33.5 C
Jakarta
19 April 2024, 14:03 PM WIB

Banjir Kepung Kota Singaraja, BPBD Kaji Status Tanggap Darurat

SINGARAJA – Musibah banjir yang terjadi pada Jumat (26/1) malam lalu, benar-benar mengepung Kota Singaraja. Banjir terjadi nyaris di seluruh penjuru kota.

Bukan hanya menewaskan tiga orang warga, kerusakan infrastruktur yang ditimbulkan juga cukup signifikan.

Banjir mengepung wilayah barat Kota Singaraja. Mulai dari wilayah Kelurahan Sukasada, Desa Sambangan, dan Desa Panji di Kecamatan Sukasada.

Banjir juga meluas hingga ke Desa Baktiseraga, Kelurahan Banyuasri, dan Desa Pemaron di Kecamatan Buleleng.

Di Desa Panji, misalnya, ada enam rumah warga di Banjar Dinas Babakan yang terdampak. Sedangkan di Desa Pemaron ada ratusan rumah warga yang terendam banjir.

Pemicunya, aliran sungai di sisi timur PLTGU Pemaron, tersumbat tumpukan sampah. Bukan hanya sampah yang menyumbat.

Gelondongan kayu, hingga rumpun bambu juga menyumbat aliran sungai. Dampaknya air meluap dan masuk ke rumah-rumah warga.

Beberapa sepeda motor warga dan mobil warga dilaporkan hanyut terbawa arus. Sedangkan di Desa Baktiseraga, setidaknya ada tujuh rumah warga yang terdampak banjir.

Kerusakan paling parah terlihat di Jalan Sri Amerta, Banjar Dinas Tista. Beberapa rumah warga benar-benar terendam hingga ke bagian plafon rumah.

Selain itu, di wilayah ini tercatat ada sebelas sepeda motor dan sebuah mobil yang hanyut terseret arus.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengungkapkan, dari inventaris sementara ada tujuh wilayah yang terdampak banjir.

Wilayah terdampak yang paling parah adalah Desa Pemaron, Desa Baktiseraga, dan Kelurahan Banyuasri. Saking parahnya banjir di Desa Pemaron, kantor BPBD Buleleng juga ikut kebanjiran.

“Kantor kami juga kena banjir. Logistik yang sudah kami siap bagikan ke korban banjir dan longsor di Kecamatan Banjar itu, terendam air.

Untungnya sudah dikemas plastik, jadi tidak masalah. Hanya dus pasta gigi saja yang basah,” kata Made Subur.

Saat ini BPBD Buleleng tengah fokus mengatasi penyumbatan saluran air. Terutama di Desa Pemaron. Petugas berusaha membersihkan tunggul bambu yang menyumbat aliran sungai.

Apabila dibiarkan, dipastikan wilayah Pemaron akan kembali kebanjiran. Lebih lanjut Subur mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah mengkaji opsi usulan penetapan tanggap darurat.

Mengingat musibah yang terjadi di penjuru Buleleng. “Sedang kami kaji opsi itu. Kami akan laporkan ke pimpinan, sebelum keputusan diambil,” tegas Subur. 

SINGARAJA – Musibah banjir yang terjadi pada Jumat (26/1) malam lalu, benar-benar mengepung Kota Singaraja. Banjir terjadi nyaris di seluruh penjuru kota.

Bukan hanya menewaskan tiga orang warga, kerusakan infrastruktur yang ditimbulkan juga cukup signifikan.

Banjir mengepung wilayah barat Kota Singaraja. Mulai dari wilayah Kelurahan Sukasada, Desa Sambangan, dan Desa Panji di Kecamatan Sukasada.

Banjir juga meluas hingga ke Desa Baktiseraga, Kelurahan Banyuasri, dan Desa Pemaron di Kecamatan Buleleng.

Di Desa Panji, misalnya, ada enam rumah warga di Banjar Dinas Babakan yang terdampak. Sedangkan di Desa Pemaron ada ratusan rumah warga yang terendam banjir.

Pemicunya, aliran sungai di sisi timur PLTGU Pemaron, tersumbat tumpukan sampah. Bukan hanya sampah yang menyumbat.

Gelondongan kayu, hingga rumpun bambu juga menyumbat aliran sungai. Dampaknya air meluap dan masuk ke rumah-rumah warga.

Beberapa sepeda motor warga dan mobil warga dilaporkan hanyut terbawa arus. Sedangkan di Desa Baktiseraga, setidaknya ada tujuh rumah warga yang terdampak banjir.

Kerusakan paling parah terlihat di Jalan Sri Amerta, Banjar Dinas Tista. Beberapa rumah warga benar-benar terendam hingga ke bagian plafon rumah.

Selain itu, di wilayah ini tercatat ada sebelas sepeda motor dan sebuah mobil yang hanyut terseret arus.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur mengungkapkan, dari inventaris sementara ada tujuh wilayah yang terdampak banjir.

Wilayah terdampak yang paling parah adalah Desa Pemaron, Desa Baktiseraga, dan Kelurahan Banyuasri. Saking parahnya banjir di Desa Pemaron, kantor BPBD Buleleng juga ikut kebanjiran.

“Kantor kami juga kena banjir. Logistik yang sudah kami siap bagikan ke korban banjir dan longsor di Kecamatan Banjar itu, terendam air.

Untungnya sudah dikemas plastik, jadi tidak masalah. Hanya dus pasta gigi saja yang basah,” kata Made Subur.

Saat ini BPBD Buleleng tengah fokus mengatasi penyumbatan saluran air. Terutama di Desa Pemaron. Petugas berusaha membersihkan tunggul bambu yang menyumbat aliran sungai.

Apabila dibiarkan, dipastikan wilayah Pemaron akan kembali kebanjiran. Lebih lanjut Subur mengatakan, saat ini pihaknya juga tengah mengkaji opsi usulan penetapan tanggap darurat.

Mengingat musibah yang terjadi di penjuru Buleleng. “Sedang kami kaji opsi itu. Kami akan laporkan ke pimpinan, sebelum keputusan diambil,” tegas Subur. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/