SEMARAPURA – Kapal roll on roll off (roro) KMP Nusa Jaya Abadi akhirnya berhasil diperbaiki dan kembali beroperasi mulai kemarin. Meski sempat mengalami kerusakan setelah menabrak pemecah gelombang akibat terombang-ambing arus laut yang kuat, Sabtu (17/10), peristiwa itu tidak sampai menurunkan performa KMP Nusa Jaya Abadi.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Klungkung I Nyoman Sucitra, saat dikonfirmasi Rabu (30/12) membenarkan bila KMP Nusa Jaya Abadi sudah kembali beroperasi mulai kemarin.
Menurutnya perbaikan kapal itu butuh waktu cukup lama, yakni sekitar dua bulan lantaran sulitnya mendapatkan suku cadang mesin kapal yang mengalami kerusakan.
“Karena kapalnya produksi lama persediaan suku cadangnya terbatas. Roro itu usianya sekitar 16 tahun,” katanya.
Meski peristiwa menabrak pemecah gelombang itu menyebabkan sejumlah bagian kapal mengalami kerusakan menurutnya peristiwa itu tidak sampai mempengaruhi performa KMP Nusa Jaya Abadi. Setelah menjalani perbaikan, kapal tersebut sudah bisa dipeopersikan seperti sedia kala.
“Kecelakaan yang terjadi tidak memengaruhi kecepatan kapal,” jelasnya.
Dengan kembali beroperasinya KMP Nusa Jaya Abadi, menurutnya kendaraan bermuatan orang dan barang bisa diseberangkan ke Nusa Penida melalui Pelabuhan Padangbai secara bersamaan.
Beda halnya saat kapal tersebut rusak sehingga harus menggunakan kapal LCT. Hanya truk-truk bermuatan sembako dan material bangunan yang dilayani untuk diseberangkan melalui Pelabuhan Padangbai ke Dermaga Nusa Penida dengan kapal LCT.
“Saat KMP Nusa Jaya Abadi rusak, penyeberangan orang dilakukan menggunakan boat melalui pelabuhan-pelabuhan tradisional,” imbuhnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, antrean truk pembawa material bangunan dan sembako ke Nusa Penida diperkirakan tidak akan terjadi lagi. Setelah ada Tol Laut yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi — Pelabuhan Lembar, Lombok, antrean kapal di Pelabuhan Padangbai berkurang.
Sehingga sejak dua bulan terakhir, KMP Nusa Jaya Abadi mendapat kuota trip hingga 12 trip per minggunya. Beda dengan sebelumnya yang hanya 9 trip per minggu.
“Bahkan kalau memang jumlah barang atau kendaraan yang akan menyeberang ke Nusa Penida cukup banyak, bisa dilayani sampai tiga trip per hari. Jadi sudah tidak lagi ada antrean panjang,” tandasnya.