29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:16 AM WIB

Seleksi Gong Kebyar Anak-Anak Duta PKB 2018

RadarBali.com– Menjelang perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2018, Juli nanti, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Gianyar seleksi duta gong kebyar anak-anak.

Prosesinya berlangsung di Wantilan Asti Budaya Pura Payogan Agung Ketewel, Sukawati, Gianyar, Kamis lalu (25/1).

Diikuti empat peserta. Masing-masing dari Banjar Puseh, Desa Ketewel; Banjar Peninjauan, Batuan; Desa Bedulu; dan Banjar Buda Ireng Batuyang.

Mereka harus beradu menjadi terbaik di hadapan dewan juri yang terdiri dari pakar-pakar seni di Gianyar. 

’’Kita harus tetap menjaga seni dan budaya di Kabupaten Gianyar guna mempertahankan image Kota Gianyar sebagai Kota Seni dan Budaya,” kata Wakil Bupati (Wabup) Gianyar Made Agus Mahayastra saat hadir di sela seleksi tersebut.

Sebelum memulai seleksi gong kebyar, anak-anak itu didampingi tokoh masyarakat. Lantas, bersama Wabup Made Agus Mahayastra, larut dalam persembahyangan bersama di Pura Payogan Agung. Mereka berdoa memohon keselamatan dan kelancaran acara ini.  

Usai ritual tersebut, seleksi dibuka performa Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Banjar Puseh.

Mereka sukses memukau dan membius para penonton yang hadir, termasuk Wabup.

Duta gong kebyar Banjar Puseh ini menghadirkan tabuh kreasi Witwet dengan sangat apik.

Tabuh kreasi ini diciptakan sebagai media untuk mengingatkan akan pentingnya memelihara atau menjaga sumber daya alam (SDA) sebagai sumber kehidupan agar tidak terjamaah tangan-tangan jahil dan tidak bertanggung jawab.  

Ditampilkan juga Tari Legong Kuntir dengan penuh kelembutan, namun enerjik. Tari ini menceritakan kisah Raja Subali dan Sugriwa.

Wabup sangat mengapresiasi persiapan yang dilakukan Banjar Puseh, Desa Ketewel menyambut even ini.

Ditegaskan, penilaian dalam seleksi ini dilakukan objektif. Sebab, ke depannya siapapun yang terpilih akan membawa nama Kabupaten Gianyar dalam ajang PKB 2018 mendatang.

Lebih lanjut ia mengucapkan terimakasih kepada para pakar seni yang telah membawa nama Gianyar di ajang bergengsi.

Juga seluruh seniman-seniman di desa yang ikut melestarikan adat dan budaya. Harapannya, semoga ke depannya masih tetap bisa berkarya.

Perbekel Desa Ketewel Wayan Putu Wijaya mengatakan, Desa Ketewel telah mempersiapkan diri sejak 3 tahun lalu untuk mengikuti seleksi gong kebyar anak-anak ini.

’’Keikutsertaan Banjar Puseh, Ketewel, dalam ajang seleksi ini merupakan kebangkitan Desa Ketewel untuk melestarikan seni dan budaya,” ujarnya bersemangat.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada abad ke-17 di Desa Ketewel telah lahir Sesolahan Hyang Dedari.

 Namun, entah kenapa belakangan ini image Desa Ketewel berubah menjadi desa yang anarki, penuh premanisme, penuh minuman keras.

Makanya, kini masyarakat Desa Ketewel ingin mengubah image tersebut dengan  membangkitkan seni yang ada, guna melestarikan adat dan budaya  mereka.

Desa Ketewel ingin mencerminkan diri sebagai desa seni dan budaya berlandaskan Tri Hita Karana. (djo)

RadarBali.com– Menjelang perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2018, Juli nanti, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Gianyar seleksi duta gong kebyar anak-anak.

Prosesinya berlangsung di Wantilan Asti Budaya Pura Payogan Agung Ketewel, Sukawati, Gianyar, Kamis lalu (25/1).

Diikuti empat peserta. Masing-masing dari Banjar Puseh, Desa Ketewel; Banjar Peninjauan, Batuan; Desa Bedulu; dan Banjar Buda Ireng Batuyang.

Mereka harus beradu menjadi terbaik di hadapan dewan juri yang terdiri dari pakar-pakar seni di Gianyar. 

’’Kita harus tetap menjaga seni dan budaya di Kabupaten Gianyar guna mempertahankan image Kota Gianyar sebagai Kota Seni dan Budaya,” kata Wakil Bupati (Wabup) Gianyar Made Agus Mahayastra saat hadir di sela seleksi tersebut.

Sebelum memulai seleksi gong kebyar, anak-anak itu didampingi tokoh masyarakat. Lantas, bersama Wabup Made Agus Mahayastra, larut dalam persembahyangan bersama di Pura Payogan Agung. Mereka berdoa memohon keselamatan dan kelancaran acara ini.  

Usai ritual tersebut, seleksi dibuka performa Sekaa Gong Kebyar Anak-anak Banjar Puseh.

Mereka sukses memukau dan membius para penonton yang hadir, termasuk Wabup.

Duta gong kebyar Banjar Puseh ini menghadirkan tabuh kreasi Witwet dengan sangat apik.

Tabuh kreasi ini diciptakan sebagai media untuk mengingatkan akan pentingnya memelihara atau menjaga sumber daya alam (SDA) sebagai sumber kehidupan agar tidak terjamaah tangan-tangan jahil dan tidak bertanggung jawab.  

Ditampilkan juga Tari Legong Kuntir dengan penuh kelembutan, namun enerjik. Tari ini menceritakan kisah Raja Subali dan Sugriwa.

Wabup sangat mengapresiasi persiapan yang dilakukan Banjar Puseh, Desa Ketewel menyambut even ini.

Ditegaskan, penilaian dalam seleksi ini dilakukan objektif. Sebab, ke depannya siapapun yang terpilih akan membawa nama Kabupaten Gianyar dalam ajang PKB 2018 mendatang.

Lebih lanjut ia mengucapkan terimakasih kepada para pakar seni yang telah membawa nama Gianyar di ajang bergengsi.

Juga seluruh seniman-seniman di desa yang ikut melestarikan adat dan budaya. Harapannya, semoga ke depannya masih tetap bisa berkarya.

Perbekel Desa Ketewel Wayan Putu Wijaya mengatakan, Desa Ketewel telah mempersiapkan diri sejak 3 tahun lalu untuk mengikuti seleksi gong kebyar anak-anak ini.

’’Keikutsertaan Banjar Puseh, Ketewel, dalam ajang seleksi ini merupakan kebangkitan Desa Ketewel untuk melestarikan seni dan budaya,” ujarnya bersemangat.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada abad ke-17 di Desa Ketewel telah lahir Sesolahan Hyang Dedari.

 Namun, entah kenapa belakangan ini image Desa Ketewel berubah menjadi desa yang anarki, penuh premanisme, penuh minuman keras.

Makanya, kini masyarakat Desa Ketewel ingin mengubah image tersebut dengan  membangkitkan seni yang ada, guna melestarikan adat dan budaya  mereka.

Desa Ketewel ingin mencerminkan diri sebagai desa seni dan budaya berlandaskan Tri Hita Karana. (djo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/