AMLAPURA – Kerusakan infrastruktur cukup parah terjadi di ruas jalan lingkar Pura Pasar Agung, Selat, Karangasem.
Kerusakan terjadi diruas jalan alternative yang merupakan jalur lingkar timur Pura Pasar Agung, sebudi. Ini merupakan ruas jalan Geriana Kangin—Sukaluwih sepanjang 3,5 km.
Jalan ini merupakan jalur timur Pura Pasar Agung. Kerusakan terjadi di beberapa titik. “Kerusakan ini dibagian bawah,” ujar I Wayan Ardana, Kelian Banjar Dinas Geriana Kauh, Duda Utara, Selat, Karangasem.
Sebelumnya kerusakan terjadi di bagian hulu yakni dari Dusun Sukaluwih—Sogra. Namun. untuk jalur diatas sudah dilakukan pengaspalan sekitar dua tahun lalu.
Sementara itu dibagian bawah jalur tersebut sekarang ini mengalami kerusakan cukup parah. “Jalan ini di aspal terakhir kali tahun 2006, zaman pemerintahan Bupati Geredeg – Wabup Lanang Rai,” ujar Wayan Ardana.
Warga berharap agar jalan ini bisa segera mendapat penanganan. Karena selain jalur menuju Pura Pasar Agung, jalan ini juga isa menuju Desa Amertha Buana seperti Dusun Sukaluwih dan Geriana Kauh serta Geriana Kangin.
Selain itu jalur ini juga merupakan jalur evakuasi jika terjadi erupsi Gunung Agung. Karena itu warga berharap Pemkab Karangasem bisa segera mengaspal jalan tersebut.
Karena jalan ini juga bisa membangkitkan perekonomian karena banyak kebun warga di bagian atas. Selain itu juga ada pemukiman penduduk.
Warga bagian atas seperti Sogra untuk pergi ke Pasar Pesangkan dan Selat, Karangasem menggunakan jalan ini.
Selain itu jalan ini juga merupakan jalan utama menuju Banjar Adat Bukit Galah. Tanpa jalan ini warga Bukit Galah akan terisolir.
Harapan yang sama juga dikemukakan Jro Mangku Kadek asal Bukit Galah. Dirinya berharap jalan ini segera di perbaiki dan diaspal.
Karena dengan kondisi saat ini terlebih lagi saat musim hujan akan sangat berbahaya buat pengguna jalan.
Selaian itu jalur ini merupakan tanjakan dan cukup labil. Hal yang sama juga disampaikan Kelian Banjar Sukaluwih I Wayan Seriasa. “Jalan ini juga dimanfaatkan warga kami kalau mau ke kota Karangasem,” ujarnya.
Saat hujan seperti saat ini jalan menjadi seperti sungai. Karena air akan mengalir di atas aspal sehingga begitu hujan selesai maka material berupa pasir berserakan diatas jalan.
Akibatnya jalan menjadi sangat licin. Karena itu selaian dilakukan pengapalan juga diharapkan dibuat selokan untuk jalan air hujan.
“Tahun 2006 jalan ini diperjuangkan anggota DPRD saat itu Pak Sekep (I Wayan Sekep red),” ujar Wayan Seriasa.
Saat ini Desa Amerta Bhuana tidak ada wakil rakyat sehingga tidak ada memperjuangkan lagi jalan tersebut agar dapat perbaikan.