GEROKGAK – Musim kemarau yang berlangsung belakangan ini memicu kebakaran pada kawasan perbukitan hutan Banyupoh yang berada di Desa Banyupoh, Gerokgak.
Meski tidak ada kerugian yang timbulkan, namun masyarakat sekitar diimbau untuk mengurangi aktivitas di hutan.
Pantauan Jawa Pos Radar Bali, kebakaran hutan di Bukit Banyupoh menjalar ke perbukitan bagian atas Dokdiklatpur Pulaki.
Bahkan, api mengarah ke Gunung Asah bagian samping Pura Pulaki. Menurut informasi kebakaran terjadi sejak Minggu sore lalu sekitar pukul 14.00 hingga tengah malam.
Memastikan kondisi kawasan hutan yang terbakar, Kasilinmas Trantib, anggota Satpol PP kecamatan Gerokgak berserta Kelian Banjar Dinas Melanting turun ke lokasi kemarin.
Mereka datang untuk mengecek secara pasti pemicu kebakaran hutan di kawasan perbukitan Banyupoh.
Kelian Banjar Dinas Melanting Made Muliawan ditemui di lokasi mengatakan, dari identifikasi sementara, luas area hutan yang terbakar mencapai 25 hektare.
Lokasi kebakaran berada di tiga banjar dinas. Yakni Banjar Dinas Karangsari, Kerta Kawat, dan Banjar Dinas Melanting.
Api mulai terlihat diatas perbukitan sejak Minggu siang pukul 14.00 dan mulai membesar lalu menjalar pada malamnya sekitar pukul 24.00.
Bahkan, pada pukul 03.00 pagi api masih merambat ke areal hutan bagian atas Gunung Asah Pura Pulaki.
“Sebagian besar yang terbakar adalah ranting pohon dan rumput ilalang yang berada di bukit karena kondisinya kering.
Dugaan kami, kebakaran karena gesekan antarpohon atau semak yang sudah kering lantas tertiup angin. Sehingga menimbulkan percikan api,” ungkapnya.
Muliawan menambahkan kendati terjadi kebakaran, namun tidak sampai ke rumah atau pemukiman penduduk.
Api juga tidak sampai mengenai tanaman warga dan sampai ke Pura Pulaki. Pemadaman api tidak dilakukan oleh warga karena api padam sendiri.
“Kami sempat memang ditawarkan Damkar, namun kondisi medan ke lokasi yang terjal, damkar sulit untuk masuk. Api biasanya padam sendiri,” tegasnya.
Kawasan Bukit Banyupoh setiap kali musim seperti sekarang ini. Kerap terjadi kebakaran hutan. Untuk mengurangi potensi kebakaran kembali terjadi,
pihaknya menghimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di puncak bukit. Seperti mencari kayu bakat dan rumput.
“Selain itu kami juga imbau masyarakat untuk tidak membuang putung rokok sembarang atau membakar apa saja di daerah hutan mengingat bagian hutan sudah mengalami kekeringan,” pungkasnya.