33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 13:09 PM WIB

Pulang Paksa, Korban Pencabulan Paman Bejat Butuh Dukungan Moril

SINGARAJA – Korban pencabulan sang paman, sebut saja Mawar, kini sudah kembali ke Buleleng. Ia disebut menghuni sebuah rumah aman milik salah seorang relawan di Buleleng.

Pihak keluarga memilih mengajak Mawar pulang paksa ke Buleleng. Sementara ini ia harus dirawat di rumah aman, dan belum diizinkan kembali ke rumah karena masih berpotensi menyebabkan korban depresi.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Bali, kemarin sempat melihat langsung kondisi Mawar di rumah aman.

Dinas P3A yang didampingi Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali serta Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Dari hasil pemantauan, kesehatan Mawar kini disebut belum stabil. Meski demikian, kondisinya sudah mulai membaik dari sebelum-sebelumnya.

“Makan sedikit-sedikit sudah bisa, tangan sudah bisa bergerak, cuma komunikasi belum,” kata Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (PHP-PKA) dr. Kadek Iwan Darmawan.

Iwan mengatakan, pihaknya bersama para pendamping tengah berupaya memulihkan kondisi korban.

Baik dari sisi fisik serta psikis. Sehingga bisa dilakukan pengambilan visum et repertum (VER) maupun visum psikiatrum.

Mawar juga diharapkan bisa semakin cepat pulih dan bisa beraktifitas seperti biasa. Iwan menyebut Mawar sangat membutuhkan dukungan dari pihak-pihak terdekat, karena tekanan psikisnya yang teramat berat.

“Sekarang dia hanya butuh sahabat terdekat dan keluarga-keluarganya yang bisa dipercaya. Itu saja kuncinya. Paling tidak dia ada teman yang dipercaya untuk berbagi, sehingga dia mau makan,” ujar Iwan. 

SINGARAJA – Korban pencabulan sang paman, sebut saja Mawar, kini sudah kembali ke Buleleng. Ia disebut menghuni sebuah rumah aman milik salah seorang relawan di Buleleng.

Pihak keluarga memilih mengajak Mawar pulang paksa ke Buleleng. Sementara ini ia harus dirawat di rumah aman, dan belum diizinkan kembali ke rumah karena masih berpotensi menyebabkan korban depresi.

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Bali, kemarin sempat melihat langsung kondisi Mawar di rumah aman.

Dinas P3A yang didampingi Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali serta Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Dari hasil pemantauan, kesehatan Mawar kini disebut belum stabil. Meski demikian, kondisinya sudah mulai membaik dari sebelum-sebelumnya.

“Makan sedikit-sedikit sudah bisa, tangan sudah bisa bergerak, cuma komunikasi belum,” kata Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (PHP-PKA) dr. Kadek Iwan Darmawan.

Iwan mengatakan, pihaknya bersama para pendamping tengah berupaya memulihkan kondisi korban.

Baik dari sisi fisik serta psikis. Sehingga bisa dilakukan pengambilan visum et repertum (VER) maupun visum psikiatrum.

Mawar juga diharapkan bisa semakin cepat pulih dan bisa beraktifitas seperti biasa. Iwan menyebut Mawar sangat membutuhkan dukungan dari pihak-pihak terdekat, karena tekanan psikisnya yang teramat berat.

“Sekarang dia hanya butuh sahabat terdekat dan keluarga-keluarganya yang bisa dipercaya. Itu saja kuncinya. Paling tidak dia ada teman yang dipercaya untuk berbagi, sehingga dia mau makan,” ujar Iwan. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/