SINGARAJA – Buntut maraknya peredaran cokelat yang diduga beracun dengan merek Mermaid menuai respon dari Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Buleleng.
Loka POM Buleleng menghimbau dan meminta masyarakat untuk waspada peredaran cokelat dan tidak mengonsumsi cokelat sebelum POM menuntaskan proses investigasi terkait kandungan dalam cokelat tersebut.
Seperti dibenarkan Kepala Loka POM Buleleng Made Ery Bahari. Dikonfirmasi, Senin (29/4), ia mengatakan, jika masalah cokelat itu telah menjadi perhatian Badan POM Republik Indonesia.
Menurut Ery isu cokelat yang diduga beracun itu berawal dari wilayah Pekalongan, Jawa Tengah. Pihak POM telah melakukan penelusuran hingga ke produsen cokelat di wilayah Tangerang.
“Awal isu cokelat yang menyebar di WhatsApp itu kan sebenarnya dari Pekalongan. Saat ini rekan-rekan dari Badan POM Semarang sudah melakukan penelusuran.
Cokelatnya sudah sedang diuji di BPOM Semarang. Tapi hasilnya belum keluar. Kami juga masih menunggu informasi lanjutan soal itu,” kata Ery saat dihubungi dari Singaraja, kemarin (29/4).
Menurutnya, BPOM RI juga telah menyampaikan instruksi agar seluruh BPOM dan Loka POM di Indonesia mewaspadai peredaran tersebut.
Sedangkan di Buleleng, pihaknya juga telah meminta seluruh jajarannya melakukan pemantauan di toko maupun warung yang ada di Kabupaten Buleleng dan Jembrana.
“Himbauan kami kepada masyarakat, apabila menemukan segera melaporkan hal tersebut pada pihak POM, sehingga segera dilakukan langkah pecegahan,”tukasnya.