SEMARAPURA – Sempat menolak dan tetap bertahan tinggal di bantaran Sungai Unda, Desa Tangkas meski rumahnya sudah direndam air dan pasir
setinggi 20 centimeter akibat pendangkalan sungai, keluarga Made Sebita akhirnya mau dievakuasi ke rumahnya sendiri yang berada di Banjar Peken, Desa Tangkas, Kamis (28/12).
Sekitar pukul 11.20, tim BPBD Klungkung tampak sudah berada di bantaran Sungai Unda, Desa Tangkas, Klungkung.
Di sana tim tampak berkeliling bantaran Sungai Unda untuk melihat warga yang sedang mengambil pasir, sambil menunggu Made Sebita.
Kebetulan saat itu Sebita tidak berada di bantaran Sungai Unda, Desa Tangkas karena sedang berkeliling mencari rongsokan.
Pecalang Desa Adat Tangkas Mangku Rona mengaku sudah berkali-kali mengajak Sebita dan keluarganya untuk pindah dari bantaran sungai ke rumahnya di Banjar Peken, Desa Tangkas.
Dijelaskan, bahwa Sebita ini telah diberikan bantuan bedah rumah oleh pemerintah dan rumah itu sudah selesai sejak lama.
Namun dengan alasan agar mudah mencari rongsokan dan memelihara babi, Sebita beserta istri dan kedua anaknya yang memiliki gangguan mental akhirnya tinggal di bantaran Sungai Unda, Desa Tangkas itu.
“Karena keras kepalanya ini saya sampai terus begadang mengawasi keluarga pak Sebita karena banyak warga yang was-was. Mulai Senin (27/11) saya begadang nungguin keluarga pak Sebita ini,” ungkapnya.
Setelah melihat Sebita sudah pulang, tim BPBD Klungkung langsung membujuk Sebita agar mau diungsikan ke rumahnya.
Dan, Sebita pun akhirnya mau untuk dievakuasi dan berjanji akan tetap tinggal di rumahnya yang ada di Banjar Peken, Desa Tangkas.
Melihat peralatan tidur keluarga Sebita yang tidak layak pakai, BPBD Klungkung pun akhirnya memberikan bantuan tempat tidur dan kebutuhan dasar lainnya.