GIANYAR – Sebelum Hari Suci Nyepi, warga Gianyar yang merantau ke luar negeri (LN) berbondong-bondong pulang kampung.
Apalagi setelah ada imbauan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi agar warga negara Indonesia yang ada di luar negeri pulang kampung sebelum penerbangan tutup.
Dampaknya, ratusan pekerja migran pulang serempak ke Bali. Sayangnya, tak semua pekerja migran yang pulang dari luar negeri menjalani karantina.
Di luar 10 negara yang terpapar corona, para pekerja migran bisa leluasa pulang kampung setelah menyodorkan kartu kesehatan di bandara.
Tapi, dampaknya kita bisa rasakan sekarang. Satu per satu pekerja migran mengeluh sakit demam. Seperti yang dialami pekerja migran asal Banjar Gentong, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Gianyar.
Satu lain pekerja migran asal Banjar Tebasaya, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar. Keduanya dilaporkan mengalami demam sepulang dari luar negeri.
Klian Banjar Gentong, Desa Tegallalang, Sila, yang dihubungi Jawa Pos Radar Bali Kamis (26/3) pagi membenarkan ada satu warganya demam sepulang dari Turki.
“Kami ada 3 warga baru pulang dari luar negeri. Pulang tiga hari lalu sebelum malam Pangerupukan,” ujar Sila.
Namun, satu di antaranya mendadak mengalami demam. Pihaknya berharap Satgas Covid-19 atau Dinas Kesehatan bisa turun ke rumah warga untuk mengecek.
“Supaya warga tidak cemas, kami minta ada pengecekan. Apakah dia harus diam di rumah atau bagaimana?” pinta Sila.
Sementara itu, warga di Tebasaya Peliatan yang demam baru pulang dari Ukraina yang ada di Eropa Timur. Sebelum ke Bali, pekerja migran itu sempat transit di Jakarta.
Kemudian tiba di Peliatan pada malam Pangerupukan. Menurut informasi, yang bersangkutan mengalami demam disertai sesak napas.