27.4 C
Jakarta
13 September 2024, 12:01 PM WIB

Ratusan Sapi Bali Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku, Hari Ini Dipotong

DENPASAR– Jumlah hewan yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bali terus melonjak. Jika sebelumnya tercatat hanya puluhan, maka kemarin jumlah sapi yang terjangkit PMK sudah 128 ekor. Di anataranya, Kabupaten Bangli 2 ekor, Buleleng 27, Gianyar 38 ekor dan Karangasem 61.

 

Hal itu diungkapkan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada. Untungnya saat kasus mulai melejit, Bali sudah mendapat pasokan vaksin dari pemerintah pusat. “Hari ini (kemarin) sudah datang vaksin 110 ribu dosis,” ujar Sunada, Selasa kemarin (5/7).

 

Sunada mengaku sudah memetakan wilayah mana saja yang akan diberi vaksin. Untuk menyalurkan vaksin pihaknya koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

 

Daerah penerima vaksin PMK di antaranya Buleleng dan Jembrana karena berdekatan dengan Banyuwangi. Selain itu juga Kabupaten Karangsem dan Gianyar karena dekat dengan Provinsi NTB. Vaksinasi juga akan dilakukan di Gianyar.

 

“Untuk saat ini vaksin PMK hanya dikhususkan untuk hewan ternak sapi saja. Kami sudah menghubungi pusat untuk minta lagi vaksin tahap kedua,” tukasnya.

 

Sebelum sapi-sapi tersebut divaksin akan dilakukan penyemprotan desinfektan. Langkah lain yang sudah diambil yakni melakukan lockdown atau melarang pengiriman sapi keluar Bali. Bahkan, pengiriman lintas kabupaten/kota di dalam Bali juga dihentikan.

 

Lockdwown dilakukan sampai kasus ini mereda atau 14 hari tidak muncul lagi. Hal ini dilakukan agar wabah tidak semakin meluas. Sunada memastikan sapi yang dipotong oleh pemerintah, pemiliknya akan diberi ganti rugi pemerintah pusat.  “Pasar hewan juga kami tutup sementara. Kami akan segera buat surat edaran,” tegasnya.

 

Sunada mengungkapkan, PMK di Bali pertama kali muncul di Gianyar. Menurutnya PMK bisa terbawa oleh alat angkut dan lainnya. “PMK ini kan virus, mudah diterbangkan angin dan mudah penularannya,” jelas Sunada.

 

Sapi yang terkena PMK akan di-stamping out (pemusnahan). Selain dilakukan stamping out, juga akan dipotong bersyarat. Dari 128 yang terkena PMK, sudah dilakukan pemotongan bersyarat sebanyak 62 ekor. Sisanya 66 ekor akan dipotong hari ini.

 

Untuk daging yang dipotong bersyarat menurutnya bisa dikonsumsi. Bagian yang tidak bisa dikonsumsi adalah kepala, jeroan, kaki, dan kulit. Dagingnya boleh dimakan karena PMK tidak menular manusia.

 

Yang menarik, meski sudah ada 100 lebih sapi yang positif PMK, Sunada menyebut Bali masih zona hijau. “Kami masih zona hijau, kok. Kami sudah komitmen membersihkan ini. Kami serius banget,” tukasnya. (san)

 

DENPASAR– Jumlah hewan yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) di Bali terus melonjak. Jika sebelumnya tercatat hanya puluhan, maka kemarin jumlah sapi yang terjangkit PMK sudah 128 ekor. Di anataranya, Kabupaten Bangli 2 ekor, Buleleng 27, Gianyar 38 ekor dan Karangasem 61.

 

Hal itu diungkapkan Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada. Untungnya saat kasus mulai melejit, Bali sudah mendapat pasokan vaksin dari pemerintah pusat. “Hari ini (kemarin) sudah datang vaksin 110 ribu dosis,” ujar Sunada, Selasa kemarin (5/7).

 

Sunada mengaku sudah memetakan wilayah mana saja yang akan diberi vaksin. Untuk menyalurkan vaksin pihaknya koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota.

 

Daerah penerima vaksin PMK di antaranya Buleleng dan Jembrana karena berdekatan dengan Banyuwangi. Selain itu juga Kabupaten Karangsem dan Gianyar karena dekat dengan Provinsi NTB. Vaksinasi juga akan dilakukan di Gianyar.

 

“Untuk saat ini vaksin PMK hanya dikhususkan untuk hewan ternak sapi saja. Kami sudah menghubungi pusat untuk minta lagi vaksin tahap kedua,” tukasnya.

 

Sebelum sapi-sapi tersebut divaksin akan dilakukan penyemprotan desinfektan. Langkah lain yang sudah diambil yakni melakukan lockdown atau melarang pengiriman sapi keluar Bali. Bahkan, pengiriman lintas kabupaten/kota di dalam Bali juga dihentikan.

 

Lockdwown dilakukan sampai kasus ini mereda atau 14 hari tidak muncul lagi. Hal ini dilakukan agar wabah tidak semakin meluas. Sunada memastikan sapi yang dipotong oleh pemerintah, pemiliknya akan diberi ganti rugi pemerintah pusat.  “Pasar hewan juga kami tutup sementara. Kami akan segera buat surat edaran,” tegasnya.

 

Sunada mengungkapkan, PMK di Bali pertama kali muncul di Gianyar. Menurutnya PMK bisa terbawa oleh alat angkut dan lainnya. “PMK ini kan virus, mudah diterbangkan angin dan mudah penularannya,” jelas Sunada.

 

Sapi yang terkena PMK akan di-stamping out (pemusnahan). Selain dilakukan stamping out, juga akan dipotong bersyarat. Dari 128 yang terkena PMK, sudah dilakukan pemotongan bersyarat sebanyak 62 ekor. Sisanya 66 ekor akan dipotong hari ini.

 

Untuk daging yang dipotong bersyarat menurutnya bisa dikonsumsi. Bagian yang tidak bisa dikonsumsi adalah kepala, jeroan, kaki, dan kulit. Dagingnya boleh dimakan karena PMK tidak menular manusia.

 

Yang menarik, meski sudah ada 100 lebih sapi yang positif PMK, Sunada menyebut Bali masih zona hijau. “Kami masih zona hijau, kok. Kami sudah komitmen membersihkan ini. Kami serius banget,” tukasnya. (san)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/