29.3 C
Jakarta
22 November 2024, 9:25 AM WIB

Buka Lowongan Berbau SARA, Bendesa Janji Cek Kuota Karyawan Lokal

MANGUPURA – Lowongan kerja The Rich Prada Hotel Bali mendapat banyak sorotan. Iklan berbau sara dengan mencantumkan lowongan non Hindu itu menuai protes dari berbagai kalangan.

Tak terkecuali, Bendesa Ada Pecatu I Made Sumerta yang ikut angkat bicara. Selain menyesalkan iklan lowongan kerja tersebut juga akan mengecek kuota karyawan yang ada di hotel tersebut.

Made Sumerta mengatakan, walau pihak hotel sudah minta maaf saat didatangai oleh Baga Pawongan Desa Adat Pecatu tetapi hal itu dipandang belum cukup untuk oleh masyarakat luas.

Pihaknya akan mengandeng pihak-pihak terkait untuk berkoodinasi menindaklanjuti permasalah iklan lowongan kerja yang bermuatan Sara itu.

Selain itu, pihaknya juga akan mengecek persentase karyawan hotel tersebut. Karena berdasar aturan desa adat warga lokal wajib terserap 40 persen dengan kententuan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

“60 persen karyawan dari kalangan  umum dan 40 persen karyawan dari warga desa. Kalau nanti kurang apa penyebabnya, apakah tidak memenuhi klasifikasi.

Kedua posisinya. Apakah semua tukang sapu? Jadi tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas,” terang Sumerta  saat ditemuai di gedung DPRD Badung.

Sumerta yang juga duduk di Komisi III DPRD Badung dari Fraksi PDIP mengatakan,  iklan tersebut jangan sampai jadi preseden buruk, karena banyak hotel-hotel di Bali khususnya di Pecatu yang membutuhkan tenaga kerja.

Para Investor juga diminta tak membuat iklan lowongan kerja yang berbau Sara. “Kami imbau jangan lagi buat iklan lowongan yang dapat menyingung apalagi perbuatan yang mendiskreditkan kelompok atau agama tertentu,” tuturnya.

Kepala HRD The Rich Prada Bali Gede Utaya meminta maaf atas postingan lowongan pekerjaan berbau diskriminasi dan SARA yang beredar di media sosial beberapa hari terakhir.

Permintaan maaf ditujukan kepada seluruh umat Hindu, tidak hanya yang berada di Bali. Menyusul, pihak hotel membuka lowongan pekerjaan housekeeping supervisor untuk tenaga non Hindu.

“Dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf kepada semua umat Hindu dimana saja berada karena kekhilafan kami. Saya juga orang Hindu, merasa prihatin juga,” tuturnya.

Yang menarik, Utaya sendiri tidak tahu mengenai isi dari postingan lowongan pekerjaan itu. Namun, dirinya mengakui jika memang admin dari hotel yang memposting ke Human Resources Associate.

Sedangkan admin tersebut tidak pernah berkoordinasi dengan dirinya. Utaya menambahkan, tenaga housekeeping yang ada di hotel saat ini seluruhnya beragama Hindu.

Namun, tenaga itu kosong pada saat hari raya Hindu seperti Nyepi lantaran mereka meminta libur bersamaan.

Mengenai ancaman pencabutan ijin lantaran kasus lowongan pekerjaan itu, pihaknya menyerahkan kepada pemerintah.

 

MANGUPURA – Lowongan kerja The Rich Prada Hotel Bali mendapat banyak sorotan. Iklan berbau sara dengan mencantumkan lowongan non Hindu itu menuai protes dari berbagai kalangan.

Tak terkecuali, Bendesa Ada Pecatu I Made Sumerta yang ikut angkat bicara. Selain menyesalkan iklan lowongan kerja tersebut juga akan mengecek kuota karyawan yang ada di hotel tersebut.

Made Sumerta mengatakan, walau pihak hotel sudah minta maaf saat didatangai oleh Baga Pawongan Desa Adat Pecatu tetapi hal itu dipandang belum cukup untuk oleh masyarakat luas.

Pihaknya akan mengandeng pihak-pihak terkait untuk berkoodinasi menindaklanjuti permasalah iklan lowongan kerja yang bermuatan Sara itu.

Selain itu, pihaknya juga akan mengecek persentase karyawan hotel tersebut. Karena berdasar aturan desa adat warga lokal wajib terserap 40 persen dengan kententuan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

“60 persen karyawan dari kalangan  umum dan 40 persen karyawan dari warga desa. Kalau nanti kurang apa penyebabnya, apakah tidak memenuhi klasifikasi.

Kedua posisinya. Apakah semua tukang sapu? Jadi tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas,” terang Sumerta  saat ditemuai di gedung DPRD Badung.

Sumerta yang juga duduk di Komisi III DPRD Badung dari Fraksi PDIP mengatakan,  iklan tersebut jangan sampai jadi preseden buruk, karena banyak hotel-hotel di Bali khususnya di Pecatu yang membutuhkan tenaga kerja.

Para Investor juga diminta tak membuat iklan lowongan kerja yang berbau Sara. “Kami imbau jangan lagi buat iklan lowongan yang dapat menyingung apalagi perbuatan yang mendiskreditkan kelompok atau agama tertentu,” tuturnya.

Kepala HRD The Rich Prada Bali Gede Utaya meminta maaf atas postingan lowongan pekerjaan berbau diskriminasi dan SARA yang beredar di media sosial beberapa hari terakhir.

Permintaan maaf ditujukan kepada seluruh umat Hindu, tidak hanya yang berada di Bali. Menyusul, pihak hotel membuka lowongan pekerjaan housekeeping supervisor untuk tenaga non Hindu.

“Dengan segala kerendahan hati, kami memohon maaf kepada semua umat Hindu dimana saja berada karena kekhilafan kami. Saya juga orang Hindu, merasa prihatin juga,” tuturnya.

Yang menarik, Utaya sendiri tidak tahu mengenai isi dari postingan lowongan pekerjaan itu. Namun, dirinya mengakui jika memang admin dari hotel yang memposting ke Human Resources Associate.

Sedangkan admin tersebut tidak pernah berkoordinasi dengan dirinya. Utaya menambahkan, tenaga housekeeping yang ada di hotel saat ini seluruhnya beragama Hindu.

Namun, tenaga itu kosong pada saat hari raya Hindu seperti Nyepi lantaran mereka meminta libur bersamaan.

Mengenai ancaman pencabutan ijin lantaran kasus lowongan pekerjaan itu, pihaknya menyerahkan kepada pemerintah.

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/