33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 12:08 PM WIB

Terdampak Virus Corona, Petambak Ikan Nener Mulai Merana

GEROKGAK, – Wabah virus corona (Covid-19) tak hanya berdampak terhadap kunjungan wisata ke Bali.

 

Namun akibat wabah ini juga dirasakan para pengusaha tambak ikan nener di Buleleng.

 

Sejak virus asal negeri tirai bambu itu muncul dan menyebar ke beberapa negara di Asia Tenggara. Jumlah ekspor ikan nener mengalami penurunan drastis. 

 

Nur Kholik salah satu pengusaha pembudidaya benih ikan nener di Banjar Dinas Gondol, Desa Penyambangan, Gerokgak mengaku sudah dua bulan (Januari dan Februari) 2020 pengiriman eksport ikan nener mulai seret. Meski saat ini harga ikan nener mulai normal di pasar dunia.

 

“Seretnya pengiriman eksport ikan nener dipicu karena virus corona. Biasa dari Indonesia kirim benih ikan nener ke negara Filipina dan Thailand. Kemudian kedua negara tersebut membudidaya ikan nener. Setelah ikan nener ukuran siap dikonsumsi baru dikirim kembali ke daerah Cina,” kata Nur Kholik, Selasa (25/2).

 

Kondisi seperti tidak hanya terjadi pada pengusaha tambak ikan nener di Bali. Tetapi juga daerah Kalimantan. 

 

“Faktor lainnya setelah virus corona muncul. Sulitnya masuk barang ke Cina, sehingga itu memunculkan eksport ikan menurun,” ucapnya.

 

Diakui Nur Kholik, benih ikan nener memang di bulan Januari sampai April selalu ramai dengan permintaan eksport. Sekarang tidak demikian. 

 

“Sehari kalau musim eksport saat ini kami bisa kirim keluar negeri 2 juta ekor sampai 3 juta ekor. Kini mampu setengah dari itu,” ungkapnya.

 

Lanjutnya harga benih ikan nener saat inibmencapai harga yang ideal dipasar ekspor. Benih ikan nener seharga Rp 25-30 rupiah per/ekornya. 

 

“Sebagai pengusaha tambak kami hanya bisa berdoa dan berharap virus ini bisa dihentikan penyebaran. Sehingga pasar eksport kembali normal,” pungkasnya.

 

Hal senada juga diakui pengusaha tambak benih ikan nener Nyoman Suitra turunnya permintaan eksport benih ikan nener ke luar negeri setindak berpengaruh juga terhadap kelangsungan pembudidayakan tambak nener. Karena kos biaya operasional yang cukup tinggi. 

 

“Mulai turun permintaan benih ikan nener, disaat virus corona melanda Cina, dan ini sudah terjadi dua bulan lalu. Kami belum tahu kapan permintaan eksport akan kembali normal,” pungkasnya. 

GEROKGAK, – Wabah virus corona (Covid-19) tak hanya berdampak terhadap kunjungan wisata ke Bali.

 

Namun akibat wabah ini juga dirasakan para pengusaha tambak ikan nener di Buleleng.

 

Sejak virus asal negeri tirai bambu itu muncul dan menyebar ke beberapa negara di Asia Tenggara. Jumlah ekspor ikan nener mengalami penurunan drastis. 

 

Nur Kholik salah satu pengusaha pembudidaya benih ikan nener di Banjar Dinas Gondol, Desa Penyambangan, Gerokgak mengaku sudah dua bulan (Januari dan Februari) 2020 pengiriman eksport ikan nener mulai seret. Meski saat ini harga ikan nener mulai normal di pasar dunia.

 

“Seretnya pengiriman eksport ikan nener dipicu karena virus corona. Biasa dari Indonesia kirim benih ikan nener ke negara Filipina dan Thailand. Kemudian kedua negara tersebut membudidaya ikan nener. Setelah ikan nener ukuran siap dikonsumsi baru dikirim kembali ke daerah Cina,” kata Nur Kholik, Selasa (25/2).

 

Kondisi seperti tidak hanya terjadi pada pengusaha tambak ikan nener di Bali. Tetapi juga daerah Kalimantan. 

 

“Faktor lainnya setelah virus corona muncul. Sulitnya masuk barang ke Cina, sehingga itu memunculkan eksport ikan menurun,” ucapnya.

 

Diakui Nur Kholik, benih ikan nener memang di bulan Januari sampai April selalu ramai dengan permintaan eksport. Sekarang tidak demikian. 

 

“Sehari kalau musim eksport saat ini kami bisa kirim keluar negeri 2 juta ekor sampai 3 juta ekor. Kini mampu setengah dari itu,” ungkapnya.

 

Lanjutnya harga benih ikan nener saat inibmencapai harga yang ideal dipasar ekspor. Benih ikan nener seharga Rp 25-30 rupiah per/ekornya. 

 

“Sebagai pengusaha tambak kami hanya bisa berdoa dan berharap virus ini bisa dihentikan penyebaran. Sehingga pasar eksport kembali normal,” pungkasnya.

 

Hal senada juga diakui pengusaha tambak benih ikan nener Nyoman Suitra turunnya permintaan eksport benih ikan nener ke luar negeri setindak berpengaruh juga terhadap kelangsungan pembudidayakan tambak nener. Karena kos biaya operasional yang cukup tinggi. 

 

“Mulai turun permintaan benih ikan nener, disaat virus corona melanda Cina, dan ini sudah terjadi dua bulan lalu. Kami belum tahu kapan permintaan eksport akan kembali normal,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/