31.5 C
Jakarta
25 April 2024, 10:18 AM WIB

WOW! Gandeng Artis Mahalini, Atlas Beach Fest Suguhkan Pesona Budaya Asli Bali

DENPASAR-Menjadi destinasi kuliner dan tempat hiburan terbesar di Asia Tenggara tidak membuat Atlas Beach Fest kehilangan budaya lokalnya. Pada Jumat malam (7/10/2022), destinasi yang lebih dari 90 persen adalah pekerja lokal tersebut menggandeng artis papan atas Ni Luh Ketut Mahalini Ayu Raharja atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mahalini berhasil menghipnotis sekitar seribuan penonton dengan suara emasnya.

Penampilan Mahalini tidak menghilangkan budaya lokal. Pihak manajemen Atlas Beach Fest menghadirkan beberapa budaya Bali berupa tarian khas Bali dengan menghadirkan penari cilik bernama Anya asal Buleleng.

Selain itu, tata ruangan dan lampu juga menunjukkan kekhasan budaya Bali seperti pemasangan Penjor di seluruh sudut ruang terbuka tersebut.

Humas Atlas Beach Fest, Tony Dimas mengatakan, budaya lokal Bali menjadi pondasi utama tempat hiburan dan kuliner terbesar di Asia Tenggara tersebut. “Kami tetap mengedepankan Bali dengan segala kekhasan budaya dan adatnya. Sebab Bali adalah pariwisata budaya dan bukan yang lain,” ujarnya.

Sebagai destinasi entertainment terbesar di Asia Tenggara, Atlas Beach Fest juga terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan turut mempromosikan keindahan serta pesona Pulau Dewata kepada para pengunjung yang berasal dari berbagai negara dan daerah di Indonesia.

Kali ini Atlas Beach Fest menyuguhkan pesona budaya Bali dalam rangkaian kegiatan Oktober di Culinary Ground.

Atlas Beach Fest menyadari bahwa Bali nan indah dan mempesona juga eksotis menyimpan kearifan budaya lokal yang menawan dan menarik perhatian publik. Atlas Beach Fest peduli untuk menggali lebih dalam lagi kearifan masyarakat setempat.

Berkolaborasi dengan para seniman lokal, Atlas Beach Fest menghadirkan tarian yang terinspirasi dari kekayaan budaya Bali. Anya, penari cilik asal Singaraja, Bali, membuka rangkaian kegiatan dengan tariannya yang memikat serta menggemaskan. Berpadu dengan atraksi hanoman dan hentakan permainan gamelan. Kemeriahan acara semakin dalam dengan tampilnya penyanyi asal Desa Tibubeneng, Ni Luh Ketut Mahalini Ayu Raharja atau yang dikenal dengan panggilan Mahalini.

Mahalini membawakan lagu dengan busana khas adat Bali. Tepuk tangan riuh pengunjung mengantar sang biduan kembali ke tempat duduknya. Suasana liburan menjadi demikian lengkap. Apalagi adanya pemasangan Penjor di setiap sudut-sudut Atlas Beach Fest sehingga mengingatkan setiap orang akan budaya Bali. “Aku seneng banget bisa perform di Atlas Beach Fest, karena untuk pertama kalinya nyobain stage 360-nya Atlas dan pastinya seneng banget lagi karena performnya di tanah kelahiran aku sendiri, di Bali,” ucap Mahalani.

Peggy, pengunjung Atlas Beach Fest mengacungi jempol pertunjukkan kali ini yang menampilkan pesona budaya Bali termasuk artis lokalnya. Dia berharap kegiatan budaya ini bisa dilaksanakan secara regular dan bisa menjadi daya tarik untuk warga asing lainnya. Bagi Peggy, Bali bukan hanya keindahan alamnya yang eksotik tapi budaya, tarian, musik, serta lagu-lagunya juga sangat mempesona. “Saya juga suka masyarakatnya yang ramah dan familiar,” ungkapnya.(don)

DENPASAR-Menjadi destinasi kuliner dan tempat hiburan terbesar di Asia Tenggara tidak membuat Atlas Beach Fest kehilangan budaya lokalnya. Pada Jumat malam (7/10/2022), destinasi yang lebih dari 90 persen adalah pekerja lokal tersebut menggandeng artis papan atas Ni Luh Ketut Mahalini Ayu Raharja atau yang lebih dikenal dengan panggilan Mahalini berhasil menghipnotis sekitar seribuan penonton dengan suara emasnya.

Penampilan Mahalini tidak menghilangkan budaya lokal. Pihak manajemen Atlas Beach Fest menghadirkan beberapa budaya Bali berupa tarian khas Bali dengan menghadirkan penari cilik bernama Anya asal Buleleng.

Selain itu, tata ruangan dan lampu juga menunjukkan kekhasan budaya Bali seperti pemasangan Penjor di seluruh sudut ruang terbuka tersebut.

Humas Atlas Beach Fest, Tony Dimas mengatakan, budaya lokal Bali menjadi pondasi utama tempat hiburan dan kuliner terbesar di Asia Tenggara tersebut. “Kami tetap mengedepankan Bali dengan segala kekhasan budaya dan adatnya. Sebab Bali adalah pariwisata budaya dan bukan yang lain,” ujarnya.

Sebagai destinasi entertainment terbesar di Asia Tenggara, Atlas Beach Fest juga terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan turut mempromosikan keindahan serta pesona Pulau Dewata kepada para pengunjung yang berasal dari berbagai negara dan daerah di Indonesia.

Kali ini Atlas Beach Fest menyuguhkan pesona budaya Bali dalam rangkaian kegiatan Oktober di Culinary Ground.

Atlas Beach Fest menyadari bahwa Bali nan indah dan mempesona juga eksotis menyimpan kearifan budaya lokal yang menawan dan menarik perhatian publik. Atlas Beach Fest peduli untuk menggali lebih dalam lagi kearifan masyarakat setempat.

Berkolaborasi dengan para seniman lokal, Atlas Beach Fest menghadirkan tarian yang terinspirasi dari kekayaan budaya Bali. Anya, penari cilik asal Singaraja, Bali, membuka rangkaian kegiatan dengan tariannya yang memikat serta menggemaskan. Berpadu dengan atraksi hanoman dan hentakan permainan gamelan. Kemeriahan acara semakin dalam dengan tampilnya penyanyi asal Desa Tibubeneng, Ni Luh Ketut Mahalini Ayu Raharja atau yang dikenal dengan panggilan Mahalini.

Mahalini membawakan lagu dengan busana khas adat Bali. Tepuk tangan riuh pengunjung mengantar sang biduan kembali ke tempat duduknya. Suasana liburan menjadi demikian lengkap. Apalagi adanya pemasangan Penjor di setiap sudut-sudut Atlas Beach Fest sehingga mengingatkan setiap orang akan budaya Bali. “Aku seneng banget bisa perform di Atlas Beach Fest, karena untuk pertama kalinya nyobain stage 360-nya Atlas dan pastinya seneng banget lagi karena performnya di tanah kelahiran aku sendiri, di Bali,” ucap Mahalani.

Peggy, pengunjung Atlas Beach Fest mengacungi jempol pertunjukkan kali ini yang menampilkan pesona budaya Bali termasuk artis lokalnya. Dia berharap kegiatan budaya ini bisa dilaksanakan secara regular dan bisa menjadi daya tarik untuk warga asing lainnya. Bagi Peggy, Bali bukan hanya keindahan alamnya yang eksotik tapi budaya, tarian, musik, serta lagu-lagunya juga sangat mempesona. “Saya juga suka masyarakatnya yang ramah dan familiar,” ungkapnya.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/