NUSA DUA – Isak tangis keluarga, kerabat dan karyawan Matahari Departmen Stroe mengantar kepergian Hari Darmawan, 77.
Jenazah pendiri Matahari Departmen Store itu dikremasi di Krematorium Kertha Semadi, Mumbul, Nusa Dua, kemarin siang (14/3).
Proses acara kremasi dimulai sejak pukul 11.00. Sebagian besar pelayat mengenakan baju serba putih.
Sebelum dikremasi, keluarga besar Hari yang berada di Makassar, Jakarta, Singapura hingga Amerika dipanggil untuk berfoto di dekat peti mati sebagai tanda kenangan terakhir.
Doa pemberangkatan bapak ritel Indonesia itu dipimpin pendeta dari Gereja Reformed Injili Indonesia, Denpasar.
Setelah melalui berbagai prosesi peribadatan seperti misa, doa pemberangkatan dilanjutkan menaburkan bunga mawar merah dan putih ke peti mati.
Tabur bunga dilakukan anggota keluarga dengan cara jalan mengelilingi peti mati searah jarum jam.
Keempat anak almarhum, Susi Darmawan, Herman Darmawan, Susan Darmawan, dan Norman Darmawan, mendapat kesempatan mengelilingi peti mati sang ayah.
Selanjutnya, jasad Hari dimasukkan dalam kotak mesin pembakar mayat pukul 12.30. Keluarga besar Hari, keempat anaknya dan sejumlah cucunya bersama-sama mendorong peti ke dalam kotak mesin.
Pembakaran jasad dimulai setelah anak kedua almarhum, Herman Darmawan menekan tombol pembakaran. Tangis haru pun langsung pecah dari ratusan orang yang hadir.
Tepat 2 jam 15 menit, jenazah Hari sudah menjadi abu. Selanjutnya abu dikeluarkan dan dimasukkan dalam guci warna putih yang terbuat dari marmer.
Abu jenazah Hari tidak langsung dilarung ke laut. Rencananya abu baru dilarung pada Juni mendatang di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar Selatan.
Dikremasinya Hari di Bali juga merupakan permintaan mendiang sebelum meninggal. “Sementara abu jenazah akan dititipkan
di krematorium menunggu waktu yang tepat,” terang juru bicara keluarga almarhum, Martinus Parera ditemui disela-sela proses kremasi.
Tidak langsung dilarungnya abu pemilik Taman Wisata Matahari itu karena kemarin juga berbenturan dengan hari melasti di Bali. Hampir seluruh pantai di Bali dipadati orang sembahyang.