25.2 C
Jakarta
20 November 2024, 0:56 AM WIB

Transmisi Lokal Melejit, Koster Akui Ada Kesalahan Tangani PMI

DENPASAR – Kabar kurang sedap dipaparkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Bali Wayan Koster, Senin (8/6).

Gubernur Bali ini memaparkan kasus transmisi lokal di Bali kini melampaui kasus imported case yang pada awal-awal penyebaran wabah Covid-19 melonjak tinggi.

Karena transmisi lokal melonjak dalam beberapa hari terakhir, menjadi penyebab Bali benar-benar belum aman dari wabah virus asal Wuhan, Tiongkok ini.

Kepada awak media, Gubernur Koster bahkan mengatakan, penyebaran Covid-19 di Bali disebabkan penanganan pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang pada bulan Februari tidak dilakukan secara ketat.

Petugas saat itu hanya mengecek suhu tubuh. Setelah melewati pemeriksaan suhu tubuh, mereka diperbolehkan pulang dan berbaur dengan keluarga dan masyarakat sekitar.

Kasus positif Covid-19 pun terus bermunculan. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 meluas, pada bulan Maret Pemprov Bali mulai menerapkan pemeriksaan rapid test kepada para PMI.

Namun ternyata, kata Koster, belakangan hasil rapid test tidak valid. Terbukti, meski hasil rapid test negatif, ada sebagian yang beberapa hari kemudian jadi positif Covid-19.

“Jadi begini, total PMI kita yang bekerja di luar negeri ada sekitar 22 ribu dan yang sudah pulang ke Bali hampir 12 ribu.

Pada awal-awal penanganan Covid-19, hanya dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun. Setelah itu mereka diperbolehkan pulang.

Mereka kemudian bergaul dengan keluarga dan tetangga. Akhirnya, ada warga desa yang dinyatakan positif. Ini diketahui setelah kami melakukan tracing.

Jadi, transmisi local muncul pertama kali dari PMI yang menularkan ke keluarga dan warga sekitar,” kata Gubernur Koster.

Karena pasien positif terus bertambah, pada rapat evaluasi bersama bupati/walikota pada 13 April lalu diambil keputusan agar semua PMI dikarantina.

Bagi yang positif dikarantina provinsi, sementara yang negative menjadi tanggungjawab kabupaten/kota. GTPP Covid-19 pun menerapkan uji swab untuk semua PMI.

Selain itu, untuk PMI yang datang pada bulan Februari dicari dan dilakukan tes rapid. Koster mengatakan, per bulan PMI yang tiba di Bali sebayak 4.800.

Dan, saat ini yang sudah dilakukan rapid test kepada 3.000-an PMI dengan hasil negative. “4.800 itu kami kejar, saya tugaskan

Satgas Gotong Royong untuk mencatat. Kami lakukan pengetatan pintu masuk Bali. Bahkan kami bekerja sama dengan Banyuwangi,” imbuhnya. 

Ia  menambahkan, alat rapid test dalam sebulan bisa habis sekitar 30 ribu. Belum termasuk alat yang dipakai kepada orang hasil dari tracing dan tracking.  

DENPASAR – Kabar kurang sedap dipaparkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Bali Wayan Koster, Senin (8/6).

Gubernur Bali ini memaparkan kasus transmisi lokal di Bali kini melampaui kasus imported case yang pada awal-awal penyebaran wabah Covid-19 melonjak tinggi.

Karena transmisi lokal melonjak dalam beberapa hari terakhir, menjadi penyebab Bali benar-benar belum aman dari wabah virus asal Wuhan, Tiongkok ini.

Kepada awak media, Gubernur Koster bahkan mengatakan, penyebaran Covid-19 di Bali disebabkan penanganan pekerja migran Indonesia (PMI) yang pulang pada bulan Februari tidak dilakukan secara ketat.

Petugas saat itu hanya mengecek suhu tubuh. Setelah melewati pemeriksaan suhu tubuh, mereka diperbolehkan pulang dan berbaur dengan keluarga dan masyarakat sekitar.

Kasus positif Covid-19 pun terus bermunculan. Untuk mencegah penyebaran Covid-19 meluas, pada bulan Maret Pemprov Bali mulai menerapkan pemeriksaan rapid test kepada para PMI.

Namun ternyata, kata Koster, belakangan hasil rapid test tidak valid. Terbukti, meski hasil rapid test negatif, ada sebagian yang beberapa hari kemudian jadi positif Covid-19.

“Jadi begini, total PMI kita yang bekerja di luar negeri ada sekitar 22 ribu dan yang sudah pulang ke Bali hampir 12 ribu.

Pada awal-awal penanganan Covid-19, hanya dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan thermo gun. Setelah itu mereka diperbolehkan pulang.

Mereka kemudian bergaul dengan keluarga dan tetangga. Akhirnya, ada warga desa yang dinyatakan positif. Ini diketahui setelah kami melakukan tracing.

Jadi, transmisi local muncul pertama kali dari PMI yang menularkan ke keluarga dan warga sekitar,” kata Gubernur Koster.

Karena pasien positif terus bertambah, pada rapat evaluasi bersama bupati/walikota pada 13 April lalu diambil keputusan agar semua PMI dikarantina.

Bagi yang positif dikarantina provinsi, sementara yang negative menjadi tanggungjawab kabupaten/kota. GTPP Covid-19 pun menerapkan uji swab untuk semua PMI.

Selain itu, untuk PMI yang datang pada bulan Februari dicari dan dilakukan tes rapid. Koster mengatakan, per bulan PMI yang tiba di Bali sebayak 4.800.

Dan, saat ini yang sudah dilakukan rapid test kepada 3.000-an PMI dengan hasil negative. “4.800 itu kami kejar, saya tugaskan

Satgas Gotong Royong untuk mencatat. Kami lakukan pengetatan pintu masuk Bali. Bahkan kami bekerja sama dengan Banyuwangi,” imbuhnya. 

Ia  menambahkan, alat rapid test dalam sebulan bisa habis sekitar 30 ribu. Belum termasuk alat yang dipakai kepada orang hasil dari tracing dan tracking.  

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/