun makin banyak.

Akhirnya kasus kematian itu dilaporkan pada pihak desa, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, dan Dinas Pertanian Buleleng.

“Gejala awalnya itu tidak mau makan. Biasanya sehari, kadang tidak sampai sehari, dari mulutnya keluar busa, lalu keluar darah, akhirnya mati.

Saya sudah hubungi dokter hewan. Kemarin dari Dinas Pertanian sudah datang dan hari ini (kemarin, Red) akan ambil sampel,” kata Nyoman Suardana, pengawas ternak di PT. ABS.

Suardana menyebut, penyakit tersebut hanya menyerang indukan. Terutama indukan yang dalam kondisi bunting.

“Kalau yang lain, itu masih kuat. Ini yang indukan, terutama yang bunting itu yang dihajar. Makanya indukan sekalian anaknya itu mati. Semua sudah kami kubur,” imbuhnya.

Sementara itu Camat Kubutambahan Made Suyasa mengatakan, pihaknya telah meminta desa melakukan pengawasan secara ketat terhadap peristiwa tersebut.

Seluruh babi yang mati, diminta dikubur dengan baik. Sehingga tak sampai menyebarkan penyakit lain, yang berujung pada polemik di masyarakat.

“Penanganannya harus baik. Bangkainya biar dikubur. Kami harap ini tidak jadi masalah baru, karena selama ini kan sudah

sering ada gesekan dengan masyarakat. Nanti kami carikan win-win solution biar tidak resah dan menjadi polemik,” kata Suyasa.

Disisi lain, tim dari Dinas Pertanian Buleleng dan Balai Besar Veteriner (BB Vet) Denpasar telah mengambil sampel terhadap babi-babi yang mati dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Distan menyatakan kini masih menanti hasil uji laboratorium dari BB Vet, terkait penyakit yang menyerang babi di Desa Bila.

KUBUTAMBAHAN – Penyakit misterius yang menyerang babi di Kabupaten Buleleng, masih belum mengendur.

Setelah sebelumnya menyerang babi-babi warga di Desa Bungkulan, kini penyakit serupa juga muncul di Desa Bila.

Bahkan babi-babi yang dipelihara di PT. Anugerah Bersama Sukses (ABS) yang notabene peternakan babi terbesar di Buleleng, ikut terserang penyakit.

Hingga kemarin, tercatat ada 116 ekor babi yang mati di peternakan tersebut. Penyebab penyakitnya pun masih misterius hingga kini.

Kasus kematian ternak itu pertama kali dilaporkan terjadi pada Selasa (18/2) pekan lalu. Saat itu hanya ada lima ekor yang mati mendadak.

Semula pengelola tak menaruh curiga terhadap kematian tersebut. Semakin hari, kasus kematian pun makin banyak.

Akhirnya kasus kematian itu dilaporkan pada pihak desa, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, dan Dinas Pertanian Buleleng.

“Gejala awalnya itu tidak mau makan. Biasanya sehari, kadang tidak sampai sehari, dari mulutnya keluar busa, lalu keluar darah, akhirnya mati.

Saya sudah hubungi dokter hewan. Kemarin dari Dinas Pertanian sudah datang dan hari ini (kemarin, Red) akan ambil sampel,” kata Nyoman Suardana, pengawas ternak di PT. ABS.

Suardana menyebut, penyakit tersebut hanya menyerang indukan. Terutama indukan yang dalam kondisi bunting.

“Kalau yang lain, itu masih kuat. Ini yang indukan, terutama yang bunting itu yang dihajar. Makanya indukan sekalian anaknya itu mati. Semua sudah kami kubur,” imbuhnya.

Sementara itu Camat Kubutambahan Made Suyasa mengatakan, pihaknya telah meminta desa melakukan pengawasan secara ketat terhadap peristiwa tersebut.

Seluruh babi yang mati, diminta dikubur dengan baik. Sehingga tak sampai menyebarkan penyakit lain, yang berujung pada polemik di masyarakat.

“Penanganannya harus baik. Bangkainya biar dikubur. Kami harap ini tidak jadi masalah baru, karena selama ini kan sudah

sering ada gesekan dengan masyarakat. Nanti kami carikan win-win solution biar tidak resah dan menjadi polemik,” kata Suyasa.

Disisi lain, tim dari Dinas Pertanian Buleleng dan Balai Besar Veteriner (BB Vet) Denpasar telah mengambil sampel terhadap babi-babi yang mati dalam kurun waktu sepekan terakhir.

Distan menyatakan kini masih menanti hasil uji laboratorium dari BB Vet, terkait penyakit yang menyerang babi di Desa Bila.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/