26.2 C
Jakarta
22 November 2024, 5:29 AM WIB

SDN 6 Ubung Terancam Ambruk ke Sungai, Ini Langkah Masyarakat…

DENPASAR – Pantauan Jawa Pos Radar Bali, posisi tiga ruangan kelas SD Negeri 6 Ubung memang cukup memprihatinkan.

Bagaimana tidak, gedung kelas yang berada di pinggir sungai Anak Tukad Badung, atau dikenal dengan Bendungan Merta Gangga berisiko tinggi untuk ambruk di musim penghujan seperti sekarang ini.

Pihak sekolah sebenarnya tak tinggal diam. Pihak sekolah sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi agar kejadian yang tak diinginkan tidak terjadi.

Seperti dengan mengosongkan tiga ruangan kelas tersebut. Sampai sekarang pihak sekolah sudah melakukan antisipasi dengan mengosongkan tiga ruangan kelas tersebut.

“Namun, tadi kita sama-sama lihat ternyata masih ada satu kelas yang masih beroperasi,” ungkap Wayan Mirta, mantan Perbekel Ubung Kaja, Jumat (18/1).

Selaku mantan perbekel, ia mengaku sudah melakukan sejumlah langkah strategis saat ia masih menjabat kala itu.

Antara lain, sudah melaporkan ke pihak provinsi Bali melalui Balai Wilayah Sungai pada tahun 2017 silam.

“Sudah ada DED senilai Rp 4,2 miliar untuk sekolah ini pada tahun 2018. Ternyata sampai sekarang belum terealisasi. Ini semestinya harus jadi prioritas,” harapnya.

Ia mengaku sering mendapatkan laporan warga terkait keberadaan gedung sekolah tersebut. Pihak sekolah juga dikatakan cukup pro aktif untuk berkoordinasi. 

“Sejak 2016 lalu sebenarnya sudah dilaporkan. Ya setidaknya, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan di musim hujan lebat seperti ini, mesti di buatkan senderan dulu lah,” pungkasnya. 

DENPASAR – Pantauan Jawa Pos Radar Bali, posisi tiga ruangan kelas SD Negeri 6 Ubung memang cukup memprihatinkan.

Bagaimana tidak, gedung kelas yang berada di pinggir sungai Anak Tukad Badung, atau dikenal dengan Bendungan Merta Gangga berisiko tinggi untuk ambruk di musim penghujan seperti sekarang ini.

Pihak sekolah sebenarnya tak tinggal diam. Pihak sekolah sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi agar kejadian yang tak diinginkan tidak terjadi.

Seperti dengan mengosongkan tiga ruangan kelas tersebut. Sampai sekarang pihak sekolah sudah melakukan antisipasi dengan mengosongkan tiga ruangan kelas tersebut.

“Namun, tadi kita sama-sama lihat ternyata masih ada satu kelas yang masih beroperasi,” ungkap Wayan Mirta, mantan Perbekel Ubung Kaja, Jumat (18/1).

Selaku mantan perbekel, ia mengaku sudah melakukan sejumlah langkah strategis saat ia masih menjabat kala itu.

Antara lain, sudah melaporkan ke pihak provinsi Bali melalui Balai Wilayah Sungai pada tahun 2017 silam.

“Sudah ada DED senilai Rp 4,2 miliar untuk sekolah ini pada tahun 2018. Ternyata sampai sekarang belum terealisasi. Ini semestinya harus jadi prioritas,” harapnya.

Ia mengaku sering mendapatkan laporan warga terkait keberadaan gedung sekolah tersebut. Pihak sekolah juga dikatakan cukup pro aktif untuk berkoordinasi. 

“Sejak 2016 lalu sebenarnya sudah dilaporkan. Ya setidaknya, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan di musim hujan lebat seperti ini, mesti di buatkan senderan dulu lah,” pungkasnya. 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/