29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 3:31 AM WIB

Abaikan Jalan Tol, Koster Lebih Sreg Bangun Kereta Api Keliling Bali

DENPASAR – Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara kelanjutannya  bergantung dari kesiapan infrastruktur pendukung.

Pasalnya, sebelum bandara dibangun terlebih dulu harus dirampungkan infrastruktur yang menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan.

Selain shortcut Denpasar – Singaraja, Pemprov Bali tengah mengkaji proyek kereta api. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Kereta Api menjadi kebutuhan Bali.

Terutama untuk mendukung keberadaan Bandara Bali Utara. Kereta api amat dibutuhkan Bali karena lebih hemat daripada membangun tol.

“Tadinya kan ada tol atau kereta api,” ujar Gubernur Koster. Menurut Koster, jika membangun tol pasti akan membutuhkan lahan.

Karena jalan yang dibuat tentu lebih lebar sehingga banyak membutuhkan lahan. Selain itu juga, ada pertimbangan dari Menteri PUPR,

jika dibangun tol, keberadaannya  akan mematikan warung-warung di sekitar jalur yang menghubungkan Bali Utara dan Bali Selatan.

Koster tidak ingin itu terjadi. Koster ingin masyarakat ikut menikmati pertumbuhan ekonomi. “Utara-selatan itu kan sebenarnya jalurnya tidak panjang.

Jadi, jangan sampai mematikan perekonomian lokal. Shortcutnya ada, untuk waktu tempuh yang pendek adalah dengan kereta api,” imbuhnya.

Menurut Koster,  kajian untuk kereta api akan dilakukan mulai 2020. Di tahun 2020 juga merupakan target rampungnya shortcut 7,8,9,10.

Sedangkan shortcut 3,4,5,6 ditarget selesai akhir tahun ini. Dikatakan bila Dirjen Perkeretaapian dan PT. Kereta Api Indonesia dalam waktu dekat akan memaparkan rencana kereta api di Bali.

Salah satunya, kemungkinan jalur kereta api akan dibuat keliling Pulau Dewata. Sekalipun rencana ini masih perlu waktu, namun realisasinya nanti akan memakai skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha.

DENPASAR – Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara kelanjutannya  bergantung dari kesiapan infrastruktur pendukung.

Pasalnya, sebelum bandara dibangun terlebih dulu harus dirampungkan infrastruktur yang menghubungkan Bali Utara dengan Bali Selatan.

Selain shortcut Denpasar – Singaraja, Pemprov Bali tengah mengkaji proyek kereta api. Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, Kereta Api menjadi kebutuhan Bali.

Terutama untuk mendukung keberadaan Bandara Bali Utara. Kereta api amat dibutuhkan Bali karena lebih hemat daripada membangun tol.

“Tadinya kan ada tol atau kereta api,” ujar Gubernur Koster. Menurut Koster, jika membangun tol pasti akan membutuhkan lahan.

Karena jalan yang dibuat tentu lebih lebar sehingga banyak membutuhkan lahan. Selain itu juga, ada pertimbangan dari Menteri PUPR,

jika dibangun tol, keberadaannya  akan mematikan warung-warung di sekitar jalur yang menghubungkan Bali Utara dan Bali Selatan.

Koster tidak ingin itu terjadi. Koster ingin masyarakat ikut menikmati pertumbuhan ekonomi. “Utara-selatan itu kan sebenarnya jalurnya tidak panjang.

Jadi, jangan sampai mematikan perekonomian lokal. Shortcutnya ada, untuk waktu tempuh yang pendek adalah dengan kereta api,” imbuhnya.

Menurut Koster,  kajian untuk kereta api akan dilakukan mulai 2020. Di tahun 2020 juga merupakan target rampungnya shortcut 7,8,9,10.

Sedangkan shortcut 3,4,5,6 ditarget selesai akhir tahun ini. Dikatakan bila Dirjen Perkeretaapian dan PT. Kereta Api Indonesia dalam waktu dekat akan memaparkan rencana kereta api di Bali.

Salah satunya, kemungkinan jalur kereta api akan dibuat keliling Pulau Dewata. Sekalipun rencana ini masih perlu waktu, namun realisasinya nanti akan memakai skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/