MANGUPURA – Meski Pemkab Badung telah menyiapkan hotel bintang empat di Kuta untuk rumah singgah atau karantina
Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Badung, ada sebagian PMI dari Kecamatan Kuta Utara memilih untuk melakukan karantina mandiri.
Mereka melakukan karantina dengan ongkos sendiri di sejumlah hotel dan penginapan yang berbeda-beda. Alasannya tentu saja kenyamanan.
Berdasar data di Kecamatan Kuta Utara, total ada 232 orang PMI yang melakukan karantina mandiri. Rincianya, 141 orang PMI dan 91 orang dalam negeri.
Dari jumlah tersebut, warga Desa Dalung paling banyak melakukan isolasi mandiri, yakni dengan 106 orang.
Kemudian disusul warga Kelurahan Kerobokan Kaja 75 orang, terus masing-masing 16 orang dari Desa Canggu dan Desa Tibubeneng, 10 orang dari Kelurahan Kerobokan dan 9 orang dari Kelurahan Kerobokan Kelod.
Saat ini sudah ada 28 orang melakukan karantina lebih dari 14 hari. Camat Kuta Utara Putu Eka Permana menjelaskan, 232 orang warga Kuta Utara ini melakukan karantina dengan biaya sendiri.
Sebagian besar, memang adalah PMI yang baru pulang dari kapal pesiar. “Saat ini total ada 232 orang di Kuta Utara melakukan karantina mandiri. Sebagian besar PMI.
Mereka ada yang tinggal di hotel, penginapan dan di rumah sendiri. Artinya, biar masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya tidak resah,
mereka dengan kesadaran sendiri melakukan karantina secara mandiri. Dan itu kami awasi terus,” ujar Camat Putu Eka Permana kemarin.
Lebih lanjut, khusus yang tinggal di hotel, ada dua hotel di wilayah Dalung yang menjadi tempat karantina mandiri.
Nah, hotel ini semua diawasi protokol kesehatannya oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Badung.
“Di Dalung ada dua hotel (sebagai tempat karantina mandiri). Tadi, kami sudah cek. Satu hotel sudah siap dengan protokol kesehatan Covid-19, sedangkan hotel yang lagi satu sudah kita sarankan agar mengikuti,” katanya.
Ia juga menyebut banyak warga Kuta Utara yang memilih isolasi di penginapan. “Selain di hotel, ada juga yang melakukan karantina mandiri di penginapan
dan di rumahnya. Itu semua kita pantau agar benar-benar mereka melaksanakan karantina secara benar dan disiplin,” tegasnya.
Dia mengakui cukup banyak warganya yang memiliki riwayat ke luar negeri dan ke luar daerah. “Lumayan banyak warga kami yang dari luar negeri.
Besok informasi yang kami terima PMI akan ada yang datang lagi. Nah, itu kami sarankan ke karantina milik pemerintah kabupaten dulu,” terangnya.
Berdasar data dari Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Perinaker) Badung, sudah ada sekitar 572 PMI yang tiba di Badung.
“Datanya bisa saja terus bertambah, sebab data sebanyak 572 PMI yang kami koordinasikan dengan pihak provinsi, adalah yang tiba sejak tanggal 22 Maret 2020 hingga 11 April 2020.
Kami terus berkoordinasi dengan pihak provinsi untuk mengupdate data terbaru,” tegas Kepala Dinas Perinaker Badung Ida Bagus Oka Dirga.