26.6 C
Jakarta
15 April 2024, 4:51 AM WIB

Polisi Dalami Kasus Ayunan Maut, Disparda Rancang Regulasi Safety

GIANYAR – Pascakejadian turis Prancis, Patrick Jean Pierre Bouchard, 52, terjatuh dan tewas saat mengayunkan ayunan maut Rabu (25/7) lalu, polisi mendalami kasus itu.

Sejumlah saksi diperiksa. Bahkan, sampai saat ini, lokasi kejadian masih dipasangi garis polisi.

Kapolsek Tegalalang AKP Gde Sukadana, mengakui ada lima ayunan yang sebelumnya beroperasi. Khusus ayunan maut yang makan korban dipasangi garis polisi.

“Ayunan yang bermasalah kami pasangi garis polisi untuk sementara tidak boleh dioperasikan. Sementara ayunan yang lainnya masih tetap beroperasi,” ujar AKP Sukadana.

Kasatreskrim Polres Gianyar AKP Deni Septiawan menambahkan, penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk pemiliknya.

“Kami masih mendalami, belum ada tersangka,” ujarnya. Di bagian lain, Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Ari Brahmana berencana memanggil pengelola ayunan yang tergolong ekstrim itu.

“Staf kami sudah mengecek, di wilayah itu ada sekitar 10 swing, tanpa ada ukuran keamanan,” ujar Ari Brahmanta.

Pihaknya juga mengancam akan menutup objek wisata tersebut. “Bisa ditutup itu, rencananya begitu karena standar keamanan tidak ada,” tegas pejabat asal Kecamatan Ubud itu.

Menurut Disparda, saat kejadian itu, diduga kurang pengawasan dari pihak pengelola. Korban Patrick diduga membantu anaknya yang ketakutan menaiki wisata tersebut.

“Dari segi kedalaman juga, ini berbahaya, mungkin karena itu anaknya takut hingga sang ayah membantu,” ujarnya.  

Diakui, saat ini wisata ayunan mulai berjamuran di kawasan Kabupaten Gianyar khususnya di Desa Tegalalang.

Melihat kondisi ini pihanya berencana membuat regulasi terkait izin objek wisata tersebut. “Kami akan siapkan regulasinya, sehingga pengadaan wisata nanti bisa terukur, sama seperti wisata rafting, traking dan semacamnya, ada standar,” tukasnya. 

Diberitakan sebelumnya, korban Patrick Jean Pierre Bouchard, awalnya ikut mengayunkan ayunan yang dinaiki oleh anaknya.

Saat mengayunkan, Patrick justru ikut terseret kemudian terbuang ke dalam jurang sedalam kurang lebih 20 meter.

Lokasi ayunan pun sengaja dibuat menantang, dibangun di pinggir jurang dengan pemandangan hijau. 

GIANYAR – Pascakejadian turis Prancis, Patrick Jean Pierre Bouchard, 52, terjatuh dan tewas saat mengayunkan ayunan maut Rabu (25/7) lalu, polisi mendalami kasus itu.

Sejumlah saksi diperiksa. Bahkan, sampai saat ini, lokasi kejadian masih dipasangi garis polisi.

Kapolsek Tegalalang AKP Gde Sukadana, mengakui ada lima ayunan yang sebelumnya beroperasi. Khusus ayunan maut yang makan korban dipasangi garis polisi.

“Ayunan yang bermasalah kami pasangi garis polisi untuk sementara tidak boleh dioperasikan. Sementara ayunan yang lainnya masih tetap beroperasi,” ujar AKP Sukadana.

Kasatreskrim Polres Gianyar AKP Deni Septiawan menambahkan, penyidik sudah memeriksa sejumlah saksi termasuk pemiliknya.

“Kami masih mendalami, belum ada tersangka,” ujarnya. Di bagian lain, Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Ari Brahmana berencana memanggil pengelola ayunan yang tergolong ekstrim itu.

“Staf kami sudah mengecek, di wilayah itu ada sekitar 10 swing, tanpa ada ukuran keamanan,” ujar Ari Brahmanta.

Pihaknya juga mengancam akan menutup objek wisata tersebut. “Bisa ditutup itu, rencananya begitu karena standar keamanan tidak ada,” tegas pejabat asal Kecamatan Ubud itu.

Menurut Disparda, saat kejadian itu, diduga kurang pengawasan dari pihak pengelola. Korban Patrick diduga membantu anaknya yang ketakutan menaiki wisata tersebut.

“Dari segi kedalaman juga, ini berbahaya, mungkin karena itu anaknya takut hingga sang ayah membantu,” ujarnya.  

Diakui, saat ini wisata ayunan mulai berjamuran di kawasan Kabupaten Gianyar khususnya di Desa Tegalalang.

Melihat kondisi ini pihanya berencana membuat regulasi terkait izin objek wisata tersebut. “Kami akan siapkan regulasinya, sehingga pengadaan wisata nanti bisa terukur, sama seperti wisata rafting, traking dan semacamnya, ada standar,” tukasnya. 

Diberitakan sebelumnya, korban Patrick Jean Pierre Bouchard, awalnya ikut mengayunkan ayunan yang dinaiki oleh anaknya.

Saat mengayunkan, Patrick justru ikut terseret kemudian terbuang ke dalam jurang sedalam kurang lebih 20 meter.

Lokasi ayunan pun sengaja dibuat menantang, dibangun di pinggir jurang dengan pemandangan hijau. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/