25.1 C
Jakarta
2 November 2024, 20:19 PM WIB

Waspada, Penderita Kanker Meningkat Pesat, Cegah Sejak Dini

DENPASAR – Penyakit kanker bisa diderita siapa saja, tanpa memandang golongan umur, tua, muda termasuk anak. Bahkan janin di dalam kandungan dapat terkena penyakit kanker. 

Tepat pada peringatan hari kanker sedunia, sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud yang tergabung dalam Komunitas Peduli Kanker (Kompak) menyelenggarakan Orasi Edukatif tentang bahaya penyakit kanker.

Ketua Kompak Fakhri Abid Abdulhadi mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang kanker.

Karena sejarah berdirinya komunitas peduli kanke bermula dari rasa prihatin sejak tahun 2000. Di mana sebanyak 90 persen penyintas atau surveilans kanker

yang datang ke fasilitas kesehatan untuk berobat sebagian besar yang datang dengan penyakit kanker stadium akhir atau stadium lanjut.

Sehingga para penderita kanker tersebut saat itu sangat sulit untuk diberikan pengobatan secara medis. Meskipun dilakukan pengobatan kemoterapi.

“Oleh karenanya hadirnya komunitas peduli kanker saat ini ditengah masyarakat dalam upaya memberikan edukasi agar masyarakat mendekteksi sedini mungkin

penyakit kanker yang berada didalam tubuh. Jika timbul sebuah benjolan kecil yang berada di dalam dan diluar tubuh, segera lakukan pemeriksaan di layanan fasilitas kesehatan yang ada,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Ketut Suarjaya mengatakan tren penyakit kanker hampir setiap tahunnya mengalami peningkat di Bali.

Penyebab penyakit kanker  sebagai besar belum diketahui. Namun ada juga sudah diketahui penyebabnya seperti penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh virus human papillomavirus atau HPV.

Sehingga cara pengobatannya dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV. “Di Bali vaksin untuk HPV sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota seperti Gianyar, Tabanan, Badung dan Kota Denpasar.

Dilakukan secara mandiri. Vaksin HPV tidak diberikan secara gratis. Satu kali vaksin HPV masyarakat harus membayar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta,” ujar dokter asal Seririt, Buleleng.

Suarjaya menambahkan penyebab dari penyakit kanker juga disebabkan oleh faktor makanan yang mengandung pewarna, pemanis dan pengawet makanan.

Tanpa disadari makanan yang mengadung 3 zat aditif jika dikonsumsi oleh tubuh secara terus-menerus. Secara komulatif dapat menyebabkan penyakit kanker.

Karena makanan yang mengadung 3 zat aditif bersifat psikogenik yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

“Pada intinya untuk mencegah kanker, mulailah dengan prilaku pola hidup sehat. Perbanyaklah mengoonsumsi makanan yang organik,

berolahraga dan hindari merokok. Kemudian hindari makanan yang mengadung pewarna, pemanis dan pengawet,” jelasnya.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali di RS Sanglah, penyakit kanker, termasuk dalam 10 besar penyakit yang ditangani baik secara rawat jalan maupun rawat inap. 

DENPASAR – Penyakit kanker bisa diderita siapa saja, tanpa memandang golongan umur, tua, muda termasuk anak. Bahkan janin di dalam kandungan dapat terkena penyakit kanker. 

Tepat pada peringatan hari kanker sedunia, sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud yang tergabung dalam Komunitas Peduli Kanker (Kompak) menyelenggarakan Orasi Edukatif tentang bahaya penyakit kanker.

Ketua Kompak Fakhri Abid Abdulhadi mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang kanker.

Karena sejarah berdirinya komunitas peduli kanke bermula dari rasa prihatin sejak tahun 2000. Di mana sebanyak 90 persen penyintas atau surveilans kanker

yang datang ke fasilitas kesehatan untuk berobat sebagian besar yang datang dengan penyakit kanker stadium akhir atau stadium lanjut.

Sehingga para penderita kanker tersebut saat itu sangat sulit untuk diberikan pengobatan secara medis. Meskipun dilakukan pengobatan kemoterapi.

“Oleh karenanya hadirnya komunitas peduli kanker saat ini ditengah masyarakat dalam upaya memberikan edukasi agar masyarakat mendekteksi sedini mungkin

penyakit kanker yang berada didalam tubuh. Jika timbul sebuah benjolan kecil yang berada di dalam dan diluar tubuh, segera lakukan pemeriksaan di layanan fasilitas kesehatan yang ada,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. I Ketut Suarjaya mengatakan tren penyakit kanker hampir setiap tahunnya mengalami peningkat di Bali.

Penyebab penyakit kanker  sebagai besar belum diketahui. Namun ada juga sudah diketahui penyebabnya seperti penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh virus human papillomavirus atau HPV.

Sehingga cara pengobatannya dapat dilakukan dengan vaksinasi HPV. “Di Bali vaksin untuk HPV sudah dilakukan di beberapa kabupaten/kota seperti Gianyar, Tabanan, Badung dan Kota Denpasar.

Dilakukan secara mandiri. Vaksin HPV tidak diberikan secara gratis. Satu kali vaksin HPV masyarakat harus membayar Rp 1,2 juta sampai Rp 1,5 juta,” ujar dokter asal Seririt, Buleleng.

Suarjaya menambahkan penyebab dari penyakit kanker juga disebabkan oleh faktor makanan yang mengandung pewarna, pemanis dan pengawet makanan.

Tanpa disadari makanan yang mengadung 3 zat aditif jika dikonsumsi oleh tubuh secara terus-menerus. Secara komulatif dapat menyebabkan penyakit kanker.

Karena makanan yang mengadung 3 zat aditif bersifat psikogenik yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu merokok juga dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

“Pada intinya untuk mencegah kanker, mulailah dengan prilaku pola hidup sehat. Perbanyaklah mengoonsumsi makanan yang organik,

berolahraga dan hindari merokok. Kemudian hindari makanan yang mengadung pewarna, pemanis dan pengawet,” jelasnya.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali di RS Sanglah, penyakit kanker, termasuk dalam 10 besar penyakit yang ditangani baik secara rawat jalan maupun rawat inap. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/