29.2 C
Jakarta
27 Oktober 2024, 0:57 AM WIB

Pandemi Covid-19, Waisak Hari Ini Tanpa Puja Bakti

SINGARAJA – Hari Raya Waisak 2565 BE yang jatuh pada Rabu (26/5) hari ini, dipastikan berjalan tanpa puja bakti.

Pelaksanaan persembahyangan pun akan dilakukan secara terbatas. Mengingat masih dalam suasana pandemi covid-19.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, tak ada aktivitas mencolok di Brahmavihara Arama yang terletak di Desa Banjar Tegeha.

Biasanya jelang Waisak, pihak pengelola akan melakukan pembersihan di wihara terbesar di kawasan Bali Utara itu.

Yayasan Giri Rakito Mahatera yang mengelola wihara tersebut, menyatakan tak ada perayaan apa pun pada hari Waisak.

Biasanya pada hari raya Waisak akan dilakukan puja bakti dan pengusungan relik, tepat pada detik-detik Waisak.

“Sebenarnya tahun ini juga bertepatan dengan 50 tahun berdirinya Brahmavihara Arama. Tapi karena pandemi, tidak ada perayaan secara khusus.

Jadi, sudah dua kali waisak tidak ada puja bakti untuk Tri Suci Waisak,” kata Ida Bagus Rahoela, Ketua Yayasan Giri Rakito Mahatera.

Menurut Rahoela, pihaknya telah menyampaikan himbauan pada umat yang kerap beribadah ke wihara tersebut. Umat diimbau melakukan puja bakti dan meditasi di rumah masing-masing saja.

Namun bila ada umat yang hendak menghaturkan persembahan ke wihara, pihaknya pun tak melarang.

“Kita di Bali ini kan ada tradisi ngaturang canang. Itu tidak bisa kami bendung. Selama tidak bergerombol.

Ini juga sudah kami sampaikan pada pihak kepolisian dan satgas, agar kami dibantu melakukan pengawasan,” katanya.

Hingga kemarin, tak banyak aktivitas yang berlangsung di areal wihara. Biasanya jelang waisak akan ada belasan bahkan puluhan warga yang melakukan meditasi di wihara.

Namun hingga kemarin, hanya ada 7 orang saja yang melakukan meditasi. Dari tujuh orang itu, sebanyak 2 orang berasal dari Jakarta, seorang berasal dari Denpasar,

seorang berasal dari Ukraina, seorang berasal dari Belarusia, seorang berasal dari Uzbekistan, dan seorang lagi berasal dari Afganistan.

“Memang biasanya ramai. Malah bisa sampai 10 hari berturut-turut melakukan meditasi di sini. Tapi karena pandemi, ya kami batasi juga,” tukas Rahoela.

SINGARAJA – Hari Raya Waisak 2565 BE yang jatuh pada Rabu (26/5) hari ini, dipastikan berjalan tanpa puja bakti.

Pelaksanaan persembahyangan pun akan dilakukan secara terbatas. Mengingat masih dalam suasana pandemi covid-19.

Pantauan Jawa Pos Radar Bali, tak ada aktivitas mencolok di Brahmavihara Arama yang terletak di Desa Banjar Tegeha.

Biasanya jelang Waisak, pihak pengelola akan melakukan pembersihan di wihara terbesar di kawasan Bali Utara itu.

Yayasan Giri Rakito Mahatera yang mengelola wihara tersebut, menyatakan tak ada perayaan apa pun pada hari Waisak.

Biasanya pada hari raya Waisak akan dilakukan puja bakti dan pengusungan relik, tepat pada detik-detik Waisak.

“Sebenarnya tahun ini juga bertepatan dengan 50 tahun berdirinya Brahmavihara Arama. Tapi karena pandemi, tidak ada perayaan secara khusus.

Jadi, sudah dua kali waisak tidak ada puja bakti untuk Tri Suci Waisak,” kata Ida Bagus Rahoela, Ketua Yayasan Giri Rakito Mahatera.

Menurut Rahoela, pihaknya telah menyampaikan himbauan pada umat yang kerap beribadah ke wihara tersebut. Umat diimbau melakukan puja bakti dan meditasi di rumah masing-masing saja.

Namun bila ada umat yang hendak menghaturkan persembahan ke wihara, pihaknya pun tak melarang.

“Kita di Bali ini kan ada tradisi ngaturang canang. Itu tidak bisa kami bendung. Selama tidak bergerombol.

Ini juga sudah kami sampaikan pada pihak kepolisian dan satgas, agar kami dibantu melakukan pengawasan,” katanya.

Hingga kemarin, tak banyak aktivitas yang berlangsung di areal wihara. Biasanya jelang waisak akan ada belasan bahkan puluhan warga yang melakukan meditasi di wihara.

Namun hingga kemarin, hanya ada 7 orang saja yang melakukan meditasi. Dari tujuh orang itu, sebanyak 2 orang berasal dari Jakarta, seorang berasal dari Denpasar,

seorang berasal dari Ukraina, seorang berasal dari Belarusia, seorang berasal dari Uzbekistan, dan seorang lagi berasal dari Afganistan.

“Memang biasanya ramai. Malah bisa sampai 10 hari berturut-turut melakukan meditasi di sini. Tapi karena pandemi, ya kami batasi juga,” tukas Rahoela.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/