29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 0:56 AM WIB

Santap Sosis Basi Isi Cacing, Begini Pengakuan Korban Keracunan

BANGLI – Proses belajar mengajar di SDN 2 Abuan, Kecamatan Susut Bangli, pada Senin (26/3) terganggu. Sebanyak  14 pelajar mengalami keracunan usai menyantap sosis basi di kantin sekolah mereka.

Mereka yang mengeluh mual, muntah dan pusing langsung dilarikan ke RS Umum Bangli pukul 09.30.

Salah satu korban keracunan, Sang Nyoman Sugiarta mengaku membeli sosis di kantin sebanyak 3 buah seharga Rp 3.000.

“Saya beli tiga, adik saya beli satu. Waktu beli sosis saya tidak lihat ada cacing, tapi setelah di makan ada cacingnya,” ujar Sugiarta didampingi ibunya Sang Ayu Nyoman Ayu.

Kepala SDN 2 Abuan, Luh Putu Sumetri mengaku akan lebih ketat dalam pengawasan makan yang dijual di kantin sekolah.

“Dalam setiap pembinaan kami sudah melarang pengelola kantin menjual makanan yang menggunakan pewarna, mie dan makanan  tidak higines serta menjaga kebersihan kantin,” tegasnya.

Wakil Direktur Pelayanan RS Umum Bangli, I Ketut Darmaja  menyatakan dari hasil observasi kondisi siswa tidak begitu menghawatirkan.

Mereka dipasangi cairan infus. “Kondisinya masih stabil ,beda halnya kalau terus muntah- muntah baru diberi cairan infus,” ungkapnya.

Untuk obat diberikan obat isap pengilang rasa mual. “Melihat kondisinya sebentar lagi mereka bisa boleh dipulangkan” jelasnya. 

BANGLI – Proses belajar mengajar di SDN 2 Abuan, Kecamatan Susut Bangli, pada Senin (26/3) terganggu. Sebanyak  14 pelajar mengalami keracunan usai menyantap sosis basi di kantin sekolah mereka.

Mereka yang mengeluh mual, muntah dan pusing langsung dilarikan ke RS Umum Bangli pukul 09.30.

Salah satu korban keracunan, Sang Nyoman Sugiarta mengaku membeli sosis di kantin sebanyak 3 buah seharga Rp 3.000.

“Saya beli tiga, adik saya beli satu. Waktu beli sosis saya tidak lihat ada cacing, tapi setelah di makan ada cacingnya,” ujar Sugiarta didampingi ibunya Sang Ayu Nyoman Ayu.

Kepala SDN 2 Abuan, Luh Putu Sumetri mengaku akan lebih ketat dalam pengawasan makan yang dijual di kantin sekolah.

“Dalam setiap pembinaan kami sudah melarang pengelola kantin menjual makanan yang menggunakan pewarna, mie dan makanan  tidak higines serta menjaga kebersihan kantin,” tegasnya.

Wakil Direktur Pelayanan RS Umum Bangli, I Ketut Darmaja  menyatakan dari hasil observasi kondisi siswa tidak begitu menghawatirkan.

Mereka dipasangi cairan infus. “Kondisinya masih stabil ,beda halnya kalau terus muntah- muntah baru diberi cairan infus,” ungkapnya.

Untuk obat diberikan obat isap pengilang rasa mual. “Melihat kondisinya sebentar lagi mereka bisa boleh dipulangkan” jelasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/