28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:30 AM WIB

Stok PCR dan Rapid Antigen Masih Banyak, Tabanan Belum Lirik Genose

TABANAN – Kendati beberapa daerah di Indonesia salah satunya Yogyakarta yang telah mulai melakukan layanan pemeriksaan Covid-19 dengan menggunakan alat Genose 19, namun Pemkab Tabanan belum melirik.

 

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan I Nyoman Suratmika mengaku pihaknya belum mengarah untuk menggunakan alat Genose 19 salah satu alat pendeteksi Covid-19. Tabanan, katanya, masih akan tetap melakukan pemeriksaaan Covid-19 dengan alat PCR dan alat rapid antigen.

 

“Kita di Tabanan alat rapid antigen dan alat PCR tersedia banyak. Artinya ketersedian stok alat PCR dan rapid antigen masih mencukupi. Alat PCR dan rapid juga diberikan gratis dari provinsi,” kata dr. Suratmika, Kamis (25/2).

 

Mengenai ketersedian alat PCR dan alat rapid antigen disesuaikan dengan kebutuhan di Tabanan. Karena alat didrop dari bantuan pemerintah provinsi.

Drop alat PCR misalnya setiap kali diberikan bisa mencapai 1000 picies. Kemudian alat rapid antigen mencapai 500 picies.

 

“Jadi kapan pun kita minta di provinsi akan memberikan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jika ketersedian alat menipis baru kita minta dan diberikan secara gratis,” ungkapnya.

 

Menurut dr. Suratmika alat Genose 19 sejatinya bagus untuk diterapkan dalam mendeteksi Covid-19. Karena mudah cara penggunaan dan murah harganya. Akan tetapi jumlah alat tersebut masih terbatas. Bahkan saat ini masih tahap produksi.

 

Untuk di Bali sendiri salah salah satu Kabupaten di Bali yakni Badung sudah mencanangkan untuk menggunakan alat tersebut. Agar dapat melakukan pemeriksaan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

 

“Badung saya dengar ingin membeli alat Genose 19, namun masih terbatas alat tersebut,” ungkapnya.

 

Suratmika menambahkan, banyak alat untuk mendeteksi Covid-19. Lagi-lagi bicara akurasi. Alat untuk screening diagnosis pasti yang saat ini masih sudah banyak digunakan hanyalah alat PCR dan memenuhi syarat uji yang ditetapkan pemerintah. Bahkan menjadi standar dunia yang ditetapkan WHO.

 

“Kita tetap pendekatan dengan alat PCR untuk alat diagnose pasien Covid-19, karena lebih akurat dan terukur. Apalagi Tabanan berstatus zona merah dan perlu pendeteksian Covid-19 secara langsung,” terangnya.

 

Sekedar diketahui alat Genose 19 merupakan karya anak negeri. Alat tersebut dibuat oleh Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi Covid-19 cukup melalui embusan napas. Bahkan alat tersebut telah mendapat persetujuan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.

 

Meski demikian, Genose masih menimbulkan pro-kontra di kalangan ilmuwan. Salah satunya, menilai embusan napas tidak bisa untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2.

TABANAN – Kendati beberapa daerah di Indonesia salah satunya Yogyakarta yang telah mulai melakukan layanan pemeriksaan Covid-19 dengan menggunakan alat Genose 19, namun Pemkab Tabanan belum melirik.

 

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan I Nyoman Suratmika mengaku pihaknya belum mengarah untuk menggunakan alat Genose 19 salah satu alat pendeteksi Covid-19. Tabanan, katanya, masih akan tetap melakukan pemeriksaaan Covid-19 dengan alat PCR dan alat rapid antigen.

 

“Kita di Tabanan alat rapid antigen dan alat PCR tersedia banyak. Artinya ketersedian stok alat PCR dan rapid antigen masih mencukupi. Alat PCR dan rapid juga diberikan gratis dari provinsi,” kata dr. Suratmika, Kamis (25/2).

 

Mengenai ketersedian alat PCR dan alat rapid antigen disesuaikan dengan kebutuhan di Tabanan. Karena alat didrop dari bantuan pemerintah provinsi.

Drop alat PCR misalnya setiap kali diberikan bisa mencapai 1000 picies. Kemudian alat rapid antigen mencapai 500 picies.

 

“Jadi kapan pun kita minta di provinsi akan memberikan dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jika ketersedian alat menipis baru kita minta dan diberikan secara gratis,” ungkapnya.

 

Menurut dr. Suratmika alat Genose 19 sejatinya bagus untuk diterapkan dalam mendeteksi Covid-19. Karena mudah cara penggunaan dan murah harganya. Akan tetapi jumlah alat tersebut masih terbatas. Bahkan saat ini masih tahap produksi.

 

Untuk di Bali sendiri salah salah satu Kabupaten di Bali yakni Badung sudah mencanangkan untuk menggunakan alat tersebut. Agar dapat melakukan pemeriksaan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke Bali.

 

“Badung saya dengar ingin membeli alat Genose 19, namun masih terbatas alat tersebut,” ungkapnya.

 

Suratmika menambahkan, banyak alat untuk mendeteksi Covid-19. Lagi-lagi bicara akurasi. Alat untuk screening diagnosis pasti yang saat ini masih sudah banyak digunakan hanyalah alat PCR dan memenuhi syarat uji yang ditetapkan pemerintah. Bahkan menjadi standar dunia yang ditetapkan WHO.

 

“Kita tetap pendekatan dengan alat PCR untuk alat diagnose pasien Covid-19, karena lebih akurat dan terukur. Apalagi Tabanan berstatus zona merah dan perlu pendeteksian Covid-19 secara langsung,” terangnya.

 

Sekedar diketahui alat Genose 19 merupakan karya anak negeri. Alat tersebut dibuat oleh Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi Covid-19 cukup melalui embusan napas. Bahkan alat tersebut telah mendapat persetujuan izin edar dari Kementerian Kesehatan RI.

 

Meski demikian, Genose masih menimbulkan pro-kontra di kalangan ilmuwan. Salah satunya, menilai embusan napas tidak bisa untuk mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/