28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 6:01 AM WIB

Virus ASF Merebak, Begini Gejala dan Cara Pencegahan Versi Distan

SINGARAJA – Meski belum ada indikasi serangan virus African Swine Fever (ASF) atau yang lebih dikenal dengan demam babi Afrika di Bali,

Dinas Pertanian Buleleng terus melakukan upaya pencegahan dan pengawasan dengan gencar melaksanakan kegiatan sosialisasi. 

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta menjelaskan, pihaknya gencar melakukan pengawasan, pencegahan dan sosialisasi bekerjasama dengan Pemprov Bali sebagai bagian dari upaya mengantisipasi serangan virus ASF.

Pihaknya juga turun melakukan sosialisasi ke beberapa kecamatan di Buleleng. Yakni Gerokgak dan Banjar dan menyasar kecamatan lainnya bersama dengan pertugas peternakan Provinsi Bali

“Di Buleleng dan Bali umum belum ditemukan penyakit ASF pada babi. Kami berharap mudah-mudahan tidak ada,” ujar Sumiarta kemarin.

Menurutnya, penyakit virus babi memang sangat menular. Gejala paling umum yang wajib diketahui oleh peternak babi, virus ASF menyebabkan kenaikan suhu badan dan babi kehilangan napsu makan.

Gejala lain termasuk muntah, diare, dan kesulitan bernapas dan berdiri. Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, bahkan berisiko memiliki tingkat kematian 100 persen dalam keadaan tertentu.

Tapi, tidak sama dengan flu babi. Virus ASF dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Babi hutan telah diidentifikasi sebagai salah satu dari beberapa kemungkinan penyebab penyebarannya, serta dapat menyebar melalui serangga seperti kutu.

“Kami imbau peternak babi sesegera mungkin melaporkan jika ada indikasi gejala-gejala virus ASF. Sehingga kami bisa

monitoring dan melakukan pencegahan secepatnya. Apalagi di masing-masing kecamatan tenaga dokter hewan sudah disiapkan,” ungkapnya.

Upaya lain dalam pencegahan penyakit ini yang dapat dilakukan oleh peternak babi. Baik dengan skala kecil maupun besar.

Menurut Sumiarta, selain mengenal jenis gejala dari virus ASF, peternak babi harus menghindari persilangan (perkawinan) babi lokal dengan babi yang berada diluar. 

“Yang terpenting sanitasi (kebersihan) kandang pagi dan sore disemprot disinfektan setelah dicuci atau dibersihkan kandangnya. Kemudian menjaga kebersihan dari pakan babi itu sendiri,” imbuhnya. 

SINGARAJA – Meski belum ada indikasi serangan virus African Swine Fever (ASF) atau yang lebih dikenal dengan demam babi Afrika di Bali,

Dinas Pertanian Buleleng terus melakukan upaya pencegahan dan pengawasan dengan gencar melaksanakan kegiatan sosialisasi. 

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta menjelaskan, pihaknya gencar melakukan pengawasan, pencegahan dan sosialisasi bekerjasama dengan Pemprov Bali sebagai bagian dari upaya mengantisipasi serangan virus ASF.

Pihaknya juga turun melakukan sosialisasi ke beberapa kecamatan di Buleleng. Yakni Gerokgak dan Banjar dan menyasar kecamatan lainnya bersama dengan pertugas peternakan Provinsi Bali

“Di Buleleng dan Bali umum belum ditemukan penyakit ASF pada babi. Kami berharap mudah-mudahan tidak ada,” ujar Sumiarta kemarin.

Menurutnya, penyakit virus babi memang sangat menular. Gejala paling umum yang wajib diketahui oleh peternak babi, virus ASF menyebabkan kenaikan suhu badan dan babi kehilangan napsu makan.

Gejala lain termasuk muntah, diare, dan kesulitan bernapas dan berdiri. Tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, bahkan berisiko memiliki tingkat kematian 100 persen dalam keadaan tertentu.

Tapi, tidak sama dengan flu babi. Virus ASF dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Babi hutan telah diidentifikasi sebagai salah satu dari beberapa kemungkinan penyebab penyebarannya, serta dapat menyebar melalui serangga seperti kutu.

“Kami imbau peternak babi sesegera mungkin melaporkan jika ada indikasi gejala-gejala virus ASF. Sehingga kami bisa

monitoring dan melakukan pencegahan secepatnya. Apalagi di masing-masing kecamatan tenaga dokter hewan sudah disiapkan,” ungkapnya.

Upaya lain dalam pencegahan penyakit ini yang dapat dilakukan oleh peternak babi. Baik dengan skala kecil maupun besar.

Menurut Sumiarta, selain mengenal jenis gejala dari virus ASF, peternak babi harus menghindari persilangan (perkawinan) babi lokal dengan babi yang berada diluar. 

“Yang terpenting sanitasi (kebersihan) kandang pagi dan sore disemprot disinfektan setelah dicuci atau dibersihkan kandangnya. Kemudian menjaga kebersihan dari pakan babi itu sendiri,” imbuhnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/