Angkutan gratis untuk pelajar hampir ada di penjuru kabupaten di Bali. Di tengah kondisi yang tidak pasti saat pandemi ini nasib angkutan gratis untuk siswa itu terimbas. Ini karena pembelajaran tatap muka (PTM) juga tidak menentu. Pendapatan daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga lebih fokus untuk mengamankan dampak penanganan pandemi.
Ni Kadek Novi Febriani/ IB Indra Prasetia/Pit
DI Denpasar, Pemkot Denpasar menyediakan bus sekolah untuk siswa SD maupun SMP sejak era Wali Kota Denpasar, Ida Bagus Rai Mantra. Sejak tahun 2017 lalu, tepatnya.
Kini, bus sekolah ini terpaksa berhenti operasi karena kegiatan sekolah dihentikan. Kini bagaimana nasib bus sekolah? Kabag Humas dan Protokol Setda Kota Denpasar, Dewa Gede Rai mengatakan Pemkot memiliki 13 armada bus sekolah yang saat ini berhenti operasi.
Dan, para sopir dialihkan ke tugas lain. Seperti membantu satgas Covid-19 membawa pasien atau tugas lainnya di Dinas Perhubungan (Dishub). “Mobilnya untuk membantu pasien Covid-19 ada khusus. Driver bertugas menjemput pasien isoter (isolasi terpusat),” jelasnya.
Pada saat pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal tahun 2022 bus sekolah sempat dioperasikan. Tapi, hanya beberapa minggu dan terpaksa dihentikan karena kasus Covid-19 terus meningkat.
Bus sekolah terus bertambah sejak diluncurkan tahun 2017 lalu. Meskipun dalam kondisi pandemi melanda Pemkot Denpasar tetap menambah armada.
Kendaraan itu dilengkapi fasilitas yang membuat nyaman dan aman seperti pendingin ruangan, aplikasi pemantauan yang bisa dilihat orang tua dan tempat duduk yang nyaman. Sayangnya, belum semua siswa di Denpasar bisa memanfaatkan layanan publik itu karena keterbatasan armada.
Dewa Rai mengatakan ada 441 siswa yang dilayani dan 174 siswa yang masih masuk daftar tunggu. Untuk tahap awal, bus sekolah ini baru akan melayani rute di kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Timur saja.
Di dua kecamatan ini diprioritaskan terlebih dulu karena selama ini belum ada layanan angkutan umum yang beroperasi di sana. Dan, ke depannya akan dikembangkan kembali untuk menjangkau wilayah Denpasar Selatan dan Denpasar Barat.
Antusiasme warga Kota Denpasar saat tinggi ingin menggunakan bus sekolah, yang dibuktikan dari jumlah pendaftar berjumlah 980 siswa. Sayangnya, hanya 441 yang bisa dilayani dan yang masuk daftar tunggu 174 siswa. “Mereka mendaftar dulu ke Dishub, nanti akan masuk daftar antrean dulu,” ujarnya.
Daerah yang dilayani, Kecamatan Denpasar Utara itu di Ubung, Peguyangan Kaja, Peguyangan Kangin dan Denpasar Timur ada di Penatih, Penatih Dangin Puri, Sumerta Kelod, Sumerta Kaja, dan Kesiman.
“Jam operasional kendaraan melayani dari pukul 05.00 sampai 15.30. Sif 1 pukul 05.30 sampai 11.00 dan sif 2 pukul 11.00 sampai 15.30 dari hari Senin sampai dengan Jumat,” paparnya.
Sekolah yang dilayani bus sekolah untuk jenjang SMP, yaitu SMPN 12 Denpaar, SMP PGRI 8 Denpasar, SMP Negeri 14 Denpasar, SMP Dwijendra Denpasar, SMP PGRI 2 Denpasar, SMPN 8 Denpasar, SMPN 3 Denpasar, SMPN 5 Denpasar, SMPN 1 Denpasar, SMPN 10 Denpasar. Sedangkan SD yang dilayani, yakni SDN 17 Dauh Puri, SDN 28 Dangin Puri, SD Saraswati 1, SD Saraswati 5, SD Saraswati 6, SD Saraswati 2, SDN 22 Dauh Puri.
Dewa Adi menambahkan tujuan diadakan bus sekolah meringankan orang tua dan mengatasi kroditnya lalu lintas. Sehingga bisa mencegah kemacetan di Kota Denpasar karena orang tua tidak mengantarkan satu per satu anaknya ke sekolah. Selain itu, menjamin keamanan anak-anak yang langsung diantar ke tempat tujuan.
Di Gianyar, terkait kendaraan angkutan untuk siswa, kabar terbaru, Senin besok (7/3) sekolah di Gianyar sudah bisa kembali melakukan belajar dengan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kembalinya PTM tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) pada 1 Maret, yang ditandatangani Bupati Gianyar, Made Mahayastra. Ini dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, Wayan Suradnya.
Di dalam SE, siswa kembali belajar seperti sebelumnya, yakni mengedepankan protokol kesehatan. “Nggih, karena Bali masih Level 3, dan instruksi menterinya juga mengatakan demikian,” ujarnya.
Dengan kembalinya siswa ke sekolah, Dinas Pendidikan Gianyar berharap angkutan siswa ikut melayani siswa seperti semula. “Angkutan siswa itu ranah perhubungan. Kalau bisa diatur agar diatur sama perhubungan,” jelasnya.
Di bagian lain, Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, Wayan Suamba, menegaskan angkutan siswa akan kembali diaktifkan seiring terbitnya SE belajar tatap muka terbaru. “Beroperasi,” tegas Suamba.
Kata Suamba, angkutan siswa di Gianyar ini menggunakan sistem pembayaran sesuai jasa. Apabila angkutan tidak mengangkut siswa, maka angkutan tidak dibayar. “Karena kami (pemerintah) membeli layanan. Kalau berhenti kami nggak bayar,” ujarnya.
Suamba mengakui bahwa angkutan sempat melayani siswa diawal tahun 2022. Sehingga pemerintah hanya membayar jasa angkutan sebentar saja. “Mereka dibayar sesuai pelayanan yang mereka lakukan,” ungkapnya.
Dengan pemberhentian layanan angkutan siswa, maka sopir harus mencari nafkah pada trayek lainnya. Atau trayek di luar sekolah. “Harapannya seperti itu,” pintanya.
Pola kontrak pun sudah menyesuaikan dengan jadwal pembelajaran tatap muka. Apabila siswa belajar daring, angkutan siswa otomatis ikut berhenti. “Berhenti sementara. Dalam kontrak seperti itu,” ujarnya.
Tender angkutan siswa di Gianyar dimenangkan Perusahaan Umum Djawatan Angkutan Republik Indonesia (Perum Damri) dengan nilai anggaran Rp 15,2 miliar. Dengan angggaran tersebut, maka siswa yang naik angkutan bernama Gianyar Aman tidak perlu membayar. Alias gratis.
Melalui anggaran tersebut, pemerintah menyediakan 12 bus dan 204 angkot. Untuk trayek melayani sekolah SMP dan SD menuju ke pelosok desa di Gianyar. Ada titik tertentu dalam antar jemput. Yakni ngetem (menunggu penumpang) di sekolah menuju desa maupun kelurahan.
Untuk jadwal antar jemput menyesuaikan jam pulang dan masuk sekolah. Di luar jam tersebut, para sopir diperbolehkan menarik muatan non siswa. (Bersambung)