29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:45 AM WIB

Ancaman Corona di Depan Mata, Hotline Corona Buleleng Kurang Responsif

SINGARAJA – Layanan telepon hotline center corona di Kabupaten Buleleng dianggap kurang responsive. Selain itu, layanan hotline tersebut ternyata hanya aktif selama jam kantor saja.

Tak pelak hal itu menuai kritik dari masyarakat, karena layanan hotline semestinya aktif 24 jam sehari.

Pemkab Buleleng melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, memutuskan nomor telepon kantor Dinas Kesehatan Buleleng dijadikan sebagai hotline center corona.

Faktanya warga yang menghubungi layanan itu justru mendapat jawaban yang mengecewakan. Operator menyatakan nomor telepon itu bukan untuk siaga corona, melainkan nomor telepon kantor Dinas Kesehatan Buleleng.

Fakta itu diungkapkan salah seorang warga Buleleng, Wirasanjaya. Tadinya ia berencana menyimpan nomor hotline center untuk berjaga-jaga.

Manakala ia menemui peristiwa warga yang jatuh pingsan, namun sulit mendapat pertolongan pertama. Terlebih dengan merebaknya wabah covid-19 di seluruh dunia. Tak terkecuali di Buleleng.

“Di Denpasar kan sudah kejadian, ada yang kejang-kejang hanya ditonton saja. Tidak ada yang berani menolong, karena takut covid,” kata Wirasanjaya.

Ia mengaku sempat menghubungi layanan hotline center yang dicantumkan pemerintah. Namun jawabannya dinilai tidak memuaskan. Padahal nomor hotline tersebut sudah dicantumkan sejak dua pekan terakhir.

“Saya sudah coba, tapi jawabannya itu bukan nomor siaga covid. Katanya itu nomor Dinas Kesehatan. Padahal itu sudah nomor yang diberikan pemerintah,” keluh pria yang juga berprofesi sebagai pengacara itu.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengaku sudah mendengar keluhan tersebut.

Suyasa sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Buleleng mengevaluasi hal tersebut. Mengingat statusnya sebagai hotline center, maka semestinya operator siaga penuh dalam melayani masyarakat yang menghubungi kanal tersebut.

“Saya sudah perintahkan Kadiskes memberi pelayanan informasi yang baik lewat layanan hotline yang ditetapkan.

Saya juga sudah minta agar ada satu pejabat yang bisa menjelaskan perkembangan di Buleleng, jika ada penelpon dari luar.

Sudah saya evaluasi, karena ada informasi bahwa layanan tidak dijawab sebagaimana mestinya,” kataGede  Suyasa.

Dalam kondisi gawat darurat, warga juga dapat menghubungi hotline tersebut untuk meminta bantuan evakuasi.

Selain layanan hotline, Suyasa juga menyatakan warga dapat menghubungi satgas di tingkat desa atau para camat guna mendapatkan bantuan evakuasi.

“Kalau mau minta bantuan evakuasi, boleh lewat  hotline. Ke saya langsung boleh, ke dinas kesehatan boleh, ke camat boleh,

langsung ke perbekel atau satgas juga boleh. Kami pastikan saat ini di sana (hotline center) ada yang siaga 24 jam,” tukas Suyasa.

SINGARAJA – Layanan telepon hotline center corona di Kabupaten Buleleng dianggap kurang responsive. Selain itu, layanan hotline tersebut ternyata hanya aktif selama jam kantor saja.

Tak pelak hal itu menuai kritik dari masyarakat, karena layanan hotline semestinya aktif 24 jam sehari.

Pemkab Buleleng melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng, memutuskan nomor telepon kantor Dinas Kesehatan Buleleng dijadikan sebagai hotline center corona.

Faktanya warga yang menghubungi layanan itu justru mendapat jawaban yang mengecewakan. Operator menyatakan nomor telepon itu bukan untuk siaga corona, melainkan nomor telepon kantor Dinas Kesehatan Buleleng.

Fakta itu diungkapkan salah seorang warga Buleleng, Wirasanjaya. Tadinya ia berencana menyimpan nomor hotline center untuk berjaga-jaga.

Manakala ia menemui peristiwa warga yang jatuh pingsan, namun sulit mendapat pertolongan pertama. Terlebih dengan merebaknya wabah covid-19 di seluruh dunia. Tak terkecuali di Buleleng.

“Di Denpasar kan sudah kejadian, ada yang kejang-kejang hanya ditonton saja. Tidak ada yang berani menolong, karena takut covid,” kata Wirasanjaya.

Ia mengaku sempat menghubungi layanan hotline center yang dicantumkan pemerintah. Namun jawabannya dinilai tidak memuaskan. Padahal nomor hotline tersebut sudah dicantumkan sejak dua pekan terakhir.

“Saya sudah coba, tapi jawabannya itu bukan nomor siaga covid. Katanya itu nomor Dinas Kesehatan. Padahal itu sudah nomor yang diberikan pemerintah,” keluh pria yang juga berprofesi sebagai pengacara itu.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengaku sudah mendengar keluhan tersebut.

Suyasa sudah memerintahkan Dinas Kesehatan Buleleng mengevaluasi hal tersebut. Mengingat statusnya sebagai hotline center, maka semestinya operator siaga penuh dalam melayani masyarakat yang menghubungi kanal tersebut.

“Saya sudah perintahkan Kadiskes memberi pelayanan informasi yang baik lewat layanan hotline yang ditetapkan.

Saya juga sudah minta agar ada satu pejabat yang bisa menjelaskan perkembangan di Buleleng, jika ada penelpon dari luar.

Sudah saya evaluasi, karena ada informasi bahwa layanan tidak dijawab sebagaimana mestinya,” kataGede  Suyasa.

Dalam kondisi gawat darurat, warga juga dapat menghubungi hotline tersebut untuk meminta bantuan evakuasi.

Selain layanan hotline, Suyasa juga menyatakan warga dapat menghubungi satgas di tingkat desa atau para camat guna mendapatkan bantuan evakuasi.

“Kalau mau minta bantuan evakuasi, boleh lewat  hotline. Ke saya langsung boleh, ke dinas kesehatan boleh, ke camat boleh,

langsung ke perbekel atau satgas juga boleh. Kami pastikan saat ini di sana (hotline center) ada yang siaga 24 jam,” tukas Suyasa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/