25.1 C
Jakarta
21 September 2024, 7:58 AM WIB

Masuk Musim Tanam, Badung Gencar Kendalikan Hama Tikus

MANGUPURA – Belakangan ini lahan sawah di Badung kembali diserang oleh hama tikus. Hal ini menjadi keluhan bagi para petani di Badung.

Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Badung pun langsung bergerak melakukan gerakan pengendalian (gerdal) yang melibatkan sejumlah pihak. Sehingga hama tikus nantinya dapat diredam.

Kadisperpa Badung I Wayan Wijana mengakui, sejak beberapa bulan yang lalu pihaknya banyak mendapatkan laporan dari petani terkait serangan hama tikus di sawah mereka.

Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) segera ditangani. “Atas laporan tersebut kami sudah menurunkan petugas melakukan pengamatan dan upaya-upaya pengendalian,” ungkapnya.

Menurutnya,  serangan hama tikus menyerang  107 hektare sawah yang tersebar di Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi dan Kuta Utara.

Faktor penyebab serangan OPT yakni kemampuan adaptasi OPT, penanaman varietas yang sama terus menerus, perubahan iklim, perubahan ekosistem termasuk alih fungsi lahan dan hilangnya musuh alami OPT.

“Untuk mengatasi hal itu kami sudah melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) dengan melibatkan krama (warga) subak berupa pengeropyokan,

pengasapan dan pemasangan racun tikus dan sebelumnya sudah dilakukan upaya niskala sesuai keyakinan masyarakat,” jelas mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini.

Pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Bapenda/Pasedahan Agung serta Majelis Madya Subak untuk membahas pelaksanaan Ngaben Bikul (tikus).

“Menurut rencana akan dilaksanakan sekitar bulan November yang akan datang,” bebernya. Selain itu juga sedang menjajaki untuk memanfaatkan musuh alami tikus yaitu burung hantu yang terbukti mampu menekan populasi tikus.

Di beberapa daerah, penggunaan burung hantu sebagai musuh alami tikus sudah dilakukan. Jenis burung hantu yang digunakan yakni Tyto Alba. 

MANGUPURA – Belakangan ini lahan sawah di Badung kembali diserang oleh hama tikus. Hal ini menjadi keluhan bagi para petani di Badung.

Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Badung pun langsung bergerak melakukan gerakan pengendalian (gerdal) yang melibatkan sejumlah pihak. Sehingga hama tikus nantinya dapat diredam.

Kadisperpa Badung I Wayan Wijana mengakui, sejak beberapa bulan yang lalu pihaknya banyak mendapatkan laporan dari petani terkait serangan hama tikus di sawah mereka.

Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) segera ditangani. “Atas laporan tersebut kami sudah menurunkan petugas melakukan pengamatan dan upaya-upaya pengendalian,” ungkapnya.

Menurutnya,  serangan hama tikus menyerang  107 hektare sawah yang tersebar di Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi dan Kuta Utara.

Faktor penyebab serangan OPT yakni kemampuan adaptasi OPT, penanaman varietas yang sama terus menerus, perubahan iklim, perubahan ekosistem termasuk alih fungsi lahan dan hilangnya musuh alami OPT.

“Untuk mengatasi hal itu kami sudah melakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) dengan melibatkan krama (warga) subak berupa pengeropyokan,

pengasapan dan pemasangan racun tikus dan sebelumnya sudah dilakukan upaya niskala sesuai keyakinan masyarakat,” jelas mantan Kabag Organisasi dan Tata Laksana Setda Badung ini.

Pihaknya sudah koordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Bapenda/Pasedahan Agung serta Majelis Madya Subak untuk membahas pelaksanaan Ngaben Bikul (tikus).

“Menurut rencana akan dilaksanakan sekitar bulan November yang akan datang,” bebernya. Selain itu juga sedang menjajaki untuk memanfaatkan musuh alami tikus yaitu burung hantu yang terbukti mampu menekan populasi tikus.

Di beberapa daerah, penggunaan burung hantu sebagai musuh alami tikus sudah dilakukan. Jenis burung hantu yang digunakan yakni Tyto Alba. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/