28.6 C
Jakarta
10 Desember 2024, 19:08 PM WIB

Rabies di Bali Jadi Sorotan Dunia Bikin Dirjen Peternakan Malu Berat

DENPASAR – Tingginya kasus rabies masih menjadi momok di Bali. Itu yang menyebabkan Dirjen Peternakan dan Keswan dari Kementerian Pertanian RI I Ketut Diarmita mengaku malu.

Pasalnya, sudah 10 tahun memberantas rabies di Bali, namun tak kunjung selesai. Tahun 2018 saja ditemukan 149 jumlah kasus positif di Bali.

Tahun ini sudah memasuki tahun ke-11 pemerintah melakukan program pencegahan rabies. I Ketut Diarmita menyatakan pihaknya ingin menuntaskan dalam penanganannya dari hulu dan hilir.

“Kami merasa malu karena sudah 10 tahun terakhir rabies tak selesai. Kami ingin menuntaskan dan menanganinya. Ini bentuk pertanggungjawaban kami kepada rakyat,” kata Diarmita.

Ia berharap supaya Bali bisa bebas dari rabies harus dilakukan secara terstruktur. Yang mana targetnya dimanapun anjing diambil sampel harus negatif dari rabies.

“Menteri Pertanian mendukung pembebasan rabies. Rabies ini menjadi sorotan. Permasalahan  di lapangan, seperti  Buleleng, Bangli, dan Karangasem paling rawan. Badung dan Denpasar paling bagus dalam penanganannya,” tukasnya.

Dikatakan rabies ini menjadi salah satu kekhawatiran warga mancanegara. Katanya, jika sampai ada anjing rabies yang mengakibatkan manusia meninggal, maka beritanya akan menyebar ke mana-mana.

Dan, itu lanjutnya akan berdampak pada pariwisata di Bali. “Supaya orang percaya untuk datang ke Bali. Kami hanya mengandalkan alam dan budaya. Ini harus dijaga bersama,” tukasnya. 

DENPASAR – Tingginya kasus rabies masih menjadi momok di Bali. Itu yang menyebabkan Dirjen Peternakan dan Keswan dari Kementerian Pertanian RI I Ketut Diarmita mengaku malu.

Pasalnya, sudah 10 tahun memberantas rabies di Bali, namun tak kunjung selesai. Tahun 2018 saja ditemukan 149 jumlah kasus positif di Bali.

Tahun ini sudah memasuki tahun ke-11 pemerintah melakukan program pencegahan rabies. I Ketut Diarmita menyatakan pihaknya ingin menuntaskan dalam penanganannya dari hulu dan hilir.

“Kami merasa malu karena sudah 10 tahun terakhir rabies tak selesai. Kami ingin menuntaskan dan menanganinya. Ini bentuk pertanggungjawaban kami kepada rakyat,” kata Diarmita.

Ia berharap supaya Bali bisa bebas dari rabies harus dilakukan secara terstruktur. Yang mana targetnya dimanapun anjing diambil sampel harus negatif dari rabies.

“Menteri Pertanian mendukung pembebasan rabies. Rabies ini menjadi sorotan. Permasalahan  di lapangan, seperti  Buleleng, Bangli, dan Karangasem paling rawan. Badung dan Denpasar paling bagus dalam penanganannya,” tukasnya.

Dikatakan rabies ini menjadi salah satu kekhawatiran warga mancanegara. Katanya, jika sampai ada anjing rabies yang mengakibatkan manusia meninggal, maka beritanya akan menyebar ke mana-mana.

Dan, itu lanjutnya akan berdampak pada pariwisata di Bali. “Supaya orang percaya untuk datang ke Bali. Kami hanya mengandalkan alam dan budaya. Ini harus dijaga bersama,” tukasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/