31.1 C
Jakarta
30 April 2024, 10:34 AM WIB

Hobi Merokok, Kelahi, dan Mencuri, 6 Siswa SMP di Buleleng Tak Lulus

SINGARAJA – Sebanyak enam orang siswa di lima SMP di Kabupaten Buleleng dinyatakan tidak lulus.

 

Sesuai dengan keputusan hasil rapat dewan guru di masing-masing sekolah, siswa-siswa itu gagal lulus karena sejumlah pertimbangan.

 

Siswa yang gagal lulus pun dianjurkan mengulang setahun lagi, atau menempuh pendidikan kejar paket B.

 

Pengumuman kelulusan siswa SMP itu disampaikan pagi kemarin (29/5). Siswa yang tidak lulus itu tersebar di beberapa sekolah.

 

Yakni SMPN 1 Banjar sebanyak 2 siswa, SMPN 2 Gerokgak sebanyak 1 siswa, SMP Satu Atap Negeri 2 Gerokgak sebanyak 1 siswa, dan SMP Maulana Pegayaman sebanyak 2 siswa.

 

“Total peserta ujian nasional di Buleleng tahun ini ada 11.508 orang di 85 sekolah negeri maupun swasta. Setelah pengumuman kelulusan pagi ini, ada 6 orang siswa yang tidak lulus. Jika dihitung secara persentase, itu hanya 0,05 persen,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng I Made Astika saat dikonfirmasi siang kemarin (29/5).

 

Menurut Astika lulus atau tidaknya siswa ditentukan masing-masing sekolah.

 

Keputusan untuk menunda kelulusan siswa pun sudah dibahas melalui rapat dewan guru. Disdikpora Buleleng pun tak akan mengintervensi putusan yang diambil lewat rapat dewan guru.

 

Alasan menunda kelulusan siswa pun beragam. Seperti di SMPN 1 Banjar. Kedua siswa di sekolah itu belum bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

 

Nilai sikapnya pun kurang, bahkan tingkat absensi tanpa keterangan cukup tinggi.

“Guru bimbingan konseling dan wali kelasnya sudah pernah home visit. Bertemu orang tuanya juga sudah. Tapi tetap tidak ada perkembangan. Akhirnya disepakati lewat rapat dewan guru, kedua anak ini tidak diluluskan,” jelas Astika.

 

Sementara itu di SMPN 2 Gerokgak, siswa tidak diluluskan karena tak memenuhi kriteria kelulusan. Siswa itu sama sekali tak memiliki nilai pada semester V.

 

Sedangkan di SMPN Satu Atap 2 Gerokgak, siswanya tidak hadir pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).

 

Kebetulan ujian itu dilaksanakan setelah Ujian Nasional. Sayangnya siswa itu tak hadir tanpa keterangan jelas, termasuk saat ujian susulan.

Khusus di SMP Maulana Pegayaman ada dua siswa yang tidak diluluskan. Salah seorang diantaranya tidak hadir saat USBN. Sementara siswa lainnya disebut melakukan pelanggaran berat.

 

Siswa ini disebut sering merokok di sekolah, berkelahi hingga mencekik temannya, melakukan tindak pencurian di luar desa hingga berurusan dengan polisi, serta nilai-nilainya tak mendukung syarat kelulusan.

Rencananya Disdikpora Buleleng akan kembali melakukan pendekatan pada enam siswa yang tak lulus itu. Harapannya mereka mau mengulang kembali tahun depan.

Disdikpora bahkan telah menyiapkan beasiswa khusus. Namun bila memilih putus sekolah, mereka diarahkan mengikuti kejar paket B. 

SINGARAJA – Sebanyak enam orang siswa di lima SMP di Kabupaten Buleleng dinyatakan tidak lulus.

 

Sesuai dengan keputusan hasil rapat dewan guru di masing-masing sekolah, siswa-siswa itu gagal lulus karena sejumlah pertimbangan.

 

Siswa yang gagal lulus pun dianjurkan mengulang setahun lagi, atau menempuh pendidikan kejar paket B.

 

Pengumuman kelulusan siswa SMP itu disampaikan pagi kemarin (29/5). Siswa yang tidak lulus itu tersebar di beberapa sekolah.

 

Yakni SMPN 1 Banjar sebanyak 2 siswa, SMPN 2 Gerokgak sebanyak 1 siswa, SMP Satu Atap Negeri 2 Gerokgak sebanyak 1 siswa, dan SMP Maulana Pegayaman sebanyak 2 siswa.

 

“Total peserta ujian nasional di Buleleng tahun ini ada 11.508 orang di 85 sekolah negeri maupun swasta. Setelah pengumuman kelulusan pagi ini, ada 6 orang siswa yang tidak lulus. Jika dihitung secara persentase, itu hanya 0,05 persen,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng I Made Astika saat dikonfirmasi siang kemarin (29/5).

 

Menurut Astika lulus atau tidaknya siswa ditentukan masing-masing sekolah.

 

Keputusan untuk menunda kelulusan siswa pun sudah dibahas melalui rapat dewan guru. Disdikpora Buleleng pun tak akan mengintervensi putusan yang diambil lewat rapat dewan guru.

 

Alasan menunda kelulusan siswa pun beragam. Seperti di SMPN 1 Banjar. Kedua siswa di sekolah itu belum bisa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

 

Nilai sikapnya pun kurang, bahkan tingkat absensi tanpa keterangan cukup tinggi.

“Guru bimbingan konseling dan wali kelasnya sudah pernah home visit. Bertemu orang tuanya juga sudah. Tapi tetap tidak ada perkembangan. Akhirnya disepakati lewat rapat dewan guru, kedua anak ini tidak diluluskan,” jelas Astika.

 

Sementara itu di SMPN 2 Gerokgak, siswa tidak diluluskan karena tak memenuhi kriteria kelulusan. Siswa itu sama sekali tak memiliki nilai pada semester V.

 

Sedangkan di SMPN Satu Atap 2 Gerokgak, siswanya tidak hadir pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).

 

Kebetulan ujian itu dilaksanakan setelah Ujian Nasional. Sayangnya siswa itu tak hadir tanpa keterangan jelas, termasuk saat ujian susulan.

Khusus di SMP Maulana Pegayaman ada dua siswa yang tidak diluluskan. Salah seorang diantaranya tidak hadir saat USBN. Sementara siswa lainnya disebut melakukan pelanggaran berat.

 

Siswa ini disebut sering merokok di sekolah, berkelahi hingga mencekik temannya, melakukan tindak pencurian di luar desa hingga berurusan dengan polisi, serta nilai-nilainya tak mendukung syarat kelulusan.

Rencananya Disdikpora Buleleng akan kembali melakukan pendekatan pada enam siswa yang tak lulus itu. Harapannya mereka mau mengulang kembali tahun depan.

Disdikpora bahkan telah menyiapkan beasiswa khusus. Namun bila memilih putus sekolah, mereka diarahkan mengikuti kejar paket B. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/