29.2 C
Jakarta
30 April 2024, 1:30 AM WIB

2 Terduga Teroris Dibekuk di Jembrana, Jenderal Petrus Sebut Bali Aman

DENPASAR – Kapolda Bali Irjen Petrus Golose akhirnya angkat bicara terkait penangkapan dua terduga teroris jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

Secara umum Jenderal Petrus pastikan keamanan Bali tetap terjaga pasca tertangkapnya AT dan ZAI di depan Polsek Mendoyo, Lingkungan Bilukpoh Kangin,

Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Jumat 11 Oktober 2019, sekitar pukul 02.00 Wita.

“Tugasnya saya sebagai Kapolda Bali membuat Anda – Anda semua ini tidur tenang, turis datang di Bali dengan baik dan kita jamin. Sampai saat ini Bali Aman,” kata Irjen Petrus Golose kemarin.

Menurut jenderal kelahiran Manado, Sulawesi Utara ini, sejak 2017 dia membentuk Satgas Counter Transnational Organized Crime (CTOC).

Satgas ini dibentuk karena harapan masyarakat Bali adalah untuk melawan terorisme. Selain itu melawan

Illicit Drug Trafficking, Arm Smuggling, Cyber Crime Money Loundring, Trafficking in Person dan sebagainya.

“Sekarang ditambah dengan People Smuggling Especially for Women and Children. Yang paling penting yang harus kita jaga. Dalam kebijakan saya adalah menjaga Bali dalam meminimalisir tentunya kejahatan transnasional,” katanya.

Pihaknya selalu responsif bukan hanya defensif. Polda Bali juga responsif sehingga berkoordinasi dengan Mabes Polri.

“Ya, kami berkoordinasi dengan bekas-bekas anak buah saya dan tentunya masih tergabung dalam satuan tugas anti teror yang juga ada satuan tugas Densus 88, juga dari grup intelijen nasional kantor tersebut atau BNPT,” katanya.

Polda Bali dan tim Mabes Polri sudah melakukan re-planning dan execution kepada terduga teroris pada pukul 02.35.

Penangkapan itu dilakukan karena jaringan tersebut mulai melakukan hal tak semestinya kepada pejabat-pejabat negara.

“Hal itu tidak bisa tolerir, tindakan yang dilakukan itu tentunya disebut dengan pre-emtif strike, kita melakukan kegiatan preventif, preemtif untuk mencegah kelompok-kelompok ini untuk melakukan tindakan,” bebernya.

Pengambangan dilakukan bersama dengan tim cyber, dari kasus cyber terorism, karena ini berhubungan dengan jaringan teror sehingga penylidikan dilakukan side by side.

Baik yang dilakukan oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Bali maupun Detasemen Khusus 88 Antiteror Polda Bali.

“Jadi, sekali lagi tugas saya sebagai Kapolda Bali membuat anda-anda semua ini tidur tenang, turis datang di Bali dengan baik dan kita jamin keamanannya,” pungkasnya.

 

DENPASAR – Kapolda Bali Irjen Petrus Golose akhirnya angkat bicara terkait penangkapan dua terduga teroris jaringan Jamaah Anshorut Daulah (JAD).

Secara umum Jenderal Petrus pastikan keamanan Bali tetap terjaga pasca tertangkapnya AT dan ZAI di depan Polsek Mendoyo, Lingkungan Bilukpoh Kangin,

Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Jumat 11 Oktober 2019, sekitar pukul 02.00 Wita.

“Tugasnya saya sebagai Kapolda Bali membuat Anda – Anda semua ini tidur tenang, turis datang di Bali dengan baik dan kita jamin. Sampai saat ini Bali Aman,” kata Irjen Petrus Golose kemarin.

Menurut jenderal kelahiran Manado, Sulawesi Utara ini, sejak 2017 dia membentuk Satgas Counter Transnational Organized Crime (CTOC).

Satgas ini dibentuk karena harapan masyarakat Bali adalah untuk melawan terorisme. Selain itu melawan

Illicit Drug Trafficking, Arm Smuggling, Cyber Crime Money Loundring, Trafficking in Person dan sebagainya.

“Sekarang ditambah dengan People Smuggling Especially for Women and Children. Yang paling penting yang harus kita jaga. Dalam kebijakan saya adalah menjaga Bali dalam meminimalisir tentunya kejahatan transnasional,” katanya.

Pihaknya selalu responsif bukan hanya defensif. Polda Bali juga responsif sehingga berkoordinasi dengan Mabes Polri.

“Ya, kami berkoordinasi dengan bekas-bekas anak buah saya dan tentunya masih tergabung dalam satuan tugas anti teror yang juga ada satuan tugas Densus 88, juga dari grup intelijen nasional kantor tersebut atau BNPT,” katanya.

Polda Bali dan tim Mabes Polri sudah melakukan re-planning dan execution kepada terduga teroris pada pukul 02.35.

Penangkapan itu dilakukan karena jaringan tersebut mulai melakukan hal tak semestinya kepada pejabat-pejabat negara.

“Hal itu tidak bisa tolerir, tindakan yang dilakukan itu tentunya disebut dengan pre-emtif strike, kita melakukan kegiatan preventif, preemtif untuk mencegah kelompok-kelompok ini untuk melakukan tindakan,” bebernya.

Pengambangan dilakukan bersama dengan tim cyber, dari kasus cyber terorism, karena ini berhubungan dengan jaringan teror sehingga penylidikan dilakukan side by side.

Baik yang dilakukan oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Bali maupun Detasemen Khusus 88 Antiteror Polda Bali.

“Jadi, sekali lagi tugas saya sebagai Kapolda Bali membuat anda-anda semua ini tidur tenang, turis datang di Bali dengan baik dan kita jamin keamanannya,” pungkasnya.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/