BANDUNG – Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Ridwan Kamil memulai rangkaian
sebagai relawan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Selasa (25/8) lalu.
Proses uji klinis vaksin Sinovac oleh BUMN Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Unpad ini berlangsung dalam lima tahap/kunjungan selama kurang lebih enam bulan.
Di kunjungan pertama (V0) hari ini, Kang Emil – sapaan Ridwan Kamil – bersama Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jabar Irjen Pol. Rudy Sufahriadi,
Panglima Kodam (Pangdam) III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jabar Ade Adhyaksa yang turut menjadi relawan, mengikuti sejumlah pemeriksaan kesehatan.
Selain melakukan uji usab (swab test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR) serta pengecekan tinggi badan, berat badan, riwayat kesehatan, dan kondisi tubuh lain khususnya dada,
Kang Emil dan rombongan juga mendapat penjelasan terkait risiko uji klinis hingga menandatangani perjanjian sukarela sebagai relawan.
“Saya hari ini bersama Kapolda Jawa Barat, Pangdam III/Siliwangi, Kajati Jawa Barat, termasuk istri saya (yang mengantar), hadir di Puskesmas Garuda di Kota Bandung sebagai salah satu
tempat pengetesan tes vaksin COVID-19 dari sekian tempat yang resmi digunakan untuk pengetesan,” kata Kang Emil yang turut didampingi sang istri, Atalia Praratya Ridwan Kamil.
“Ini adalah kunjungan pertama dari lima kunjungan yang akan kami lakukan sampai enam bulan ke depan,” tambahnya.
Jika lolos V0, Kang Emil berujar, kunjungan kedua (V1) dijadwalkan berlangsung tiga hari dari hari ini atau pada Jumat, 28 Agustus mendatang.
Dalam kunjungan kedua dan ketiga (V2) uji klinis vaksin Covid-19, Kang Emil menjelaskan bahwa suntikan yang diberikan kepada masing-masing relawan dipilih secara acak antara vaksin dan plasebo (vaksin palsu) berisi air.
“Nanti dibandingkan, akan dilihat (antara) yang diberi vaksin dengan yang tidak (plasebo) secara acak apakah hasilnya betul-betul jomplang,” tutur Kang Emil.
Kang Emil mengatakan, jika uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac ini berhasil, maka vaksin yang akan diproduksi dalam negeri atau diproduksi sendiri oleh Bio Farma yang berkantor pusat di Kota Bandung ini memiliki keuntungan soal harga.
“(Jika lancar), maka bulan Januari (2021) produksi di Bio Farma akan dilakukan sehingga secepatnya akan diberikan kepada masyarakat Indonesia,” ujar Kang Emil.
Kang Emil berharap, keterlibatan dirinya dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar sebagai relawan bisa memberikan
ketenangan dan keyakinan kepada masyarakat juga untuk menghindari berbagai informasi bohong atau hoaks terkait vaksin Covid-19.
“Kami bersama masyarakat. Kami pilih tempat pengetesannya di Puskesmas. Jadi, tadi dalam satu ruangan ada delapan orang, empatnya adalah
kami (Forkopimda Jabar) dan empatnya lagi warga biasa. Mudah-mudahan dengan kami ikut, masyarakat tenang bahwa vaksin ini akan hadir,” kata Kang Emil.
“Tolong percaya dan yakin bahwa ini proses yang paling baik dan Insyaallah paling murah dibanding proses lain, karena (vaksin) akan diproduksi oleh industri yang ada di Jawa Barat sendiri.
Mohon doanya dari masyarakat agar kami tetap sehat untuk melayani masyarakat dalam situasi pandemi ini,” ucapnya.
Kang Emil pun menegaskan, setelah dimulainya rangkaian sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19, dirinya dan Forkompimda Jabar lain akan tetap beraktivitas
seperti biasa dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mecuci tangan dengan sabun.
“Setelah ini kami akan tetap melakukan kegiatan seperti biasa, tidak ada perubahan. Tetap jaga jarak, pakai masker, rajin mencuci tangan.
Hanya nanti dalam prosesnya kalau ada gejala-gejala (setelah mengikuti uji klinis) kami diminta segera melapor,” tutur Kang Emil.
Untuk diketahui, terdapat lebih dari 2.000 orang yang mendaftar menjadi relawan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 Sinovac. Dari jumlah tersebut, dipilih 1.620 orang yang memenuhi kriteria, salah satunya tidak memiliki penyakit bawaan.
Dari dua fase uji klinis sebelumnya di negara asalnya, vaksin Sinovac tidak memberikan efek samping.
Hal itu menjadi optimisme tim uji klinis dari Bio Farma dan FK Unpad bahwa proses uji klinis terhadap vaksin Sinovac akan berjalan lancar. (rba)