27.3 C
Jakarta
30 April 2024, 8:44 AM WIB

Anggaran Terbatas, Tabanan Belum Bisa Mengaktifkan

Tidak semua daerah bisa mengaktifkan angkutan gratis untuk siswa di saat sekolah sudah menggelar pertemuan tatap muka (PTM). Tabanan yang masih minim anggaran adalah salah satu contohnya. Di sisi lain, perawatan armada angkutan bus seperti di Jembrana juga butuh dana.

 

Juliadi/M.basir/Pit

 

“SUDAH  dua tahun ini kami tidak beroperasi mengangkut siswa-siswa sekolah SD dan SMP di Tabanan, kalau mengandalkan angkutan penumpang biasanya sama sekali tak ada muatan,”  kata Wakil Ketua Angkutan Trans Serasi Kota Tabanan,  Made Muliadi, saat ditemui mangkal di depan Pasar Tabanan,  belum lama ini.

 

Dia mengaku dulu saat anak masuk sekolah, karena trans serasi program pemerintah Tabanan yang khusus melayani antar jemput siswa mampu mendapat penghasilan per hari Rp 155 ribu. Ini dengan empat kali antar jemput siswa. 

 

“Kalau sekarang cari uang segitu susah sekali. Sehari kita sebagai sopir angkutan perkotaan hanya paling banyak dapat penghasilan Rp 50 ribu belum potong minyak mobil. Sisa Rp 30 ribu kami bawa pulang uang ke rumah,” aku pria asal Desa Belumbang Kerambitan,  Tabanan.

 

Angkutan trans serasi di Tabanan yang digagas mantan Bupati Tabanan sejak tahun 2017 lalu benar-benar membawa perubahan bagi angkutan perkotaan.  Membuka lapangan kerja baru bagi para sopir dan sangat populer angkutan siswa. Karena orang tua siswa merasa terbantu.

 

Yang paling menonjol adalah kecelakaan lalu lintas pada siswa menurun, perkelahian anak sekolah tidak ada dan juga mengurangi angka kemacetan lalu lintas.  “Jadi trans serasi benar-benar kami rasakan manfaatnya. Sekarang sudah tidak ada, gara-gara Covid-19 ini,” terangnya.

 

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Tabanan,  I Made Yasa mengatakan Pemkab Tabanan memastikan sementara waktu untuk tidak mengaktifkan angkutan siswa. Alasannya, karena keterbatasan anggaran dana operasional pada layanan angkutan siswa Trans Serasi.

 

Selain itu, juga karena masih berlaku penerapan PPKM dan sejak adanya pelaksanaan pembelajaran daring tahun 2020 lalu.

 

Di Jembrana, bus sekolah yang sempat beroperasi pada awal 2020, sudah tidak beroperasi lagi. Bus sekolah yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan tahun 2018 tersebut, hanya beroperasi beberapa hari untuk mengangkut siswa seputaran kota Negara. Khususnya yang sekolah di SMPN 1 Negara.

 

Lantaran pandemi Covid-19 melanda dan pembelajaran tatap muka dihentikan, bus sekolah juga terhenti hingga saat ini. Dan, mesin bus tentu juga perlu biaya perawatan kalau tidak digunakan.

 

Satu bus sekolah yang dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Jembrana terbaru, karena sudah tidak beroperasi untuk angkutan saat ini, tulisan bus sekolah di badan bus sudah ditutup. Bus diparkir di terminal umum negara, sesekali digunakan untuk kegiatan Pemkab Jembrana.

 

Selain bus sekolah yang dimiliki pemerintah, sejumlah sekolah sudah menggunakan angkutan desa sebagai angkutan siswa. Seperti beberapa sekolah madrasah yang ada di Jembrana, sebelum pandemi Covid-19 digunakan untuk antar jemput siswa.

 

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana, Ni Megah Wartini,  mengatakan, bus sekolah milik Dinas Perhubungan yang pernah dioperasikan untuk antar jemput siswa pada tahun 2020 lalu, sudah tidak beroperasi lagi karena Pandemi.   “Waktu dioperasikan itu, fasilitas anggaran bahan bakar dan sopir dari dinas perhubungan. Kami hanya koordinasikan dengan sekolah agar siswanya bisa ikut bus sekolah,” ujarnya. (Bersambung)

Tidak semua daerah bisa mengaktifkan angkutan gratis untuk siswa di saat sekolah sudah menggelar pertemuan tatap muka (PTM). Tabanan yang masih minim anggaran adalah salah satu contohnya. Di sisi lain, perawatan armada angkutan bus seperti di Jembrana juga butuh dana.

