33 C
Jakarta
15 September 2024, 13:52 PM WIB

Odalan di Pura Semeru Lumajang, Masyarakat Bali Diminta Waspadai Ini

DENPASAR – Hasil Paruman PHDI Lumajang dan Muspika Kecamatan Senduro telah memutuskan pelaksanaan puncak upacara Piodalan

di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada Purnama Kasa mendatang tetap digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Bila melihat jadwal, maka Puncak Karya di Pura Mandara Giri Semeru akan dilaksanakan pada 24 Juni 2021 dan Nyineb dilaksanakan 5 Juli 202.

Untuk itu, masyarakat Bali yang hendak tangkil diminta untuk mempersiapkan diri. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace meminta agar pemedek wajib mengantongi hasil negatif rapid test antigen yang berlaku 2 x 24 jam.

“Bagi pemedek dari Bali yang ingin nangkil ke Semeru, diminta membawa hasil swab antigen negatif, bisa dari puskesmas masing-masing,” jelas Cok Ace kepada awak media kemarin.

Selain itu, PHDI Lumajang juga akan mengatur jalannya persembahyangan agar sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

“Pemedek yang baru datang akan diarahkan ke Lapangan Senduro (kecamatan, red) untuk menjalani pemeriksaan kesehatan serta administrasi yang diperlukan,” imbuhnya.

Dipastikan PHDI Lumajang akan terus mengatur dan memantau jalannya persembahyangan agar para pemedek bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan selama nangkil di Pura.

Begitu juga kelengkapan prokes seperti tempat cuci tangan dipastikan tersedia mencukupi. Selain itu, tokoh Puri Ubud ini juga mengimbau

masyarakat Bali yang akan bersembahyang untuk terus mengimplementasikan protokol kesehatan 3M dengan disiplin.

“Saya minta pemedek dari Bali selama di sana untuk terus memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak serta tidak membuat kerumunan sebagaimana diatur oleh panitia,” imbau Cok Ace. 

Menurutnya, hal ini penting untuk dilaksanakan, mengingat Lumajang, Jawa Timur, khususnya wilayah Senduro selama ini sebagai wilayah dengan penyebaran Covid-19 yang cukup rendah.

Ia tidak ingin pelaksanaan piodalan tanpa protokol kesehatan yang ketat bisa membahayakan kesehatan warga setempat.

“Jadi, mari kita jaga bersama kesehatan kita beserta warga setempat, agar pelaksanaan piodalan ini berjalan lancar serta penyebaran Covid-19 tetap terkendali,” tandasnya seraya

mengatakan masyarakat Bali bisa Ngayat (melaksanakan sembahyang dari rumah masing-masing,  red) terkait piodalan.

Sebagaimana diketahui kondisi belakangan ini di Bali sudah mulai membaik, ditunjukkan dengan trend kasus positif semakin menurun dan pasien yang sembuh semakin meningkat.

“Kita tidak ingin situasi yang semakin membaik di Bali ini menjadi kembali meningkat kasus positifnya gara-gara kita abai dengan prokes Covid-19

dalam melaksanakan persembahyangan ke Semeru. Terlebih, mengingat Jawa pada umumnya masih cukup tinggi kasus positifnya,” tandas Cok Ace. 

DENPASAR – Hasil Paruman PHDI Lumajang dan Muspika Kecamatan Senduro telah memutuskan pelaksanaan puncak upacara Piodalan

di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada Purnama Kasa mendatang tetap digelar dengan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Bila melihat jadwal, maka Puncak Karya di Pura Mandara Giri Semeru akan dilaksanakan pada 24 Juni 2021 dan Nyineb dilaksanakan 5 Juli 202.

Untuk itu, masyarakat Bali yang hendak tangkil diminta untuk mempersiapkan diri. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace meminta agar pemedek wajib mengantongi hasil negatif rapid test antigen yang berlaku 2 x 24 jam.

“Bagi pemedek dari Bali yang ingin nangkil ke Semeru, diminta membawa hasil swab antigen negatif, bisa dari puskesmas masing-masing,” jelas Cok Ace kepada awak media kemarin.

Selain itu, PHDI Lumajang juga akan mengatur jalannya persembahyangan agar sesuai dengan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

“Pemedek yang baru datang akan diarahkan ke Lapangan Senduro (kecamatan, red) untuk menjalani pemeriksaan kesehatan serta administrasi yang diperlukan,” imbuhnya.

Dipastikan PHDI Lumajang akan terus mengatur dan memantau jalannya persembahyangan agar para pemedek bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan selama nangkil di Pura.

Begitu juga kelengkapan prokes seperti tempat cuci tangan dipastikan tersedia mencukupi. Selain itu, tokoh Puri Ubud ini juga mengimbau

masyarakat Bali yang akan bersembahyang untuk terus mengimplementasikan protokol kesehatan 3M dengan disiplin.

“Saya minta pemedek dari Bali selama di sana untuk terus memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak serta tidak membuat kerumunan sebagaimana diatur oleh panitia,” imbau Cok Ace. 

Menurutnya, hal ini penting untuk dilaksanakan, mengingat Lumajang, Jawa Timur, khususnya wilayah Senduro selama ini sebagai wilayah dengan penyebaran Covid-19 yang cukup rendah.

Ia tidak ingin pelaksanaan piodalan tanpa protokol kesehatan yang ketat bisa membahayakan kesehatan warga setempat.

“Jadi, mari kita jaga bersama kesehatan kita beserta warga setempat, agar pelaksanaan piodalan ini berjalan lancar serta penyebaran Covid-19 tetap terkendali,” tandasnya seraya

mengatakan masyarakat Bali bisa Ngayat (melaksanakan sembahyang dari rumah masing-masing,  red) terkait piodalan.

Sebagaimana diketahui kondisi belakangan ini di Bali sudah mulai membaik, ditunjukkan dengan trend kasus positif semakin menurun dan pasien yang sembuh semakin meningkat.

“Kita tidak ingin situasi yang semakin membaik di Bali ini menjadi kembali meningkat kasus positifnya gara-gara kita abai dengan prokes Covid-19

dalam melaksanakan persembahyangan ke Semeru. Terlebih, mengingat Jawa pada umumnya masih cukup tinggi kasus positifnya,” tandas Cok Ace. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/