29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 2:35 AM WIB

WASPADA! 83,8 Persen Kasus Penularan Covid-19 di Buleleng Melalui OTG

SINGARAJA – Kelompok Orang Tanpa Gejala (OTG) kini mendominasi kasus covid-19 di Kabupaten Buleleng.

Hal ini berbanding terbalik, saat awal munculnya pandemi covid-19 di Bali Utara. Hingga kini, lebih dari 80 persen kasus berasal dari kelompok OTG.

Data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menunjukkan, kauss terkonfirmasi positif covid-19 di Buleleng kini ada pada angka 93 kasus.

Dari puluhan kasus itu, sebanyak 78 kasus diantaranya berasal dari OTG. Itu berarti 83,8 persen kasus penularan terjadi pada kelompok OTG.

Selain itu, data juga menunjukkan ada 9 Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang dinyatakan positif covid-19, atau 9,67 persen dari total kasus.

Sementara kelompok Pasien Dalam Pemantauan (PDP) hanya 6 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif. Jumlah itu hanya 6,45 persen dari total keseluruhan kasus.

Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengungkapkan, masing-masing kelompok menunjukkan gejala berbeda.

Kelompok PDP misalnya. Pasien yang masuk kelompok ini, menunjukkan gejala demam dan sesak napas, hingga harus mengalami rawat inap.

Sementara ODP hanya menunjukkan gejala ringan seperti demam. Sedangkan OTG, sama sekali tak menunjukkan gejala penyakit apa pun.

“Memang kalau lihat data, sekarang OTG yang mendominasi. Ini berbeda saat awal masa pandemi. Saat itu PDP yang mendominasi. Tapi sekarang OTG yang paling banyak.

Lebih dari 80 persen kasus terkonfirmasi positif, itu orang tanpa gejala,” jelas Suyasa saat memberikan keterangan pers.

Biasanya kasus pada OTG ini ditemukan saat pasien datang ke puskesmas meminta dilakukan rapid test. Saat dites, ternyata hasilnya reaktif.

Karena reaktif, maka tim medis melakukan swab. Setelah dilakukan swab, hasil lab mengonfirmasi bahwa pasien positif covid-19.

“Ada juga yang kami temukan dari tracing kontak pasien positif. Prosedunya kan begitu ada kasus terkonfirmasi positif, kami lakukan tracing.

Kami lakukan rapid dan lakukan swab, ternyata ada yang positif. Padahal yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala apa pun. Ini yang menyebabkan akumulasi kasus yang tinggi,” imbuhnya.

Dengan fakta tersebut, Suyasa menyatakan gugus tugas kini mewaspadai potensi penularan Covid-19 dari kelompok OTG.

Gugus tugas juga menghimbau warga untuk berhati-hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebab covid-19 masih bisa ditularkan, meski warga tak menunjukkan gejala positif.

“Jangan merasa karena kita bersih, tidak menunjukkan gejala, malah abai dengan protokol kesehatan. Protokol ini jadi prioritas utama

dalam berinteraksi. Sebab sekarang kasus terkonfirmasi itu sebagian besar terjadi pada OTG,” tukas Gede Suyasa. 

SINGARAJA – Kelompok Orang Tanpa Gejala (OTG) kini mendominasi kasus covid-19 di Kabupaten Buleleng.

Hal ini berbanding terbalik, saat awal munculnya pandemi covid-19 di Bali Utara. Hingga kini, lebih dari 80 persen kasus berasal dari kelompok OTG.

Data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng menunjukkan, kauss terkonfirmasi positif covid-19 di Buleleng kini ada pada angka 93 kasus.

Dari puluhan kasus itu, sebanyak 78 kasus diantaranya berasal dari OTG. Itu berarti 83,8 persen kasus penularan terjadi pada kelompok OTG.

Selain itu, data juga menunjukkan ada 9 Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang dinyatakan positif covid-19, atau 9,67 persen dari total kasus.

Sementara kelompok Pasien Dalam Pemantauan (PDP) hanya 6 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif. Jumlah itu hanya 6,45 persen dari total keseluruhan kasus.

Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa mengungkapkan, masing-masing kelompok menunjukkan gejala berbeda.

Kelompok PDP misalnya. Pasien yang masuk kelompok ini, menunjukkan gejala demam dan sesak napas, hingga harus mengalami rawat inap.

Sementara ODP hanya menunjukkan gejala ringan seperti demam. Sedangkan OTG, sama sekali tak menunjukkan gejala penyakit apa pun.

“Memang kalau lihat data, sekarang OTG yang mendominasi. Ini berbeda saat awal masa pandemi. Saat itu PDP yang mendominasi. Tapi sekarang OTG yang paling banyak.

Lebih dari 80 persen kasus terkonfirmasi positif, itu orang tanpa gejala,” jelas Suyasa saat memberikan keterangan pers.

Biasanya kasus pada OTG ini ditemukan saat pasien datang ke puskesmas meminta dilakukan rapid test. Saat dites, ternyata hasilnya reaktif.

Karena reaktif, maka tim medis melakukan swab. Setelah dilakukan swab, hasil lab mengonfirmasi bahwa pasien positif covid-19.

“Ada juga yang kami temukan dari tracing kontak pasien positif. Prosedunya kan begitu ada kasus terkonfirmasi positif, kami lakukan tracing.

Kami lakukan rapid dan lakukan swab, ternyata ada yang positif. Padahal yang bersangkutan tidak menunjukkan gejala apa pun. Ini yang menyebabkan akumulasi kasus yang tinggi,” imbuhnya.

Dengan fakta tersebut, Suyasa menyatakan gugus tugas kini mewaspadai potensi penularan Covid-19 dari kelompok OTG.

Gugus tugas juga menghimbau warga untuk berhati-hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Sebab covid-19 masih bisa ditularkan, meski warga tak menunjukkan gejala positif.

“Jangan merasa karena kita bersih, tidak menunjukkan gejala, malah abai dengan protokol kesehatan. Protokol ini jadi prioritas utama

dalam berinteraksi. Sebab sekarang kasus terkonfirmasi itu sebagian besar terjadi pada OTG,” tukas Gede Suyasa. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/