28.2 C
Jakarta
17 September 2024, 2:21 AM WIB

Dipaksa Pindah ke Terminal Mengwi, Sopir AKAP Bisa Mati Pelan-pelan

DENPASAR – Paguyuban sopir bus AKAP (Antar Kota Dalam Provinsi) meluruk DPRD Bali. Ratusan sopir itu menuntut supaya Terminal Ubung kembali naik status menjadi tipe A dan difungsikan sebagai terminal utama bus AKAP.

Pasalnya, Terminal Mengwi yang saat ini dijadikan tipa A dianggap membunuh perekonomian sopir secara perlahan.

“Banyak orang yang sengaja mengambil keuntungan dari Terminal Mengwi ini. Karena letaknya jauh dari kantong penumpang.

Padahal kantong penumpang itu ada di Gianyar, Denpasar, dan Kuta Selatan pada umumnya,” seru Koordinator Paguyuban Bus AKAP Bali M. Samsuri, kemarin (5/2).

Menurut Samsuri, fasilitas untuk menjangkau ke Terminal Mengwi juga belum memadai. Ditambah lagi dengan keberadaan ANJAP (Antar Jemput Antar Penumpang) yang dinilai tarifnya masih tidak ada batas bawah adan batas atas.

Penumpang dari Denpasar harus merogoh kocek lagi untuk sampai ke Terminal Mengwi. Setelah sampai terminal mereka masih beli tiket lagi menuju Pulau Jawa dan sekitarnya.

Selain sopir, pedagang di Terminal Ubung juga merasakan hal sama. Kondisi Terminal Ubung saat ini sepi, sehingga banyak pedagang terancam gulung tikar.

Ini karena banyak para pedagang yang menggantungkan hidupnya dari hiruk pikuk Terminal Ubung.

Ditegaskan Samsuri, jika keamanan menjadi alasan utama yang menjadi pemindahan Terminal, lanjut dia, seharusnya hal itu tak dijadikan sesuatu yang sangat mendasar.

Pasalnya, di terminal telah ada petugas dari kepolisian yang mengamankan. Terminal Mengwi dianggap masih belum siap melayani bus AKAP. “Kami masih bisa hidup, tapi kenyataannya kami mati pelan-pelan,” tandasnya.

DENPASAR – Paguyuban sopir bus AKAP (Antar Kota Dalam Provinsi) meluruk DPRD Bali. Ratusan sopir itu menuntut supaya Terminal Ubung kembali naik status menjadi tipe A dan difungsikan sebagai terminal utama bus AKAP.

Pasalnya, Terminal Mengwi yang saat ini dijadikan tipa A dianggap membunuh perekonomian sopir secara perlahan.

“Banyak orang yang sengaja mengambil keuntungan dari Terminal Mengwi ini. Karena letaknya jauh dari kantong penumpang.

Padahal kantong penumpang itu ada di Gianyar, Denpasar, dan Kuta Selatan pada umumnya,” seru Koordinator Paguyuban Bus AKAP Bali M. Samsuri, kemarin (5/2).

Menurut Samsuri, fasilitas untuk menjangkau ke Terminal Mengwi juga belum memadai. Ditambah lagi dengan keberadaan ANJAP (Antar Jemput Antar Penumpang) yang dinilai tarifnya masih tidak ada batas bawah adan batas atas.

Penumpang dari Denpasar harus merogoh kocek lagi untuk sampai ke Terminal Mengwi. Setelah sampai terminal mereka masih beli tiket lagi menuju Pulau Jawa dan sekitarnya.

Selain sopir, pedagang di Terminal Ubung juga merasakan hal sama. Kondisi Terminal Ubung saat ini sepi, sehingga banyak pedagang terancam gulung tikar.

Ini karena banyak para pedagang yang menggantungkan hidupnya dari hiruk pikuk Terminal Ubung.

Ditegaskan Samsuri, jika keamanan menjadi alasan utama yang menjadi pemindahan Terminal, lanjut dia, seharusnya hal itu tak dijadikan sesuatu yang sangat mendasar.

Pasalnya, di terminal telah ada petugas dari kepolisian yang mengamankan. Terminal Mengwi dianggap masih belum siap melayani bus AKAP. “Kami masih bisa hidup, tapi kenyataannya kami mati pelan-pelan,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/