RadarBali.com – Ratusan warga diprediksi masih tercecer di dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB). Hingga kini KRB disebut belum steril betul dari aktifitas masyarakat.
Masih banyak warga yang bertahan tinggal di KRB dengan berbagai alasan. Pemerintah pun membentuk tim gabungan yang bertugas khusus melakukan evakuas pada warga yang masih bertahan di KRB.
Tim itu terdiri dari Badan SAR Nasional, BPBD, TNI/Polri, PMI, Taruna Siaga Bencana, pramuka, dan elemen relawan lainnya.
Proses penjemputan pun berlangsung setiap hari. Tim melakukan penyisiran mulai dari wilayah KRB 3, hingga ke radius 8 kilometer dengan perluasan sektoral hingga 10 kilometer dari kaldera.
Selama Rabu (29/11), tercatat ada 26 orang yang dievakuasi oleh tim. Alasannya pun bermacam-macam, mulai dari keterbatasan alat angkut hingga kebutuhan khusus.
Sebut saja pengungsi yang mengalami disabilitas dan ada di lokasi terpencil. Bahkan ada pula yang ngotot tak mengungsi karena merasa masih ada di wilayah aman.
“Proses penyisiran dan penjemputan berlangsung setiap hari. Sejak ditetapkan status awas Senin kemarin ini, kami langsung melakukan penyisiran.
Sekarang pun masih berlangsung,” kata Kepala Pelaksana BPBD Bali, Dewa Made Indra saat ditemui di Balai Desa Tembok, Tejakula, Rabu (29/11) siang.
Indra menghimbau warga bersedia mengevakuasi secara mandiri. Tim pun kesulitan melakukan evakuasi paksa kepada warga, karena akan menimbulkan kesan kurang baik.
“Dipaksa-paksa, diangkut-angkut, itu kesannya kan kurang baik. Seolah-olah ditangkepin. Tapi itu terpaksa kita lakukan, karena tidak mau mengungsi,” imbuhnya