28.4 C
Jakarta
30 April 2024, 4:14 AM WIB

Kata GIPI, Desa Wisata Berhasil Jika Sukses Tekan Urbanisasi

RadarBali.com – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menilai perlu adanya evaluasi terkait keberadaan desa wisata di Bali.

Evaluasi ini guna mengetahui apakah desa wisata tersebut memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat setempat.

Menurut Sekretaris GIPI Bali I Gde Nurjaya, keberhasilan suatu desa wisata bukan hanya dilihat dari jumlah finansial yang mampu dihasilkan.

Namun yang terpenting, sejauh mana desa wisata tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat sehingga mengurangi urbanisasi.

“Yang perlu dicari tahu seberapa besar dampak positif desa wisata yang dirasakan oleh masyarakat setempat. Kan itu yang penting. Karena tujuannya untuk mengurangi urbanisasi,” katanya.

Nurjaya mengungkapkan, sekarang ini pemerintah menyalurkan bantuan dengan nilai yang cukup besar untuk pembangunan desa.

Dengan tujuan agar masyarakat bergerak dan melakukan aktivitas di desa untuk menghindari mencari pekerjaan di kota (urbanisasi).

“Tidak perlu urbanisasi ke kota. Nanti kita (GIPI) kesana arahnya, mencari tahu seberapa besar desa wisata itu menguntungkan masyarakat setempat. Kita mendorong akan lahir sebuah asosiasi seperti itu,” lanjutnya.

Dia menuturkan kondisi sejumlah desa di Bali sangat memprihatinkan. Sebagian besar yang tinggal di desa adalah usia tua.

Sedangkan pemudanya terlena mencari pekerjaan di sektor pariwisata di perkotaan. Kondisi ini perlu diantisipasi agar anak-anak muda mau bekerja dan menggarap potensi desanya.

“Untuk keuntungan dari desa wisata bukan dalam bentuk finansial semata, tapi paling tidak masyarakat itu terurai tidak semua numplek ke kota mencari pekerjaan,” terang Nurjaya.

Dia menambahkan, agar keberadaan desa wisata tersebut dirasakan oleh warga setempat diperlukan dukungan dari industri pariwisata

terutama Asita (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang berperan mempromosikan desa wisata kepada wisatawan.

“Maka akan terjadi konsep PIR (pariwisata inti rakyat). Jadi rakyat itu menjadi inti bergerak di sana. Tapi pariwisatanya memperhatikan aktivitas rakyat dengan mengajak ke sana. Sehingga dia ada kebanggaan,” tandasnya. 

RadarBali.com – Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menilai perlu adanya evaluasi terkait keberadaan desa wisata di Bali.

Evaluasi ini guna mengetahui apakah desa wisata tersebut memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat setempat.

Menurut Sekretaris GIPI Bali I Gde Nurjaya, keberhasilan suatu desa wisata bukan hanya dilihat dari jumlah finansial yang mampu dihasilkan.

Namun yang terpenting, sejauh mana desa wisata tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat sehingga mengurangi urbanisasi.

“Yang perlu dicari tahu seberapa besar dampak positif desa wisata yang dirasakan oleh masyarakat setempat. Kan itu yang penting. Karena tujuannya untuk mengurangi urbanisasi,” katanya.

Nurjaya mengungkapkan, sekarang ini pemerintah menyalurkan bantuan dengan nilai yang cukup besar untuk pembangunan desa.

Dengan tujuan agar masyarakat bergerak dan melakukan aktivitas di desa untuk menghindari mencari pekerjaan di kota (urbanisasi).

“Tidak perlu urbanisasi ke kota. Nanti kita (GIPI) kesana arahnya, mencari tahu seberapa besar desa wisata itu menguntungkan masyarakat setempat. Kita mendorong akan lahir sebuah asosiasi seperti itu,” lanjutnya.

Dia menuturkan kondisi sejumlah desa di Bali sangat memprihatinkan. Sebagian besar yang tinggal di desa adalah usia tua.

Sedangkan pemudanya terlena mencari pekerjaan di sektor pariwisata di perkotaan. Kondisi ini perlu diantisipasi agar anak-anak muda mau bekerja dan menggarap potensi desanya.

“Untuk keuntungan dari desa wisata bukan dalam bentuk finansial semata, tapi paling tidak masyarakat itu terurai tidak semua numplek ke kota mencari pekerjaan,” terang Nurjaya.

Dia menambahkan, agar keberadaan desa wisata tersebut dirasakan oleh warga setempat diperlukan dukungan dari industri pariwisata

terutama Asita (Asosiasi Biro Perjalanan Wisata) dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) yang berperan mempromosikan desa wisata kepada wisatawan.

“Maka akan terjadi konsep PIR (pariwisata inti rakyat). Jadi rakyat itu menjadi inti bergerak di sana. Tapi pariwisatanya memperhatikan aktivitas rakyat dengan mengajak ke sana. Sehingga dia ada kebanggaan,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/