26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:45 AM WIB

Efikasi Vaksin Sinovac Rendah Dibanding Vaksin Lain, Ini Kata Kadiskes

DENPASAR – Jika tidak ada aral melintang, Kamis (14/1) hari ini, Gubernur Bali Wayan Koster dan Forkompimda bakal menjalani vaksinasi Covid-19 produk Sinovac dari Tiongkok.

Yang menarik, efikasi vaksin Sinovac di Indonesia ternyata cukup rendah dibanding vaksin lain yang beredar di pasar.

Berdasar catatan, efikasi vaksin Covid-19 produk Moderna dan Pfizer BioNTech asal Amerika Serikat memiliki tingkat efikasi sebanyak 95 persen,

AstraZeneca Oxford University, asal Inggris memiliki tingkat efikasi sebesar 62 persen dan 90 persen, Gamaleya (Sputnik V) asal Rusia dengan tingkat efikasi sebesar 92 persen,

Sinopharm asal Tiongkok dengan tingkat efikasi 86 persen. Dan terakhir Sinovac (produksi Sinovac China dan PT Bio Farma Persero: Versi BPOM dengan tingkat efikasi sebesar 65,3 persen, sedangkan di Brazil 50,4 Persen. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, ada beberapa hal yang memicu tingkat efikasi vaksin Covid-19 berbeda antara satu dengan yang lain.

Menurut dr. Suarjaya, efikasi vaksin Covid-19, sangat tergantung pada jumlah yang diuji coba. Karena di Indonesia yang diuji coba sebanyak 1.620, hasil akhir sangat berpengaruh.

Dokter Suarjaya menambahkah, jika populasi positif Covid-19 terambil banyak, maka tingkat efikasi akan tinggi juga.

Kebetulan ujicoba di Indonesia pada daerah yang kasus positifnya rendah, sehingga efikasinya tidak setinggi di Brazil. Artinya tingkat efikasi ini sangat berpengaruh pada sampel. 

“Yang penting sudah sesuai dengan anjuran WHO, yaitu di atas 50 persen tingkat efikasi vaksin sudah dianggap bagus,” paparnya.

Untuk tahap awal, Indonesia memang sementara menggunakan vaksin Covid-19 produk Sinovac. Namun, untuk selanjutnya akan menggunakan beberapa jenis vaksin.

Seperti Novavax dan Pfizer. “Penggunaan merk Pfizer dapat digunakan untuk orang dengan umur 60 tahun keatas,” tambahnya. 

Dan, setiap vaksin yang baru datang harus mempunyai izin EUA dari BPOM. Jadi begitu vaksin yang baru datang, maka harus diuji terlebih dahulu pada BPOM Pusat, baru nanti akan diedarkan seperti Sinovac. 

DENPASAR – Jika tidak ada aral melintang, Kamis (14/1) hari ini, Gubernur Bali Wayan Koster dan Forkompimda bakal menjalani vaksinasi Covid-19 produk Sinovac dari Tiongkok.

Yang menarik, efikasi vaksin Sinovac di Indonesia ternyata cukup rendah dibanding vaksin lain yang beredar di pasar.

Berdasar catatan, efikasi vaksin Covid-19 produk Moderna dan Pfizer BioNTech asal Amerika Serikat memiliki tingkat efikasi sebanyak 95 persen,

AstraZeneca Oxford University, asal Inggris memiliki tingkat efikasi sebesar 62 persen dan 90 persen, Gamaleya (Sputnik V) asal Rusia dengan tingkat efikasi sebesar 92 persen,

Sinopharm asal Tiongkok dengan tingkat efikasi 86 persen. Dan terakhir Sinovac (produksi Sinovac China dan PT Bio Farma Persero: Versi BPOM dengan tingkat efikasi sebesar 65,3 persen, sedangkan di Brazil 50,4 Persen. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya mengatakan, ada beberapa hal yang memicu tingkat efikasi vaksin Covid-19 berbeda antara satu dengan yang lain.

Menurut dr. Suarjaya, efikasi vaksin Covid-19, sangat tergantung pada jumlah yang diuji coba. Karena di Indonesia yang diuji coba sebanyak 1.620, hasil akhir sangat berpengaruh.

Dokter Suarjaya menambahkah, jika populasi positif Covid-19 terambil banyak, maka tingkat efikasi akan tinggi juga.

Kebetulan ujicoba di Indonesia pada daerah yang kasus positifnya rendah, sehingga efikasinya tidak setinggi di Brazil. Artinya tingkat efikasi ini sangat berpengaruh pada sampel. 

“Yang penting sudah sesuai dengan anjuran WHO, yaitu di atas 50 persen tingkat efikasi vaksin sudah dianggap bagus,” paparnya.

Untuk tahap awal, Indonesia memang sementara menggunakan vaksin Covid-19 produk Sinovac. Namun, untuk selanjutnya akan menggunakan beberapa jenis vaksin.

Seperti Novavax dan Pfizer. “Penggunaan merk Pfizer dapat digunakan untuk orang dengan umur 60 tahun keatas,” tambahnya. 

Dan, setiap vaksin yang baru datang harus mempunyai izin EUA dari BPOM. Jadi begitu vaksin yang baru datang, maka harus diuji terlebih dahulu pada BPOM Pusat, baru nanti akan diedarkan seperti Sinovac. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/