DENPASAR – Cuitan drummer Superman is Dead (SID) I Gede Ari Astina alias JRX SID di twitter yang mengomentari insiden penusukan Menkopolhukam Wiranto di Pandeglang, Banten, masih ramai diperbincangkan netizen.
Pro kontra mewarnai. Banyak yang membully JRX SID, tapi tidak sedikit yang melakukan pembelaan. Yang menarik, meski akun twitter JRX dibanned Kemenkominfo, JRX masih bisa bersuara.
Memanfaatkan Instagram dan Facebook, JRX SID menuangkan alasan dan pembelaan mengapa dia melontarkan cuitan di twitter.
“Selamat pagi mofo, Bom Bali 1 tahun 2002 anda di mana? Saya ada di rumah saya di Gang Poppies 2 Kuta, 100 meter dari lokasi bom, 3 teman saya meninggal, beberapa bagian rumah saya hancur,” kata JRX di fanspage JRX yang sudah terverifikasi.
Selama seminggu, kata JRX, dirinya Bersama dengan aktivis lingkungan Bali Wayan Gendo Suardana jadi relawan di RS Sanglah.
“Saat itu saya mengurus bagian logistik utk para relawan dokter dan tenaga medis dari Indonesia dan seluruh penjuru Dunia yg membantu mengurus jenazah korban,” ujarnya lagi.
Akibat peristiwa yang menewaskan 202 anak manusia itu, bisnis keluarga JRX hancur karena bangkrut. Hampir setahun lebih kebangkrutan itu membayangi bisnis keluarganya akibat bom Bali.
Meski begitu, JRX tak tinggal diam. Dia berupaya melawan dengan cara yang dia bisa lakukan, yakni melalui musik.
“Puluhan konser melawan terorisme saya gagas. Banyak lagu SID yg saya tulis untuk melawan terorisme,” tandasnya.
Dia pun mempertanyakan netizen dan semua orang yang menuduhnya pro dengan aksi terorisme hanya gara-gara dia mengomentari kasus penusukan yang menimpa Menkopolhukam Wiranto.
“Anda di mana saat Bom Bali 1? Berapa kawan anda yang meninggal? Rumah anda porak poranda juga kah? Apa yg sudah anda lakukan utk melawan terorisme? Masih menuduh saya membela terorisme?,” paparnya.
Dia pun kembali mengomentari aksi terorisme dalam skala global. “Setahu saya, dalam sejarah politik global, percobaan pembunuhan thd pejabat kelas elite selalu dilakukan
dengan senjata api/sniper atau bom bunuh diri. Saya 100% penasaran saja kenapa ada yg memakai pisau? Apakah pelaku hanya mencari sensasi?
Atau memang dia cukup bodoh utk percaya dia bisa membunuh pejabat yg dikawal ketat hanya dengan menggunakan pisau?” tandasnya.
Berangkat dari sana, JRX mengatakan bahwa dirinya tidak sedikitpun mendukung segala bentuk aksi kekerasan. Justru dia berempati dengan apa yang menimpa Menkopolhukam Wiranto.
“Saya pun mengucapkan lekas sembuh kepada Beliau di unggahan saya setelahnya. Tak usah gurui saya tentang Empati. Berapa banyak sih konser amal untuk korban bencana alam
di Indonesia yang kau adakan memakai uangmu sendiri? Jika hanya sekedar berucap, apakah itu akan membantu kondisi korban? Semoga harimu dipenuhi empati yang didasari perilaku bukan hanya omongan,” bebernya.
Seperti diberitakan, akibat mengomentari penusukan Wiranto, JRX dipolisikan Jalaludin ke Polda Metro Jaya.
Bukan hanya JRX, Jalaludin juga melaporkan akun lain yang mengomentari insiden penusukan Wiranto. Yakni Gilang Kazuya Shimura, Jonru Ginting, Hanum Salsabila Rais, dan Bhagavad Sambada.
Mereka disebut melanggar pasal 28 ayat (2) jo pasal 45 ayat (2) UU RI No.19 tahun 2016 tentang ITE. Kasus ini sendiri masih berproses di Polda Metro Jaya.