33.8 C
Jakarta
27 April 2024, 15:13 PM WIB

Sebelum Didiagnosis Cerebral Palsy, Kehamilan Bintara Dianggap Normal

GIANYAR – I Komang Bintara Putra, balita 4 bulan dilaporkan tengah mengidap penyakit gangguan otak atau Cerebral Palsy.

Akibat penyakit yang dideritanya, putra ketiga I Ketut Sadia, 31, dan Ni Komang Lestari, 25, warga Banjar Kulu, Desa Kulu, Kecamatan Tampaksiring, itu mengalami rontok pada bagian rambut dan berat badannya turun drastis.

Menurut Sadia, saat istrinya mengandung anak ketiganya, tidak masalah. “Hamil biasa. Rutin cek ke bidan dan di USG. Perkiraan memang maju sekitar 17 hari,” ujar Sadia.

Mengenai keluhan selama mengandung, hanya mengeluh kondisi kesehatan biasa saja. “Kalau keluhan, istri saya sempat mual-mual tidak enak makan. Padahal usia kandungan sudah tua, hampir lahir,” terangnya.

Selain pengobatan medis, Komang Bintara juga diajak terapi di Yayasan Anak di Lodtunduh, Ubud. “Dari Yayasan juga bantu kasi susu, biar mau nambah berat badan Komang,” jelasnya. 

Sebelumnya, Ketut Sadia ini sempat transmigrasi ke Gorontalo, Sulawesi. Bahkan Sadia juga lahir di Sulawesi.

Baru tahun 2008 dia balik ke Tampaksiring untuk mengikuti acara metatah. Sejak saat itu, ia menetap di rumah keluarganya di Banjar Kulu.

“Pas saat itu ketemu jodoh, menikah dan sampai sekarang tinggal disini,” ujarnya. Dari pernikahannya itu, Ketut Sadia dikaruniai 3 anak. Anak pertama dan kedua perempuan, mereka lahir dan tumbuh normal.

GIANYAR – I Komang Bintara Putra, balita 4 bulan dilaporkan tengah mengidap penyakit gangguan otak atau Cerebral Palsy.

Akibat penyakit yang dideritanya, putra ketiga I Ketut Sadia, 31, dan Ni Komang Lestari, 25, warga Banjar Kulu, Desa Kulu, Kecamatan Tampaksiring, itu mengalami rontok pada bagian rambut dan berat badannya turun drastis.

Menurut Sadia, saat istrinya mengandung anak ketiganya, tidak masalah. “Hamil biasa. Rutin cek ke bidan dan di USG. Perkiraan memang maju sekitar 17 hari,” ujar Sadia.

Mengenai keluhan selama mengandung, hanya mengeluh kondisi kesehatan biasa saja. “Kalau keluhan, istri saya sempat mual-mual tidak enak makan. Padahal usia kandungan sudah tua, hampir lahir,” terangnya.

Selain pengobatan medis, Komang Bintara juga diajak terapi di Yayasan Anak di Lodtunduh, Ubud. “Dari Yayasan juga bantu kasi susu, biar mau nambah berat badan Komang,” jelasnya. 

Sebelumnya, Ketut Sadia ini sempat transmigrasi ke Gorontalo, Sulawesi. Bahkan Sadia juga lahir di Sulawesi.

Baru tahun 2008 dia balik ke Tampaksiring untuk mengikuti acara metatah. Sejak saat itu, ia menetap di rumah keluarganya di Banjar Kulu.

“Pas saat itu ketemu jodoh, menikah dan sampai sekarang tinggal disini,” ujarnya. Dari pernikahannya itu, Ketut Sadia dikaruniai 3 anak. Anak pertama dan kedua perempuan, mereka lahir dan tumbuh normal.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/