28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:18 AM WIB

Dilirik Pasar Ekspor, Gula Semut Desa Besan Didorong Menggeliat Lagi

SEMARAPURA – Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung adalah salah satu desa di Kabupaten Klungkung yang warganya berprofesi sebagai perajin gula semut. Namun hanya beberapa saja yang saat ini masih bertahan.

 

Padahal gula semut yang diproduksi perajin di desa itu memenuhi sejumlah persyaratan ekspor. Apalagi Direktorat Jenderal Bea Cukai melirik gula semut diekspor ke India. Untuk itu warga setempat akan kembali didorong untuk mau menggeluti sektor tersebut.

 

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, I Wayan Ardiasa, Kamis (25/2) mengungkapkan, warga Desa Besan sudah sejak lama memproduksi gula semut untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun karena waktu itu pemasaran kurang maksimal ditambah proses produksi yang cukup menguras waktu dibandingkan membuat gula merah atau batok, akhirnya hanya beberapa perajin gula semut saja yang masih bertahan.

 

“Selebihnya sudah mati suri,” katanya.

 

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro,Tjokorda Istri Agung Wiradnyani menambahkan, sulitnya mencari tukang sadap nira kelapa sebagai bahan baku utama juga menjadi salah satu kendala produksi.

 

“Kemarin Pak Kadis Koperasi Propinsi Bali sempat menyampaikan ada alat untuk memudahkan dalam menyadap nira. Juga disampaikan akan dibantu bibit pohon kelapa yang tumbuhnya tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan dalam menyadap nira,” ujarnya.

 

Menindak lanjuti rapat dengan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang), di mana Dirjen Bea Cukai melirik gula semut Desa Besan sebagai produk ekspor, pihaknya mengaku telah melakukan pendataan dan penjajakan kepada perajin gula semut di Desa Besan. Ternyata perajin gula semut Desa Besan memiliki kualitas produk yang mampu memenuhi syarat ekspor. Bahkan produk gula semut perajin itu sudah memiliki konsumen tetap asal Hongaria.

 

“Hanya saja jumlah perajinnya hanya tersisa sedikit sehingga belum bisa memproduksi dalam jumlah besar. Karena itu kami sudah sarankan pihak desa agar menghidupkan kembali sektor gula semut yang sebelumnya jumlahnya puluhan perajin ini. Apalagi dari Bea Cukai siap memberikan pelatihan dan pendampingan selama satu tahun,” ungkapnya.

 

SEMARAPURA – Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung adalah salah satu desa di Kabupaten Klungkung yang warganya berprofesi sebagai perajin gula semut. Namun hanya beberapa saja yang saat ini masih bertahan.

 

Padahal gula semut yang diproduksi perajin di desa itu memenuhi sejumlah persyaratan ekspor. Apalagi Direktorat Jenderal Bea Cukai melirik gula semut diekspor ke India. Untuk itu warga setempat akan kembali didorong untuk mau menggeluti sektor tersebut.

 

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Klungkung, I Wayan Ardiasa, Kamis (25/2) mengungkapkan, warga Desa Besan sudah sejak lama memproduksi gula semut untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun karena waktu itu pemasaran kurang maksimal ditambah proses produksi yang cukup menguras waktu dibandingkan membuat gula merah atau batok, akhirnya hanya beberapa perajin gula semut saja yang masih bertahan.

 

“Selebihnya sudah mati suri,” katanya.

 

Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro,Tjokorda Istri Agung Wiradnyani menambahkan, sulitnya mencari tukang sadap nira kelapa sebagai bahan baku utama juga menjadi salah satu kendala produksi.

 

“Kemarin Pak Kadis Koperasi Propinsi Bali sempat menyampaikan ada alat untuk memudahkan dalam menyadap nira. Juga disampaikan akan dibantu bibit pohon kelapa yang tumbuhnya tidak terlalu tinggi sehingga memudahkan dalam menyadap nira,” ujarnya.

 

Menindak lanjuti rapat dengan Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Baperlitbang), di mana Dirjen Bea Cukai melirik gula semut Desa Besan sebagai produk ekspor, pihaknya mengaku telah melakukan pendataan dan penjajakan kepada perajin gula semut di Desa Besan. Ternyata perajin gula semut Desa Besan memiliki kualitas produk yang mampu memenuhi syarat ekspor. Bahkan produk gula semut perajin itu sudah memiliki konsumen tetap asal Hongaria.

 

“Hanya saja jumlah perajinnya hanya tersisa sedikit sehingga belum bisa memproduksi dalam jumlah besar. Karena itu kami sudah sarankan pihak desa agar menghidupkan kembali sektor gula semut yang sebelumnya jumlahnya puluhan perajin ini. Apalagi dari Bea Cukai siap memberikan pelatihan dan pendampingan selama satu tahun,” ungkapnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/