RadarBali.com – Instalasi Gizi RS Sanglah terus berinovasi. Kali ini mereka berhasil menciptakan produk makanan lunak bagi pasien dewasa hingga lanjut usia.
Makanan berbentuk bubur layaknya makanan bayi itu diberi nama For-Tep Instan. Menurut ahli gizi anak RS Sanglah Surya Agustini, ide menciptakan makanan instan dengan formula tinggi protein bermula ketika dia melihat banyak pasien lansia kesulitan mengunyah.
Rata-rata mereka menyisakan makanan di atas 20 persen. Ironisnya, banyak pasien yang diberikan makanan dengan kualitas gizi yang tak sebanding dengan kandungan gizi pasien dalam sehari.
“Melihat kasus seperti ini, akhirnya saya dan teman – teman di instalasi gizi menciptakan produk makanan instan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien dalam sehari,” ungkap Surya Agustini.
“Makanan ini kami beri nama For-Tep Instan. Makanan ini memiliki kandungan energi 225 kalori, protein 9 persen per 10 gram, lemak 40 persen, dan karbohidrat 40 persen,” katanya.
Pasien cukup mengonsumsi satu sachet dalam sehari. “Makanan ini kami rancang khusus untuk mempercepat penyembuhan pasien geriatri (lanjut usia),” jelasnya.
Salah satu ahli gizi, Destriani Devi, menambahkan bahan utama For-Tep Instan terdiri dari kentang, ayam, dan susu skim.
Sebelum dibungkus, makanan dimasak, diolah, baru kemudian diuji di laboratorium mikrobiologi dan uji nilai gizi di Universitas Udayana. Pada tahap akhir baru dilakukan kemasan.
“For-Tep Instan tanpa menggunakan pengawet makanan, standarisasi keamanan makanan benar – benar dijaga. Karena makanan ini akan diberikan pada pasien,” ujarnya.
For-Tep Instan mampu bertahan dengan jangka waktu satu bulan. Penyajian dengan cara cukup menggunakan air dicampur dengan For-Tep Instan.
Makanan ini juga dapat dimakan secara langsung. “For-Tep Instan sudah melalui tahap uji coba kepada pasien. Hasilnya, terjadi perubahan pada pasien,” klaimnya.
Menurutnya, dulunya pasien yang diberikan makanan lunak seperti nasi campur dan bubur sari tidak habis dimakan.
Namun, setelah diberikan makanan For-Tep Instan, pasien tersebut nafsu makan bertambah dan nutrisi asupan gizi terpenuhi.
Selain itu berpengaruh juga kepada penyembuhan pasien. Kepala Instalasi Gizi RS Sanglah Ni Wayan Rafiasih mengatakan sangat bangga ketika staf dan pegawai yang bekerja di instalasi gizi mampu menciptakan produk makanan yang mampu memenuhi kebutuhan pasien.
Harapan ke depan, produk-produk makanan tersebut dapat disebarluaskan tidak hanya di RS Sanglah, tapi juga dipublikasikan untuk umum.
“Penelitian makanan dan gizi seperti ini dapat terus berkembang secara kontinu. Karena salah satu syarat utama dalam penyembuhan pasien sakit adalah makanan sehat,” paparnya.