MANGUPURA – Pemkab Badung menargetkan memiliki 1000 bank sampah di tahun 2019 ini. Namun kini target sudah melebihi.
Kini Badung sudah memiliki Bank Sampah PKK Mangu Srikandi dengan total 1.132 bank sampah. Jumlah ini melampaui 1.000 bank sampah yang ditargetkan tahun ini.
Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta mengatakan, masalah sampah harus ditanggulangi secara bersama-sama. Pihaknya menginginkan dapat mengatasi sampah di tempatnya sendiri.
Untuk itu setiap Desa/Kelurahan di Badung diwajibkan memiliki Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
“TPST inilah sebagai upaya kita mengatasi sampah di tempatnya dan kita harapkan Badung mampu mewujudkan Mandiri Pengelolaan Sampah di tahun 2021,” kata Bupati Giri Prasta.
Kata dia, saat ini yang harus mendapat perhatian dan antisipasi yaitu adanya sampah residu seperti pampers, ban serta bed tempat tidur maupun besi kuno .
Karena itu, Badung akan segera mengadakan mesin untuk menangani sampah residu. Mengenai TPA, Bupati Giri akan putuskan paling tidak Badung memiliki dua atau tiga TPA.
Dan, diyakini TPA ini tidak berbau. Untuk bioorganik akan diarahkan ke Petang sehingga menjadi pupuk organik untuk para petani Badung.
“Masalah sampah adalah masalah kita bersama, kita harus sadar dan kami yakini tidak ada istilah ini tidak bisa. Ada istilah menyebutkan, kamu bisa jika kamu pikirkan kamu bisa, “jelas Giri Prasta.
Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan Badung I Putu Eka Merthawan menjelaskan, peresmian bank sampah di Abiansemal ini merupakan kick off keenam.
Pada peresmian terakhir ini, Badung telah mewujudkan 1.132 bank sampah. Program yang direncanakan 1.000 bank sampah ternyata melampaui target.
“1.132 bank sampah ini kita persembahkan untuk HUT Mangupura ke-10 pada 16 November 2019,” tambahnya.
Dari 1.132 bank sampah, Kec. Petang 92 bank sampah, Mengwi 341 bank sampah, Kuta Utara 177 bank sampah, Kuta 99 bank sampah, Kuta Selatan 198 bank sampah dan Abiansemal 225 bank sampah.
“Dari kegiatan ini Badung telah mampu mengurangi sampah sebesar 19,25 persen per hari. Pengurangan tersebut 40 ton di antaranya dikurangi
melalui bank sampah dan 27 ton berasal dari kegiatan Batik, Biopori, TPST3R maupun kegiatan pengurangan berskala kecil,” jelasnya.