DENPASAR – Bus Trans Sarbagita resmi digratiskan kemarin untuk memberikan pelayanan kepada pelajar dan mahasiswa.
Namun, program ini hanya berlangsung untuk Koridor I (GOR Ngurah Rai menuju GWK PP), dan Koridor ll (Tohpati menuju Nusa Dua PP).
Pelayanan gratis ini dilontarkan Gubernur Bali Wayan Koster saat pidato akhir tahun 31 Desember 2018 lalu.
Program ini spontan disambut gembira masyarakat. Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Provinsi Bali I Made Rai Ridharta mengapresiasi program gubernur ini.
“Ini program bagus dan menguntungkan bagi penumpang, terutama para pelajar dan mahasiswa yang mobilitasnya tinggi,” ujar Rai Ridharta.
Namun, dia meyakini program ini tidak otomatis mengubah cara pandang masyarakat. Masyarakat tidak akan langsung beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
“Ini sangat tergantung dengan konektivitas yang dibangun di jaringan angkutan umum. Jika tidak ada konektivitas (pelayanan terputus hanya pada satu lintasan/koridor saja),
jangan berharap akan ada penumpang dengan tujuan lain yang akan naik Bus Trans Sarbagita sekalipun gratis,” ungkapnya.
Masyarakat pengguna angkutan umum tidak akan pindah begitu saja selama konektivitas angkutan tidak terintegrasi dengan baik.
Karena itu, Rai Ridharta menyatakan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan adalah jumlah ruas jalan yang dilayani bus Trans Sarbagita.
Dikatakan semakin besar prosentase ruas jalan yang dilayani oleh angkutan umum, maka semakin besar kemungkinan ada penumpang yang menggunakan angkutan massal ini.
“Kita tahu bahwa saat ini hanya ada 1 koridor yang dioperasikan, di mana sebelumnya ada 2 koridor dengan alasan merugikan.
Kita lihat saja apakah akan ada tambahan penumpang baru untuk lintasan yang sudah ada sebelumnya atau tidak,” pungkasnya.