33.4 C
Jakarta
22 November 2024, 11:54 AM WIB

Angin Dingin dan Kering Australia Menuju Bali, Begini Dampaknya

DENPASAR – Anomali cuaca di Bali memang sulit ditebak belakangan ini. Kadang panas terik dan kadang juga udara terasa begitu dingin.

BMKG Wilayah III Denpasar pun melakukan analisis cuaca yang terjadi di Bali. Hasilnya cukup mengejutkan. Versi BMKG, Bali sudah memasuki puncak kemarau.

“Saat ini kami prakirakan memasuki puncak musim kemarau, maka itu sudah mulai jarang terbentuk awan-awab konvektif karena angin munsoon Australia 

yang dingin dan kering cukup kuat menuju Asia,” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG di Bali, Iman Fatchurochman, Rabu (5/8) sore.

Dampaknya memang berpengaruh pada cuaca di Bali yang kian semakin dingin karena perubahan tersebut.

“Dengan tidak adanya tutupan awan, maka radiasi panas yang diterima oleh bumi lebih cepat terilis ke atmosfer, hal ini membuat suhu bumi bagian selatan khatulistiwa lebih dingin,” ujarnya.

Menurut Iman, memang biasanya pada saat kemarau suhu akan lebih dingin dibanding musim hujan. 

Namun, yang perlu diwaspadai adalah pada saat musim kemarau, curah hujan akan makin minim.

“Untuk itu masyarakat sudah mulai dapat mengatur penggunaan air, terutama untuk tanaman (petani). 

Atau bisa mensiasati dengan menanam tanaman yang lebih toleran terhadap kondisi kering,” tutur Iman Fatchurochman. 

DENPASAR – Anomali cuaca di Bali memang sulit ditebak belakangan ini. Kadang panas terik dan kadang juga udara terasa begitu dingin.

BMKG Wilayah III Denpasar pun melakukan analisis cuaca yang terjadi di Bali. Hasilnya cukup mengejutkan. Versi BMKG, Bali sudah memasuki puncak kemarau.

“Saat ini kami prakirakan memasuki puncak musim kemarau, maka itu sudah mulai jarang terbentuk awan-awab konvektif karena angin munsoon Australia 

yang dingin dan kering cukup kuat menuju Asia,” ujar Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG di Bali, Iman Fatchurochman, Rabu (5/8) sore.

Dampaknya memang berpengaruh pada cuaca di Bali yang kian semakin dingin karena perubahan tersebut.

“Dengan tidak adanya tutupan awan, maka radiasi panas yang diterima oleh bumi lebih cepat terilis ke atmosfer, hal ini membuat suhu bumi bagian selatan khatulistiwa lebih dingin,” ujarnya.

Menurut Iman, memang biasanya pada saat kemarau suhu akan lebih dingin dibanding musim hujan. 

Namun, yang perlu diwaspadai adalah pada saat musim kemarau, curah hujan akan makin minim.

“Untuk itu masyarakat sudah mulai dapat mengatur penggunaan air, terutama untuk tanaman (petani). 

Atau bisa mensiasati dengan menanam tanaman yang lebih toleran terhadap kondisi kering,” tutur Iman Fatchurochman. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/