RadarBali.com – Kelainan genetik terkait fertilitas kembali terjadi. Kali ini, bayi laki-laki asal Banjar Munti Gunung, Tianyar Barat, Kubu, Karangasem terlahir dengan kondisi sangat memprihatinkan.
Bayi yang baru berusia sehari ini lahir di RSUD Karangasem tanpa memiliki anus. Hingga tadi malam bayi tersebut masih mendapat perawatan medis di ruangan PICU Cempaka 1 RS Sanglah.
Ibu kandung bayi, Ni Nengah Sri, 27 ditemui Minggu (13/11) kemarin mengaku tidak menyangka jika bayi laki-lakinya terlahir dengan tidak normal atau tanpa memiliki anus.
Pasalnya kata dia, saat masa kehamilan kondisi bayi terdeteksi sehat. Bahkan lahirnya pas hitungan sembilan bulan.
Tidak ada penyakit apapun. Hasil Ultra Sonografi (USG) bayinya kondisi baik, sehat, normal, dan tak ada gejala sakit apapun.
Bayi laki-lakinya terlahir di RSUD Karangasem Minggu (12/11) pukul 10.00 pagi. Beratnya 31,5 kg dan panjang 49 cm.
“Jujur saya tidak pernah menyangka hal ini terjadi pada bayi saya. Katanya ada faktor keturunan. Tapi, di keluarga kami tidak yang kondisi seperti itu,” ungkap Sri dengan nada sedih sambil berharap anak dapat disembuhkan.
Dituturkan Sri, bayi laki-lakinya yang belum memiliki nama sempat mendapat perawatan medis di RSUD Karangasem.
Namun khawatir akan dengan kondisi bayinya yang sewaktu-waktu kondisi dapat memburuk, kemudian dokter di RSUD Karangasem merujuk ke RS Sanglah Denpasar.
Langkah selanjutnya, bayi sedang di observasi untuk dilakukan tindakan operasi. Hanya saja operasi pembuatan lubang anus sifatnya sementara (kolostomi) di bagian bawah perut sebelah kiri untuk membuang kotoran yang ada di dalam tubuh bayi.
“Mudah-mudahan operasi dapat berjalan lancar. Operasi akan dilakukan tiga hari ke depan. Menunggu kondisi bayinya baik dam normal,” harap Sri pada bayi yang masih menjalani perawatan intensif.
Sri mengatakan, soal biaya perawatan, pengobatan dan operasi bayinya sangat mahal mencapai puluhan juta rupiah karena masuk dalam pasien umum.
Dokter RS Sanglah sudah menyarankan untuk menggunakan layanan BPJS kesehatan. Jika belum ada, segera didaftar dan dibuatkan. Agar biaya pengobatan selama di rumah sakit menjadi ringan.
“Mudahan operasi lancar dan bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainnya,” harap Sri berulang kali sembari berdoa