 

Juliadi/M.basir/Pit

 

“SUDAH  dua tahun ini kami tidak beroperasi mengangkut siswa-siswa sekolah SD dan SMP di Tabanan, kalau mengandalkan angkutan penumpang biasanya sama sekali tak ada muatan,”  kata Wakil Ketua Angkutan Trans Serasi Kota Tabanan,  Made Muliadi, saat ditemui mangkal di depan Pasar Tabanan,  belum lama ini.

 

Dia mengaku dulu saat anak masuk sekolah, karena trans serasi program pemerintah Tabanan yang khusus melayani antar jemput siswa mampu mendapat penghasilan per hari Rp 155 ribu. Ini dengan empat kali antar jemput siswa. 

 

“Kalau sekarang cari uang segitu susah sekali. Sehari kita sebagai sopir angkutan perkotaan hanya paling banyak dapat penghasilan Rp 50 ribu belum potong minyak mobil. Sisa Rp 30 ribu kami bawa pulang uang ke rumah,” aku pria asal Desa Belumbang Kerambitan,  Tabanan.

 

Angkutan trans serasi di Tabanan yang digagas mantan Bupati Tabanan sejak tahun 2017 lalu benar-benar membawa perubahan bagi angkutan perkotaan.  Membuka lapangan kerja baru bagi para sopir dan sangat populer angkutan siswa. Karena orang tua siswa merasa terbantu.

 

Yang paling menonjol adalah kecelakaan lalu lintas pada siswa menurun, perkelahian anak sekolah tidak ada dan juga mengurangi angka kemacetan lalu lintas.  “Jadi trans serasi benar-benar kami rasakan manfaatnya. Sekarang sudah tidak ada, gara-gara Covid-19 ini,” terangnya.

 

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Tabanan,  I Made Yasa mengatakan Pemkab Tabanan memastikan sementara waktu untuk tidak mengaktifkan angkutan siswa. Alasannya, karena keterbatasan anggaran dana operasional pada layanan angkutan siswa Trans Serasi.

 

Selain itu, juga karena masih berlaku penerapan PPKM dan sejak adanya pelaksanaan pembelajaran daring tahun 2020 lalu.

 

Di Jembrana, bus sekolah yang sempat beroperasi pada awal 2020, sudah tidak beroperasi lagi. Bus sekolah yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan tahun 2018 tersebut, hanya beroperasi beberapa hari untuk mengangkut siswa seputaran kota Negara. Khususnya yang sekolah di SMPN 1 Negara.

 

Lantaran pandemi Covid-19 melanda dan pembelajaran tatap muka dihentikan, bus sekolah juga terhenti hingga saat ini. Dan, mesin bus tentu juga perlu biaya perawatan kalau tidak digunakan.

 

Satu bus sekolah yang dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Jembrana terbaru, karena sudah tidak beroperasi untuk angkutan saat ini, tulisan bus sekolah di badan bus sudah ditutup. Bus diparkir di terminal umum negara, sesekali digunakan untuk kegiatan Pemkab Jembrana.

 

Selain bus sekolah yang dimiliki pemerintah, sejumlah sekolah sudah menggunakan angkutan desa sebagai angkutan siswa. Seperti beberapa sekolah madrasah yang ada di Jembrana, sebelum pandemi Covid-19 digunakan untuk antar jemput siswa.

 

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Jembrana, Ni Megah Wartini,  mengatakan, bus sekolah milik Dinas Perhubungan yang pernah dioperasikan untuk antar jemput siswa pada tahun 2020 lalu, sudah tidak beroperasi lagi karena Pandemi.   “Waktu dioperasikan itu, fasilitas anggaran bahan bakar dan sopir dari dinas perhubungan. Kami hanya koordinasikan dengan sekolah agar siswanya bisa ikut bus sekolah,” ujarnya. (Bersambung)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/