SINGARAJA – Dinas Pemadam Kebakaran Buleleng sedang dibuat sibuk. Betapa tidak, dalam sehari ada tiga peristiwa kebakaran yang terjadi di penjuru Buleleng.
Dari tiga peristiwa itu, dua kejadian diantaranya membakar bangunan rumah. Sementara satu kejadian lainnya menimpa sebuah kios yang ada di Desa Penarukan.
Peristiwa pertama terjadi sekitar pukul 20.00 Kamis (25/3) malam lalu. Sebuah rumah milik Nyoman Sudiarsana, 63, warga Banjar Dinas Kaja Kauh, Desa Tamblang, nyaris ludes dilahap api.
Menurut salah seorang warga, Nyoman Kurniada, 52, saat itu ia tengah menemani istrinya berjualan. Tiba-tiba ia melihat kobaran api membubung.
Hanya saja saat itu Kurniada tak tahu pasti rumah siapa yang terbakar. Ia memutuskan segera menghubungi aparat desa dan petugas pemadam.
Api akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 21.00 malam. Dampaknya sebuah kasur, lemari pakaian, dan atap rumah rusak karena dilahap api.
Sementara rumah masih berdiri tegak, karena api tak sampai membakar tembok rumah. Peristiwa kebakaran lainnya terjadi di Desa Kalibukbuk, sekitar pukul 01.00 Jumat (26/3) dini hari.
Rumah milik Wayan Nike, 75, tiba-tiba dilahap api. Beruntung rumah dalam kondisi kosong, sehingga tak ada korban jiwa.
Saat itu salah seorang warga, yakni Kadek Arsini tiba-tiba melihat kobaran api dari rumah korban. Arsini pun membangunkan suaminya Wayan Mudiar.
Mudiar langsung mendatangi rumah anak pemilik rumah, Nyoman Arsana, yang berjarak beberapa ratus meter dari lokasi kejadian.
Dampaknya rumah berukuran 6×9 meter itu ludes terbakar. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebab pemilik rumah sedang bermalam di rumah anaknya.
Kebakaran lainnya terjadi pada salah satu kios yang ada di Pasar Penarukan, Singaraja. Sebuah kios yang selama ini dikelola Desak Nyoman Pusparini, 30, tiba-tiba terbakar.
Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 10.20 pagi kemarin (26/3). Api dengan cepat berhasil dipadamkan, sehingga tak sampai merembet ke kios lain.
Kasubbag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya mengatakan, kebakaran yang terjadi di Pasar Penarukan diduga karena pemilik kios lupa mematikan dupa.
“Berdasar keterangan pemilik kios, memang dia sempat sembahyang sekitar jam 07.00 pagi. Kemudian jam 08.00 itu kiosnya sudah tutup,
karena pasar juga sudah sepi. Hanya saja pemilik kios ini tidak bisa memastikan apakah dupa itu sudah mati atau belum,” kata Iptu Sumarjaya.