32.6 C
Jakarta
25 April 2024, 16:01 PM WIB

Di Depan Massa, Taksu Bali Dwipa Tuntut PHDI Bubarkan Hare Krishna

DENPASAR – Aksi Forum Komunikasi Taksu Bali Dwipa di depan Monumen Bajra Sandi, di Jalan Raya Puputan Niti Mandala, Renon, Senin (3/8) berlangsung damai. 

Aksi ini diisi dengan pementasan seni dan budaya. Mulai dari joged bumbung hingga Calonarang yang disertai aksi ngurek dan nyentokin watangan. 

Koodinator Lapangan Putu Agus Yudiawan menyebutkan, bahwa dalam kegiatan ini pihaknya  mendesak PHDI Bali dan PHDI Pusat 

untuk segera mengeluarkan Hare Krishna dan  International Society For Krisnha Consciousness (ISKCON) dari pengayoman. 

Menurut dia, kehadiran paham yang berbeda dari pemahaman agama Hindu di Bali sangat meresahkan.

“Tuntutan kami ke PHDI tetap menolak Hare Krishna di Bali, Reformasi PHDI Bali, Meminta PHDI Bali untuk memohonkan kepada Kejaksaan Agung memberlakukan 

SK Jaksa Agung nomor 107/JA/5/1984 dengan menarik semua barang cetakan yang memuat ajaran Hare Krishna dan juga melarang seluruh kegiatan Hare Krishna di tanah Bali,” terang I Putu Agus Yudiawan. 

Di sisi lain, Ketua Forum Komunkasi Taksu Bali, Jero Mangku Wisna, mengatakan bahwa pihaknya mendesak PHDI mencabut surat penaungan kepada Hare Krishna. 

Mendesak PHDI mengeluarkan pernyataan bahwa Hare Krishna bukan Hindu yang sesuai dengan Hindu di Nusantara. 

“Terakhir, meminta Kejaksaan Agung menjalankan Keterangan Jaksa Agung No KEP 107/JA/5/1984,” ujarnya. 

Sementara itu, Kapolresta Denpasar Kombes Jansen Avitus Panjaitan menerangkan bahwa jumlah peserta aksi tersebut diperkirakan ratusan orang. 

Rencana awal berjumlah 3.000-an orang. “Jumlah itu menyusut drastis karana langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak kepolisian sebelumnya. 

Bahkan ada sejumlah desa adat sebelumnya menyatakan tidak ikut demo. Mereka meyakini pemerintah sedang melakukan langkah-langkah,” terang Kombes Jansen. 

Personel Polresta yang turun melakukan pengamanan sebanyak 200 orang. Ratusan personel ini turun untuk memastikan aksi ini berjalan damai. 

“Selama aksi kami menekankan agar protokol kesehatan harus dijaga. Aksi berlangsung damai. Mereka lebih banyak melakukan kegiatan kesenian,” tandasnya. 

Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.30 Wita itu berlangsung hingga pukul 15.00 Wita. 

DENPASAR – Aksi Forum Komunikasi Taksu Bali Dwipa di depan Monumen Bajra Sandi, di Jalan Raya Puputan Niti Mandala, Renon, Senin (3/8) berlangsung damai. 

Aksi ini diisi dengan pementasan seni dan budaya. Mulai dari joged bumbung hingga Calonarang yang disertai aksi ngurek dan nyentokin watangan. 

Koodinator Lapangan Putu Agus Yudiawan menyebutkan, bahwa dalam kegiatan ini pihaknya  mendesak PHDI Bali dan PHDI Pusat 

untuk segera mengeluarkan Hare Krishna dan  International Society For Krisnha Consciousness (ISKCON) dari pengayoman. 

Menurut dia, kehadiran paham yang berbeda dari pemahaman agama Hindu di Bali sangat meresahkan.

“Tuntutan kami ke PHDI tetap menolak Hare Krishna di Bali, Reformasi PHDI Bali, Meminta PHDI Bali untuk memohonkan kepada Kejaksaan Agung memberlakukan 

SK Jaksa Agung nomor 107/JA/5/1984 dengan menarik semua barang cetakan yang memuat ajaran Hare Krishna dan juga melarang seluruh kegiatan Hare Krishna di tanah Bali,” terang I Putu Agus Yudiawan. 

Di sisi lain, Ketua Forum Komunkasi Taksu Bali, Jero Mangku Wisna, mengatakan bahwa pihaknya mendesak PHDI mencabut surat penaungan kepada Hare Krishna. 

Mendesak PHDI mengeluarkan pernyataan bahwa Hare Krishna bukan Hindu yang sesuai dengan Hindu di Nusantara. 

“Terakhir, meminta Kejaksaan Agung menjalankan Keterangan Jaksa Agung No KEP 107/JA/5/1984,” ujarnya. 

Sementara itu, Kapolresta Denpasar Kombes Jansen Avitus Panjaitan menerangkan bahwa jumlah peserta aksi tersebut diperkirakan ratusan orang. 

Rencana awal berjumlah 3.000-an orang. “Jumlah itu menyusut drastis karana langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak kepolisian sebelumnya. 

Bahkan ada sejumlah desa adat sebelumnya menyatakan tidak ikut demo. Mereka meyakini pemerintah sedang melakukan langkah-langkah,” terang Kombes Jansen. 

Personel Polresta yang turun melakukan pengamanan sebanyak 200 orang. Ratusan personel ini turun untuk memastikan aksi ini berjalan damai. 

“Selama aksi kami menekankan agar protokol kesehatan harus dijaga. Aksi berlangsung damai. Mereka lebih banyak melakukan kegiatan kesenian,” tandasnya. 

Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.30 Wita itu berlangsung hingga pukul 15.00 Wita. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/