26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:36 AM WIB

Memasuki Libur Sekolah, Sopir Angkutan Siswa Gratis Pusing

SEMARAPURA – Liburan kenaikan kelas memang sangat ditunggu-tunggu para siswa. Sayang, di tengah kebahagiaan itu, puluhan sopir Angkutan Siswa Gratis Kabupaten Klungkung harus memutar otak untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Lantaran saat liburan sekolah mereka hanya bisa mengandalkan pendapatan dari mengantar penumpang umum.

Beda halnya ketika para siswa sekolah, mereka bisa mendapatkan upah berkisar Rp 110 ribu per hari dari mengantar ribuan siswa SMP di Kecamatan Klungkung secara gratis.

Ketut Muncar, salah seorang sopir program Angkutan Siswa Gratis kemarin (26/5) menuturkan, program Angkutan Siswa Gratis yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Klungkung pada 29 Oktober 2017 sangat membantu dirinya.

Kondisi mobil angkutan yang sudah tua meski masih aman dioperasikan itu pasalnya tidak mendapat trayek sehingga tidak bisa leluasa untuk mencari penumpang.

Sementara untuk pendapatan dari mengantar penumpang umum, dia hanya bisa mengandalkan sejumlah pelanggan yang jumlahnya tidak banyak.

“Kalau saya kan punya pelanggan pedagang. Kalau teman-teman yang lain belum tentu punya pelanggan. Sekarang orang yang memanfaatkan angkutan tidak banyak.

Jadi, program ini sangat membantu sekali,” katanya. Menurut Muncar, untuk satu kali antar dan satu kali jemput siswa SMP di Kecamatan Klungkung, dia mengaku mendapat upah Rp 55 ribu.

Rata-rata upah yang didapat sebesar Rp 110 ribu per harinya. Jumlah itu cukup membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah sepinya penumpang.

“Yang dulunya berhenti menjadi sopir, sekarang balik lagi jadi sopir. Banyak yang juga balik nama kendaraannya,” ujar kakek berumur 67 tahun ini.

Dia  hanya diharuskan menjemput siswa di sejumlah titik kumpul sejak pukul 06.00. Lalu mengantarkan siswa pulang saat siang hari. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah saat siswa libur.

Itu lantaran upah yang diberikan berdasar kinerja. Sehingga saat siswa libur, dia tidak dapat upah.

“Apalagi kalau libur kenaikan kelas, itu bisa sampai berminggu-minggu. Jadi dari sekarang harus pintar-pintar atur uang. Kalau tidak bisa, ya terpaksa utang dulu,” bebernya.

Hal senada diungkap AA Mayun. Menurutnya, program Angkutan Siswa Gratis ini sangat membantu dirinya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah sepinya orang yang memanfaatkan angkutan umum.

Untuk itu pihaknya berharap program ini bisa berkembang, tidak hanya untuk melayani siswa SMP di Kecamatan Klungkung namun juga calon siswa SMP di Kabupaten Klungkung.

Sehingga setiap harinya dia bisa bekerja dan mendapat upah. “Siapa pun pemimpin Kabupaten Klungkung nanti, saya berharap agar program Angkutan Siswa Gratis ini bisa terus dilanjutkan.

Karena kami tidak bisa mengandalkan penumpang umum lagi. Apa lagi kami yang sudah tua-tua ini mau kerja apa lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, I Nyoman Sucitra mengungkapkan saran para sopir itu belum bisa direalisasikan. Ini lantaran semuanya telah diatur dalam kontrak. 

SEMARAPURA – Liburan kenaikan kelas memang sangat ditunggu-tunggu para siswa. Sayang, di tengah kebahagiaan itu, puluhan sopir Angkutan Siswa Gratis Kabupaten Klungkung harus memutar otak untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Lantaran saat liburan sekolah mereka hanya bisa mengandalkan pendapatan dari mengantar penumpang umum.

Beda halnya ketika para siswa sekolah, mereka bisa mendapatkan upah berkisar Rp 110 ribu per hari dari mengantar ribuan siswa SMP di Kecamatan Klungkung secara gratis.

Ketut Muncar, salah seorang sopir program Angkutan Siswa Gratis kemarin (26/5) menuturkan, program Angkutan Siswa Gratis yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Klungkung pada 29 Oktober 2017 sangat membantu dirinya.

Kondisi mobil angkutan yang sudah tua meski masih aman dioperasikan itu pasalnya tidak mendapat trayek sehingga tidak bisa leluasa untuk mencari penumpang.

Sementara untuk pendapatan dari mengantar penumpang umum, dia hanya bisa mengandalkan sejumlah pelanggan yang jumlahnya tidak banyak.

“Kalau saya kan punya pelanggan pedagang. Kalau teman-teman yang lain belum tentu punya pelanggan. Sekarang orang yang memanfaatkan angkutan tidak banyak.

Jadi, program ini sangat membantu sekali,” katanya. Menurut Muncar, untuk satu kali antar dan satu kali jemput siswa SMP di Kecamatan Klungkung, dia mengaku mendapat upah Rp 55 ribu.

Rata-rata upah yang didapat sebesar Rp 110 ribu per harinya. Jumlah itu cukup membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah sepinya penumpang.

“Yang dulunya berhenti menjadi sopir, sekarang balik lagi jadi sopir. Banyak yang juga balik nama kendaraannya,” ujar kakek berumur 67 tahun ini.

Dia  hanya diharuskan menjemput siswa di sejumlah titik kumpul sejak pukul 06.00. Lalu mengantarkan siswa pulang saat siang hari. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah saat siswa libur.

Itu lantaran upah yang diberikan berdasar kinerja. Sehingga saat siswa libur, dia tidak dapat upah.

“Apalagi kalau libur kenaikan kelas, itu bisa sampai berminggu-minggu. Jadi dari sekarang harus pintar-pintar atur uang. Kalau tidak bisa, ya terpaksa utang dulu,” bebernya.

Hal senada diungkap AA Mayun. Menurutnya, program Angkutan Siswa Gratis ini sangat membantu dirinya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah sepinya orang yang memanfaatkan angkutan umum.

Untuk itu pihaknya berharap program ini bisa berkembang, tidak hanya untuk melayani siswa SMP di Kecamatan Klungkung namun juga calon siswa SMP di Kabupaten Klungkung.

Sehingga setiap harinya dia bisa bekerja dan mendapat upah. “Siapa pun pemimpin Kabupaten Klungkung nanti, saya berharap agar program Angkutan Siswa Gratis ini bisa terus dilanjutkan.

Karena kami tidak bisa mengandalkan penumpang umum lagi. Apa lagi kami yang sudah tua-tua ini mau kerja apa lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung, I Nyoman Sucitra mengungkapkan saran para sopir itu belum bisa direalisasikan. Ini lantaran semuanya telah diatur dalam kontrak. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/